1. Angle Kamera
Sudut Pengambilan Gambar (Camera Angle) Dalam pembuatan film terdapat beberapa sudut pandang kamera yang digunakan dalam shoting, beberapa sudut pandang kamera, kontinuitas, komposisi dan editing. Sudut pandang kamera (Angle Camera) menurut Andi Fachrudin dalam bukunya Dasar-Dasar Produksi Televisi (2011: 151) “meletakan lensa kamera pada sudut pandang penggambilan gambar yang tepat mempunyai motivasi tertentu dan membangun kesan psikologis tersendiri” seperti:
a. High Angle
High Angel merupakan pengambilan gambar dengan meletakan tinggi kamera di atas objek atau garis mata orang. memberi kesan psikologis yang ingin disampaikan objek tampak seperti tertekan.
b. Eye Level
Eye Level merupakan pengambilan gambar dengan meletakan tinggi kamera sejajar dengan garis mata objek yang dituju, agar memberi kesan psikologis sejajar, setara, dan sederajat.
c. Low Angle
Low Angle merupakan pengambilan gambar dengan meletakan tinggi kamera di bawah objek mata orang, memberi kesan psikologis yang ingin disajikan agar objek tampak berwibawa.
2. Shot Size
Shot Size pada dunia pertelevisian dan perfilman terdapat beberapa ukuran shot yang dikenal sebagai komposisi dasar dari sebuah pembingkaian gambar. Beberapa shot sizes tersebut, adalah:
a. Extreme Long Shot (ELS)
Extreme Long Shot (ELS) merupakan pengambilan gambar dengan sangat jauh, panjang, luas dan berdimensi lebar guna dapat memperlihatkan seluruh lokasi adegan dan isi cerita yang menampilkan keindahan suatu tempat.
b. Very Long Shot (VLS)
Very Long Shot (VLS) merupakan pengambilan gambar dengan panjang, jauh dan luas tetapi lebih kecil daripada ELS. Pada sisi lain VLS juga untuk menggambarkan adegan kolosal atau objek yang banyak.
c. Long Shot (LS)
Long Shot (LS) merupakan pengambilan gambar dengan total, dari ujung kepala hingga ujung kaki, gambaran manusia seutuhnya. Memperkenalkan tokoh utama atau seorang pembawa acara lengkap dengan setting latarnya yang menggambarkan di mana objek tersebut berada.
d. Medium Long Shot (MLS)
Medium Long Shot (MLS) merupakan pengambilan gambar dengan dengan menarik garis imajiner dari posisi LS lalu zoom-in hingga gambar menjadi lebih padat, maka kita akan memasuki wilayah Medium Long Shot (MLS).
e. Medium Shot (MS)
Medium shot (MS) merupakan pengambilan gambar dengan memperlihatkan subjek orang dari tangan hingga ke atas kepala sehingga penonton dapat melihat jelas ekspresi dan emosi yang meliputinya.
f. Medium Close Up (MCU)
Medium Close Up (MCU) dapat dikategorikan sebagai komposisi “potret setengah badan” dengan background yang masih dapat dinikmati, MCU justru memperdalam gambar dengan dengan lebih menunjukkan profil dari objek yang direkam. Latar belakang objek sebagai pendukung suasana bagi objek/ pemeran utama yang menunjukkan profil, bahasa tubuh, dan emosi objek agar dapat terlihat lebih jelas.
g. Close Up (CU)
Close Up (CU) merupakan pengambilan gambar dengan memperlihatkan objek (seseorang) yang direkam gambarnya secara penuh dari leher hingga ke ujung batas kepala, yang lebih fokus kepada wajah sehingga raut dan mimik wajah tampak lebih jelas.
h. Big Close Up (BCU)
Big Close UP (BCU) merupakan pengambilan gambar dengan memperlihatkan di sekitar kepala hingga dagu, yang menampilkan kedalaman pandangan mata seperti ekspresi kebencian pada wajah, emosi, dan keharuan, khususnya dalam penyutradaraan non drama.
i. Extreme Close Up (ECU/ XCU)
Extreme Close UP (ECU/ XCU) merupakan pengambilan gambar dengan memperlihatkan pengambilan gambar agar terlihat lebih detail seperti hidung pemain, bibir, atau ujung tumit dari sepatu.