Senin, 25 Oktober 2021

PERKEMBANGAN SENI RUPA INDONESIA

A. Sifat – Sifat Umum Seni Rupa Indonesia

1. Bersifat tradisional/statis
Dengan adanya kebudayaan agraris mengarah pada bentuk kesenian yang berpegang pada suatu kaidah yang turun temurun

2. Bersifat Progresif
Dengan adanya kebudayaan maritim. Kesenian Indonesia sering dipengaruhi kebudayaan luar yang kemudian di padukan dan dikembangkan sehingga menjadi milik bangsa Indonesia sendiri

3. Bersifat Kebinekaan
Indonesia terdiri dari beberapa daerah dengan keadaan lingkungan dan alam yang berbeda, sehingga melahirkan bentuk ungkapan seni yang beraneka ragam

4. Bersifat Seni Kerajinan
Dengan kekayaan alam Indonesia yang menghasilkan bermacam – macam bahan untuk membuat kerajinan

5. Bersifat Non Realis
Dengan latar belakang agama asli yang primitif berpengaruh pada ungkapan seni yang selalu bersifat perlambangan / simbolisme

B. Seni Rupa Prasejarah Indonesia
Jaman prasejarah (Prehistory) adalah jaman sebelum ditemukan sumber – sumber atau dokumen – dokumen tertulis mengenai kehidupan manusia. Latar belakang kebudayaannya berasal dari kebudayaan Indonesia yang disebarkan oleh bangsa Melayu Tua dan Melayu Muda. Agama asli pada waktu itu animisme dan dinamisme yang melahirkan bentuk kesenian sebagai media upacara (bersifat simbolisme)
Jaman prasejarah Indonesia terbagi atas: Jaman Batu dan Jaman Logam

1. Seni Rupa Jaman Batu
Jaman batu terbagi lagi menjadi: jaman batu tua (Palaeolithikum), jaman batu menengah (Mesolithikum), Jaman batu muda (Neolithikum), kemudian berkembang kesenian dari batu di jaman logam disebut jaman megalithikum (Batu Besar)
Peninggalan – peninggalannya yaitu:


a. Seni Bangunan
Manusia phaleolithikum belum meiliki tempat tinggal tetap, mereka hidup mengembara (nomaden) dan berburu atau mengumpulkan makanan (food gathering) tanda – tanda adanya karya seni rupa dimulai dari jaman Mesolithikum. Mereka sudah memiliki tempat tinggal di goa – goa. Seperti goa yang ditemukan di di Sulawesi Selatan dan Irian Jaya. Juga berupa rumah – rumah panggung di tepi pantai, dengan bukti – bukti seperti yang ditemukan di pantai Sumatera Timur berupa bukit – bukit kerang (Klokkenmodinger) sebagai sisa – sisa sampah dapur para nelayan
Kemudian jaman Neolithikum, manusia sudah bisa bercocok tanah dan berternak (food producting) serta bertempat tinggal tinggal di rumah – rumah kayu / bambu
Pada jaman megalithikum banyak menghasilkan bangunan – bangunan dari batu yang berukuran besar untuk keperluan upacara agama, seperti punden, dolmen, sarkofaq, meja batu dll


b. Seni Patung
Seni patung berkembang pada jaman Neolithikum, berupa patung – patung nenek moyang dan patung penolak bala, bergaya non realistis, terbuat dari kayu atau batu. Kemudian jaman megalithikum banyak itemukan patung – patung berukuran besar bergaya statis monumental dan dinamis piktural


c. Seni Lukis
Dari jaman Mesolithikum ditemukan lukisan – lukisan yang dibuat pada dinding gua seperti lukisan goa di Sulawesi Selatan dan Pantai Selatan Irian Jaya. Tujuan lukisan untuk keperluan magis dan ritual, seperti adegang perburuan binatang lambang nenek moyang dan cap jari. Kemudian pada jaman neolithikum dan megalithikum, lukisan diterapkan pada bangunan – bangunan dan benda – benda kerajinan sebagai hiasan ornamentik (motif geometris atau motif perlambang)


2. Seni Rupa Jaman Logam
Jaman logam di Indonesia dikenal sebagai jaman perunggu, Karena banyak ditemukan benda – benda kerajinan dari bahan perunggu seperti ganderang, kapak, bejana, patung dan perhiasan, karya seni tersebut dibuat dengan teknik mengecor (mencetak) yang dikenal dengan 2 teknik mencetak:
1) Bivalve, ialah teknik mengecor yang bisaa di ualng berulang
2)Acire Perdue, ialah teknim mengecor yang hany satu kali pakai (tidak bisa diulang)


C. Seni Rupa Indonesia Hindu
Kebudayaan Hindu berasal dari India yang menyebar di Indonesia sekitar abad pertama Masehi melalui kegiatan perdagangan, agama dan politik. Pusat perkembangannya di Jawa, Bali dan Sumatra yang kemudian bercampur (akulturasi) dengan kebudayaan asli Indonesia (kebudayaan istana dan feodal). Prose akulturasi kebudayan India dan Indonesia berlangsung secara bertahap dalam kurun waktu yang lama, yaitu dengan proses:
a. Proses peniruan (imitasi)
b. Proses Penyesuaian (adaptasi)
c. Proses Penguasaan (kreasi)


1. Ciri – Ciri Seni rupa Indonesia Hindu
a. Bersifat Peodal, yaitu kesenian berpusat di istana sebagai medi pengabdian Raja (kultus Raja)
b. Bersifat Sakral, yaitu kesenian sebagai media upacara agama
c. Bersifat Konvensional, yaitu kesenian yang bertolak pada suatu pedoman pada sumber hukum agama (Silfasastra)
d. Hasil akulturasi kebudayaan India dengan indonesia


2. Karya Seni Rupa Indonesia Hindu
a. Seni Bangunan:
1) Bangunan Candi
Candi berasala dari kata “Candika” yang berarti nama salah satu Dewa kematian (Dugra). Karenanya candi selalu dihubungkan dengan mnumen untuk memuliakan Raja yang meninggal contohnya candi Kidal untuk memuliakan Raja Anusapati, selain itu candi pula berfungsi sebagai:

Candi Stupa: didirikan sebagai lambang Budha, contoh candi Borobudur
Candi Pintu Gerbang: didirikan sebagai gapura atau pintu masuk, contohnya candi Bajang Ratu
Candi Balai Kambang / Tirta: didirikan didekat / ditengah kolam, contoh candi Belahan
Candi Pertapaan: didirikan di lereng – lereng tempat Raja bertapa, contohnya candi Jalatunda
Candi Vihara: didirikan untuk tempat para pendeta bersemedi contohnya candi Sari
Struktur bangunan candi terdiri dari 3 bagian

Kaki candi adalah bagian dasar sekaligus membentuk denahnya (berbentuk segi empat, ujur sangkar atau segi 20)
Tubuh candi. Terdapat kamar – kamar tempat arca atau patung
Atap candi: berbentuk limas an, bermahkota stupa, lingga, ratna atau amalaka
Bangunan candi ada yang berdiri sendiri ada pula yang kelompok. Ada dua system dalam pengelempokan candi, yaitu:

Sistem Konsentris (hasil pengaruh dari India) yaitu induk candi berada di tengah – tengah anak – anak candi, contohnya kelompok candi lorojongrang dan prambanan
System membelakangi (hasil kreasi asli Indonesia )yaitu induk candi berada di belakang anak – anak candi, contohnya candi penataran


2) Bangunan pura
Pura adalah bangunan tempat Dewa atau arwah leluhur yang banyak didirikan di Bali. Pura merupakan komplek bangunan yang disusun terdiri dari tiga halaman pengaruh dari candi penataran yaitu:
- Halaman depan terdapat balai pertemuan
- Halaman tengah terdapat balai saji
- Halaman belakang terdapat; meru, padmasana, dan rumah Dewa


Seluruh bangunan dikelilingi dinding keliling dengan pintu gerbangnya ada yang berpintu / bertutup (kori agung) ada yang terbuka ( candi bentar)
- Pura agung, didirikan di komplek istana
- Pura gunung, didirikan di lereng gunung tempat bersemedhi
- Pura subak, didirikan di daerah pesawahan
- Pura laut, didirikan di tepi pantai


3) Bangunan Puri
Puri adalah bangunan yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan pusat keagamaan. Bangunan – bangunan yang terdapat di komplek puri antara lain: Tempat kepala keluarga (Semanggen), tempat upacara meratakan gigi (Balain Munde) dsb


b. Seni patung Hindu Budha
Patung dalam agama Hindu merupakan hasil perwujudan dari Raja dengan Dewa penitisnya. Orang Hindu percaya adanya Trimurti: Dewa Brahma Wisnu dan Siwa. Untuk membedakan mereka setiap patung diberi atribut keDewaan (laksana/ciri), misalnya patung Brahma laksananya berkepala empat, bertangan empat dan kendaraanhya (wahana) hangsa). Sedangkan pada patung wisnu laksananya adalah para mahkotanya terdapat bulan sabit, dan tengkorak, kendaraannya lembu, (nadi) dsb
Dalam agama Budha bisaa dipatungkan adalah sang Budha, Dhyani Budha, Dhyani Bodhidattwa dan Dewi Tara. Setiap patung Budha memiliki tanda – tanda kesucian, yaitu:
- Rambut ikal dan berjenggot (ashnisha)
- Diantara keningnya terdapat titik (urna)
- Telinganya panjang (lamba-karnapasa)
- Terdapat juga kerutan di leher
- Memakai jubah sanghati


c. Seni hias Hindu Budha
Bentuk bangunan candi sebenarnya hasil tiruan dari gunung Mahameru yang dianggap suci sebagai tempatnya para Dewa
Oleh sebab itu Candi selalu diberi hiasan sesuai dengan suasana alam pegunungan, yaitu dengan motif flora dan fauna serta mahluk azaib. Bentuk hiasan candi dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1) Hiasan Arsitektural ialah hiasan bersifat 3 dimensional yang membentuk struktur bangunan candi, contohnya:
- Hiasan mahkota pada atap candi
- Hisana menara sudut pada setiap candi
- Hiasan motif kala (Banaspati) pada bagian atas pintu
- Hiasan makara, simbar filaster,dll


2) Hiasan bidang ialah hiasan bersifat dua dimensional yang terdapat pada dinding / bidang candi, contohnya
- Hiasan dengan cerita, candi Hindu ialah Mahabarata dan Ramayana: sedangkan pada candi Budha adalah Jataka, Lalitapistara
- Hiasan flora dan fauna
- Hiasan pola geometris
- Hiasan makhluk khayangan


3. Kronologis Sejarah Seni rupa Hindu Budha
a. Seni rupa Jawa Hindu periode Jawa Tengah, terbagi atas:


1) Jaman Wangsa Sanjaya
Candi – candi hanya didirikan di daerah pegunungan. Seni patungnya merupakan perwujudan antara manusia dengan binatang (lembu atau garuda)


2) Jaman Wangsa Syailendra
Peninggalan candinya : kelompok Candi Prambanan, Kelompok Candi Sewu, Candi Borobudurm, Candi Kalasan, Candi Sari, Candi Mendut Dan Kelompok Candi Plaosan
Seni patungnya bersifat Budhis, contohnya patung Budha dan Budhisatwa di Candi Borobudur


b. Seni rupa Jawa Hindu periode Jawa Timur, terbagi atas:
1) Jaman Peralihan
Pada seni bangunannya sudah meperlihatkan tanda – tanda gaya seni jawa timur seperti tampak pada Candi Belahan yaitu pada perubahan kaki candi yang bertingkat dan atapnya yang makin tinggi. Kemudian pada seni patungnya dudah tidak lagi memperlihatkan tradisi India, tetapi sudah diterapkan proposisi Indonesia seperti pada patung Airlangga


2) Jaman Singasari
Pada seni bangunannya sudah benar – benar meperlihatkan gaya seni Jawa Timur baik pada struktur candi maupun pada hiasannya, contohnya: candi singosari, candi kidal, dan candi jago. Seni patungnya bergaya Klasisistis yang bertolak dari gaya seni Jawa Tengah, hanya seni patung singosari lebih lebih halus pahatannya dan lebih kaya dengan hiasan contohnya patung Prajnaparamita, Bhairawa dan Ganesha.


3) Jaman Majapahit
Candi – candi Majapahit sebagian besar sudah tidak utuh lagi karena terbuat dari batu bata, perbedaan dengan candi di Jawa Tengah yang terbuat dari batu kali / andhesit peninggalan candinya: kelompok candi Penataran, Candi Bajangratu, candi Surowono, candi Triwulan dll
Kemudian pada seni patungnya sudah tidak lagi memperlihatkan gaya klasik Jawa Tengah, melainkan gayaIndonesia seperti tampak pada raut muka, pakaian batik dan perhiasan khasIndonesia. Selain patung dari batu juga dikelan patung realistic dari Terakotta (tanah liat) hasil pengaruh darin Campa dan China, contohnya patung wajah Gajah Mada magis monumental yang lebih menonjolkan tradisi


c. Seni Rupa Bali Hindu
Di Bali jarang ditemukan candi sebab masyarakatnya tidak mengenal Kultus Raja. Seni bangunan utama di Bali adalah Pura dan Puri. Pura sebagai bangunan suci tetapi di dalamnya tidak terdapat patung perwujudan Dewa karena masyarakat Bali tidak mengenal an-Iconis yaitu tidak mengebal patung sebagai objek pemujaan, adapun patung hanya sebagai hiasan saja


4. Perbedaan Gaya Seni Jawa Tengah Dengan Jawa Timur
a. Perbedaan struktur bangunan candi

Candi Jateng terbuat dari batu adhesit, sedangkan di Jatim terbuat dari batu bata
Candi Jateng bentuknya tambun, sedangkan di Jatim bentuknya ramping
Kaki candi Jateng tidak berundak sedangkan di Jatim berundak
Atap candi Jateng pendek, sedangkan di Jatim lebih tinggi
Kumpulan candi di Jateng dengan system konsentris, sedangkan di Jatim dengan system membelakangi


b. Perbedaan pada seni patungnya

Patung – patung di Jateng hanya sebagai perwujudan Dewa/Raja sedangkan di Jatim ada pula perwujudan manusia bisa
Seni patung Jateng bergaya simbolis realistis, sedangkan di Jatim jaman Singasari bergaya klasisitis dan jaman Majapahit bergaya magis monumentalPrambandala (lingkaran kesaktian) pada patung Jateng terdapat pada bagian belakang kepala, sedangkan di Jatim terdapat di bagian
belakang seluruh tubuh menyerupai lidah api
Pakaian Raja / Dewa pada seni patung Jateng masih dipengaruhi tradisi India, sedangkan di Jatim khas Indonesia seperti pakaian batik, selendang dan ikat kepala
c. Perbedaan hiasan candi

Hiasan adegan cerita pada candi Jateng bergala realis, sedangkan di Jatim bergaya Wayang (distorsi)
Adegan cerita pada candi Jateng hanya tentang Mahabarata dan Ramayana, sedangkan di Jatim ada pula adegan cerita asli Indonesia, misalnya cerita Panji
Motif hias pada candi di Jateng bersifat Hindu dan Budha sedangkan di Jatim ada pula hias asliIndonesia sperti motif penawakan dan gunungan serta perlambangan.
d. Seni Rupa Indonesia Islam
Agama Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke 7 M oleh para pedagang dari India, Persia dan Cina. Mereka menyebarkan ajaran Islam sekligus memperkenalkan kebudayaannya masing – masing, maka timbul akulturasi kebudayaan. Seni rupa Islam juga dikembangkan oleh para empu di istana – istana sebagai media pengabdian kepada para penguasa (Raja/Sultan) kemudian dalam kaitannya dengan penyebaran agama Islam, para walipun berperan dalam mengembangkan seni di masyarakat pedesaan, misalnya da’wah Islam disampaikan dengan media seni wayang


1. Ciri – Ciri Seni Rupa Indonesia Islam
a. Bersifat feodal, yaitu kesenian yang bersifat di istana sebagai media pengabdian kepada Raja / sultan
b. Bersumber dari kesenian pra Islam (seni prasejarah dan seni Hindu Budha)
c. Berperan


2. Karya Seni Rupa Indonesia Islam
a. Seni Bangunan
1. Mesjid
Pengaruh hindu tampak pada bagian atas mesjid yang berbentuk limas bersusun ganjil (seperti atap Balai Pertemuan Hindu Bali), contohnya atap mesjid Agung Demak dan Mesjid Agung Banten
2. Istana
Istana / keraton berfungsi sebagai tempat tinggal Raja, pusat pemerintahan. Pusat kegiatan agama dan budaya. Komplek istana bisaanya didirikan di pusat kota yang dikelilingi oleh dinding keliling dan parit pertahanan.
3. Makam
Arsitektur makam orang muslimin di Indonesia merupakan hasil pengaruh dari tradisi non muslim. Pengaruh seni prasejarah tampak pada bentuk makam seperti punden berundak. Sedangkan pengaruh hindu tampak pada nisannya yang diberi hiasan motif gunungan atau motif kala makara. Adapun pengaruh dari Gujarat India yaitu pada makam yang beratap sungkup


b. Seni Kaligrafi
Seni kaligrafi atau seni khat adalah seni tulisan indah. Dalam kesenian Islam menggunakan bahasa arab. Sebagai bentuk simbolis dari rangkaian ayat – ayat suci Al – Qur’an. Berdasarkan fungsinya seni kaligrafi dibedakan menjadi, yaitu:
1) Kaligrafi terapan berfungsi sebagai dekorasi / hiasan
2) Kaligrafi piktural berfungsi sebagai pembentuk gambar
3) Kaligrafi ekspresi berfungsi sebagai media ungkapan perasaan seperti kaligrafi karya AD. Pireus dan Ahmad Sadeli


c. Seni Hias
Seni hias islam selalu menghindari penggambaran makhluk hidup secara realis, maka untuk penyamarannya dibuatkan stilasinya (digayakan) atau diformasi (disederhanakan) dengan bentuk tumbuh – tumbuhan


E. Seni Rupa Indonesi Modern
Istilah “modern” dalam seni rupa Indonesia yaitu betuk dan perwujudan seni yang terjadi akibat dari pengaruh kaidah seni Barat / Eropa. Dalam perkembangannya sejalan dengan perjuangan bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan


1. Masa Perintis
Dimulai dari prestasi Raden Saleh Syarif Bustaman (1807 – 1880), seorang seniman Indonesiayang belajar kesenian di eropa dan sekembalinya di Indonesia ia menyebarkan hasil pendidikannya. Kemudian Raden Saleh dikukuhkan sebagai bapak perintis seni lukisan modern


2. Masa seni lukis Indonesia jelita / moek (1920 – 1938)
Ditandai dengan hadirnya sekelompok pelukis barat yaitu Rudolf Bonnet, Walter Spies, Arie Smite, R. Locatelli dan lain – lain. Ada beberapa pelukis Indonesia yang mengikuti kaidah / teknik ini antara lain: Abdulah Sr, Pirngadi, Basuki Abdullah, Wakidi dan Wahid Somantri


3. Masa PERSAGI (1938 – 1942)
PERSAGI (Peraturan Ahli Gambar Indonesia) didirikan tahun 1938 di Jakarta yang diketuai oleh Agus Jaya Suminta dan sekreTarisnya S. Sujoyono, seangkan anggotanya Ramli, Abdul Salam, Otto Jaya S, Tutur, Emira Sunarsa (pelukis wanita pertama Indonesia) PERSAGI bertujuan agar para seniman Indonesia dapat menciptakan karya seni yang kreatif dan berkepribadan Indonesia


4. Masa Pendudukan Jepang (1942 – 1945)
Pada jaman Jepang para seniman Indonesia disediakan wadah pada balai kebudayaan Keimin Bunka Shidoso. Para seniman yang aktif ialah: Agus Jaya, Otto Jaya, Zaini, Kusnadi dll. Kemudian pada tahun 1945 berdiri lembaga kesenian dibawah naungan POETRA (Pusat tenaga Rakyat) oleh empat sekawan: Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara dan KH. Mansur


5. Masa Sesudah Kemerdekaan (1945 – 1950)
Pada masa ini seniman banyak teroragisir dalam kelompok – kelompok diantaranya:
Sanggar seni rupa masyarakat di Yogyakarta oleh Affandi, Seniman Indonesia Muda (SIM) di Madiun, oleh S. Sujiono, Pusat Tenaga Pelukis Indonesia (PTPI) Djajengasmoro, Himpunan Budaya Surakarta (HBS) dll


6. Masa Pendidikan Seni Rupa Melalui Pendidikan Formal
Pada tahun 1950 di Yogyakarta berdiri ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia) yang sekarang namanya menjadi STSRI (Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia) yang dipelopori oleh RJ. Katamsi, kemudian di Bandung berdiri Perguruan Tinggi Guru Gambar (sekarang menjadi Jurusan Seni Rupa ITB) yang dipelopori oleh Prof. Syafe Sumarja. Selanjutnya LPKJ (Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta) disusul dengan jurusan – jurusan di setiap IKIP Negeri bahkan sekarag pada tingat SLTA


7. Masa Seni Rupa Baru Indonesia
Pada tahun 1974 muncul para seniman Muda baik yang berpendidikan formal maupun otodidak, seperti Jim Supangkat, S. Priaka, Harsono, Dede Eri Supria, Munni Ardhi, Nyoman Nuarta, dll

SEJARAH SENI RUPA NUSANTARA

Seni menurut Popo Iskandar adalah karya cipta manusia yang bersifat kreatif dan memiliki nilai seni yangdapat dikomunikasikan kepada orang lain. Seni memiliki beberapa cabang, antara lain seni musik, senirupa, seni tari, dan seni teater. Pada materi berikut ini yang kita pelajari adalah cabang seni rupa. Seni rupa di wilayah Nusantara sudah ada sejak zaman prasejarah. Hal ini dibuktikan dengan diketemukannya hasil karya seni rupa, baik berupa lukisan di dinding-dinding gua maupun benda-benda yang digunakanuntuk meramu. Hasil seni rupa pada zaman tersebut diperkiraan sebagai sarana untuk melakukan ritual tertentu. Kehidupan manusia gua. Seni rupa adalah cabang seni yang menggunakan media rupa dalam penyampaiannya. Unsur media rupaini dapat berupa titik, garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, gelap-terang. Seni rupa menurut kegunaannya dibedakan menjadi tiga yaitu seni rupa murni, seni rupa terapan dan desain. Seni rupa murni adalah suatu karya seni yang menggunakan media visual yang digunakan sebagai pemuas ekspresi pribadi atau karya yang dibuat hanya digunakan untuk kepuasan dirinya sendiri. Seni rupa murni terdiri dari seni lukis, seni grafis, seni patung, seni instalasi. Sedangkan seni rupa terapan adalah karya seni rupa yang menitik beratkan pada aspek kegunaan atau fungsi. Seni rupa terapan terdiri dari berbagai macam hasil karya seni kriya, baik kriya kayu, kriya kulit, kriya logam, kriya keramik, kriya tekstil, batik. Seni rupadesain terdiri dari desain produk, desain grafis, desain arsitektur, desain interior-eksterior. Seni rupa Nusantara adalah suatu karya seni rupa yang terdapat di wilayah Nusantara. Seni rupa Nusantara menurut periode perkembangan dibagi menjadi Zaman Batu, Zaman Klasik, dan Zaman Indonesia Baru.
.
ZAMAN BATU

a. Zaman Batu Tua ( paleolithikum)
Zaman paleolithikum ini ditandai dengan diketemukannya benda-benda dari batu kasar, berupa kapakgenggam (chopper) yang ditemukan di Pacitan (Jawa Timur), Parigi (Sulawesi), Gombong (JawaTengah), Sukabumi (Jawa Barat). Di Ngandong (Jawa Tengah) ditemukan alat-alat dari batu beranekawarna yang berfungsi untuk mengorek-orek ubi yang disebut flakes dan peralatan dari tulang (
boneculture). Selain itu juga ditemukan lukisan kuno di gua Leang-leang (Sulawesi Selatan) objek lukisan digua ini berupa telapak tangan dan tubuh manusia. Di Papua objek lukisannya berupa binatang terdapatcipratan darah yang dicampur dengan lemak.



Lukisan dinding gua LascauxSerpihan batu peninggalan palaelithikumBone culture


b. Zaman Batu Tengah (mezolithikum)
Pada zaman ini kehidupan nenek moyang kita sudah mulai maju dan berkembang. Hal ini dibuktikandengan diketemukannya ujung panah, flakes, batu penggiling, pipisan, kapak batu dan alat-alat daritanduk rusa. Nenek moyang kita pada zaman ini diperkirakan sudah mulai menetap. hal ini dibuktikandengan diketemukan tumpukan kulit kerang setinggi tujuh meter di pantai timur Sumatra dan juga sudahdiketemukan pecahan tembikar dari tanahliat.


Kapak batuPeninggalan mezolithikum

c. Zaman Batu Muda (neolithikum)
Pada zaman ini nenek moyang kita sudah tinggal menetap. Dalam mencari mata pencaharian merekasudah mulai bercocok tanam. Pada periode ini telah ditemukan kapak lonjong dan persegi. Kapak persegi(ditemukan di Lahat, Bogor, Sukabumi, Karawang, Pacitan, Tasikmalaya dan lereng Gunung Ijen) diperkirakan untuk bercocok tanam, memahat dan untuk memotong kayu. Sedangkan kapak lonjong (ditemukan di Papua, Minahasa, Serawak dan Kepulauan Tanimbar) bentuknya bulat memanjang dengan bagian ujung lancip dan tajam.Pada zaman ini juga sudah diketemukan tembikar dari tanah liat yang sudah diberi motif hiasan yang bersifat magis, perhiasan cincin, kalung, gelang dari batu dan pakaian dari kulit kayu. Kapak lonjongGerabah peninggalan masa neolithikum


d. Zaman Batu Besar (megalithikum)
Zaman Batu Besar ditandai dengan adanya peninggalan monumen-monumen batu sebagai upacara keagamaan yang dianut masyarakat pada saat itu. Peninggalan tersebut berupa dolmen ( sejenis meja dari batu berukuran besar berfungsi untuk meletakkan sesaji di atasnya dan juga sebagai tanda bahwa di bawahnya ada kuburannya), (bangunan yang menyerupai tugu sebagai tanda bersemayamnya roh.

ESTETIKA

        Istilah estetika sangat dekat dan erat hubungannya dengan kata seni, pada saat yang sama para ahli banyak yang mengkategorikan kedua hal tersebut kedalam definisi yang sama, akan tetapi tidak sedikit yang menyatakan bahwa estetika adalah sebuah bentuk dari keindahan yang berbeda dengan istilah seni.

        Estetika sering dihubungakan dengan sesuatu yang berbau seni karena mengandung keindahan yang dapat diapandang. Sejak kemunculannya estetika selalu digunakan untuk mengutarakan bahasa filsafat terhadap karya seni. Namun pada kenyataanyasei tidak hanya dipandang sebagai sesuatu yang indah sehingga harus ada bidang yang digunakan untuk menjawab hakekat seni sebenarnya yaitu filsafat seni. 

    Kata estetika sendiri berakar dari bahasa latin “aestheticus” atau bahasa Yunani “aestheticos” yang merupakan kata yang bersumber dari istilah “aishte” yang memiliki makna merasa. Estetika dapat didefinisikan sebagai susunan bagian dari sesuatu yang mengandung pola, dimana pola tersebut mempersatukan bagian-bagian yang membentuknya dan mengandung keselarasan dari unsur-unsurnya, sehingga menimbulkan keindahan. Dari hal tersebut dapat diartikan bahwa esetetika menyangkut hal perasaan seseorang, dan perasaan ini dikhususkan akan perasaan yang indah. Nilai indah yang dimaksudakan tidak hanya semata-mata mendefinisikan bentuknya tetapi bisa juga menyangkut keindahan dari isi atau makna yang terkandung didalamnya.

        Bisa diibaratkan dengan membandingkan dua orang wanita, wanita yang cantik adalah kecantikan yang hanya terpancar dari fisik wanita tersebut dan enak dipandang oleh mata. Akan tetapi wanita yang indah bisa digambarkan dengan seorang wanita yang memilki pesona jangka panjang, selain mempunyai paras yang cantik wanita tersebut memiliki value atau nilai tambah dengan pesona yang dimilikinya, jadi wanita yang cantik tidak semuanya termasuk wanita yang memilki keindahan atau nilai estetika. Karena wanita yang indah (menurut kattsoff, 1986:381) adalah bukan hanya wanita yang enak dipandang tetapi lebih dari itu wanita yang indah memiliki banyak hal yang dapat dinikmati dengan perasaan meyenangkan hati.

        Dari banyaknya pemahaman yang berbeda-beda dari semua kalangan tentang apa terjemahan dari hal yang dinamakan estetika, muncullah para ahli dengan kesimpulanya sendiri dalam menanggapi apa itu pengertian dari estetika, dan berikut ini adalah pengertian dari estetika menurut para ahli dengan dilengkapi penjelasannya.

1. Pengertian estetika menurut Herbert Read
        Herbert Read mendefinisikan bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan hubungan bentuk yang terdapat diantara pencerapan pencerapan indrawi kita. Pada umumnya orang beranggapan bahwa yang indah adalah seni atau bahwa seni akan selalu indah, dan bahwa yang tidak indah bukanlah seni. Pandangan semacam ini akan menyulitkan masyarakat dalam mengapresiasi seni, sebab seni tidak harus selalu indah, menurut pendapat Herbert Read.
Penjelasan:
        Dalam teorinya Herbert Read menjelaskan bahwa peryataan tentang seni yang disamakan dengan estetika atau keindahan adalah sesuatu yang salah kaprah. Seni yang merupakan hasil budaya dari manusia yang disebut juga unsur-unsur kebudayaan tidak serta merta hanya berbentuk yang indah-indah saja, seni juga dapat berupa suatu objek buatan manusia yang unik, menyeramkan, antik, dan tidak melulu hal yang memilki nilai keindahan akan tetapi memiliki kesan dihati oran lain sebagai penikmat seni.

2. Pengertian estetika menurut Bruce Allsopp
        Bruce Allshop pada tahun 1997 mendefinisikan bahwa estetika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari proses proses penikmatan dan aturan aturan dalam menciptakan rasa kenyamanan.
Penjelasan:
        Dari definisi yang dikemukakan oleh Bruce Allsopp (1977) dalam mengartikan tentang kata estetika adalah sebuah ilmu pengetahuan, Alshopp juga menjelaskan bahwa estetika merupakan suatu kegiatan edukasi atau pembelajaran mengenai proses dan aturan tentang penciptaan sebuah karya yang nantinya akan menimbulkan perasaan nyaman bagi yang melihat dan merasakanya.

3. Pengertian estetika menurut J. W. Moris
        J.W. Moris mendefinisikan bahwa yang dinamakan estetika adalah dikenakan pada objek yang memilki nilai indah atau tidak indah (sering dipertukarkan dengan seni/art/ estetika = aesthetics seni = art).
Penjelasan:
J.W. Moris menyangkal pendapat ahli sebelumnya yang meyatakan bahwa estetika merupakan suatu hal yang berbeda dengan seni dimana estetika adalah seni yang hanya mencakup keindahnan saja. Moris menyebutkan bahwa kemudian estetika sama halnya dengan seni baik itu memilki nilai indah atau tidak. Dalam pembahasanya Moris juga menyatakan bahwa estetika merupakan sebuah objek seni atau art.

4. Pengertian estetika menurut Plato
        Dalam teorinya Plato menyatakan bawa watak yang indah adalah hukum yang indah.
Penjelasan:
Plato yang merupakan ilmuan terkenal dunia menyatakan bahwa suatu keindahan adalah cerminan dari watak seseorang, yang kemudian diibaratkan bahwa ketika seseorang memilki watak yang indah maka akan secara langsung keseluruhan dari diri seorang tersebut mencerminkan semua hukum keindahan. Teori tersebut seakan mejelaskan bahwa sesuatu yang awalnya indah akan selalu menjadi indah untuk selamanya.

5. Pengertian estetika menurut Dra. Artini Kusmiati
        Dra. Astini kusmiati mendefinisikan bahwa estetika adalah kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang tetapi rasa keindahan tersebut baru akan dirasakan apabila terjalin perpaduan yang harmonis dari elemen elemen keindahan yang terkandung pada suatu objek.
Penjelasan:
        Berdasarkan pengertian yang disampaikan oleh Dra. Artini Kusmiati dapat disimpulkan bahwa yang dinamakan estetika merupakan segala hal yang memiliki sangkut paut dengan keindahan yang ada pada penglihatan seseorang, dan bagaimana seseorang dapat meihat sebuah objek, sehingga objek tersebut mempunyai nilai tersendiri dalam hati yang menikmatinya.

6. Pengertian estetika menurut Katstsoff
        Kattsoff mendefinisikan baahwa esetetika adalah menyangkut hal perasaan seseorang, dan perasaan ini dikhususkan akan perasaan yang indah. Nilai indah yang dimaksudakan tidak hanya semata-mata mendefinisikan bentuknya tetapi bisa juga menyangkut keindahan dari isi atau makna yang terkandung didalamnya.
Penjelasanya:
Dari definisi yang telah dijabarkan oleh Kattsoff tentang estetika maka bisa diibaratkan dengan membandingkan dua orang wanita, wanita yang cantik adalah kecantikan yang hanya terpancar dari fisik wanita tersebut dan enak dipandang oleh mata. Akan tetapi wanita yang indah bisa digambarkan dengan seorang wanita yang memilki pesona jangka panjang, selain mempunyai paras yang cantik wanita tersebut memiliki value atau nilai tambah dengan pesona yang dimilikinya, jadi wanita yang cantik tidak semuanya termasuk wanita yang memilki keindahan atau nilai estetika. Karena wanita yang indah (menurut kattsoff, 1986:381).

7. Pengertian estetika menurut Immanuel Kantt
        Menurut Immanuel Kantt definisi dari estetika adalah estetika tidak berkaitan dengan bendanya, melainkan kesenangan yang dirasakan ketika melihat benda itu. Disitu tidak terdapat karakteristik yang objektif yang disebut keindahan sebagai karya yang berhasil, dan tidak ada konsep mental yang membuat keindahan dapat diketahui, tetapi hanya semata mata persaan senang melihat sesuatu, misalnya karya seni, dan perasaan ini dapat dikomunikasikan secara universal, tidak secara pribadi. 
Penjelasan:
Dari definisi yang telah dikemukakan oleh Immanuel Kantt dapat dijabarkan bahwa estetika dapat digambarkan misalnya ketika menilai suatu objek sebagai hal yang indah, tetapi tersusun dengan aturan aturan yang tidak terlukiskanatau tidak membawa imajinasi dan pengertian menuju suatu hal yang memiliki hubungan yang harmonis. Disini tidak terdapat konsep pasti yang membuat keterpautan ini bisa diketahui.

8. Pengetian estetika menurut Benedotte Crose
        Benedotte Crose mendefinisikan bahwa estetika adalah masalah persepsi, persepsi estetika adalah suatu jenis pengetahuan, tidak hanya semata mata suatu fenomena yang memuaskan kondisi pengetahuan secara formal.
Penjelasan:
Cross menjelaskan bahwa estetika sendiri menurutnya adalah persepsi yang dimiliki oleh seseorang, dimana ada dua jenis pengetahuan, yang pertama adalah pengetahuan logis, dan yang kedua adalah pengetahuan intuitif. Pengentahuan logis ini merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan hal yang dapat diulanggi (Scientific object), sedangkan pengetahuan intuitif berkaitan dengan hal yang unik dan individual (aesthetic object).
Gagasan kreatifitas menyangkut hal hal yang mempunyai keunikan atau ciri khas tersendiri. Sebagai akibatnya pengetahuan yang bersifat estetis tidak bisa konseptual, melainkan bersifat segera dan langsung. Juga pengertian estetis tidak bisa merupakan pilihan atau bagian. Suatu bagian dari lukisan, sajak, atau komposisi musik hanya mempunyai makna apabila berhubungan dengan keseluruhan . jadi estetika sendiri menurut Cross adalah hal yang dapat dipersepsikan secara intuitif.

9. Pengertian estetika menurut John Dewey
        John Dewey mendefinisikan bahwa yang dinamakan dengan istilah estetika adalah suatu hal yang berkaitan dengan pengalaman, tetapi tidak semua pengalaman bersifat estetis. Beberapa pengalaman cenderung menjemukan, tidak lengkap, dan tanpa tujuan, sedangkan pengalaman estetis bercirikan suatu minat yang intens, yang berasal dari kepuasan dan kelengkapan.
Penjelasan:
Dalam pengertian yang telah dikemukakan oleh Dewey yang menganggap estetika adalah suatu pengalaman intens seseorang yang memiliki nilai lengkap, Dewey juga membedakan bahwa ada dua sumber pengetahuan yang berkaitan dengan estetika yaitu pengalaman dan refleksi. Fenomena tentang estetika ini dikaitkan dengan partisipasi aktif dari orang yang mempresepsi atau yang mencipta, bersama sama dengan kualitas dari objek yang dipersepsi.

10. Pengertian estetika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
        Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau sering disebut KBBI, definisi estetika terdiri dari dua poin
· Cabang filsafat yang menelaah dan membahas tentang seni dan keindahan serta tanggapan manusia terhadapnya.
· Kepekaan terhadap seni dan keindahan
Penjelasan:
Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan pengertian dari estetika melalui dua poin yang meyatakan bawa estetika merupakan salah ilmu dari cabang filsafat yang membahas tentang seni dan keindahan serta bagaimana tanggapan manusia terhadap seni dan keindahan, dan yang kedua adalah estetika sebagai salah satu sarana kepekaan terhadap seni dan keindahan.

11. Pengertian estetika menurut Jacob Sumardjo
        Estetika merupaka bentuk yang memiliki perbedaan dengan filsafat, perbedaanya terletak pada pengertian natara estetika dengan filsafat seni yaitu pada objek yang dinilainya.
Penjelasan:
Pendapata diatas menjelasakan jika estetika merupakan pengetahuan yang membehas tentang keindahan segala macam hal mulai dari seni sampai dengan keindahan alam. Filsafat seni hanya mempersoalkan atau membahas mengenai karya yang dianggap sebagai seni saja.

12. Pengertian estetika menurut Kuypers
        Kyuper menjelaskan bahwa estetika merupakan segala sesuatu atau hal-hal yang berlandaskan pada sesuatu yang berkaitan dengan pengamatan.
Penjelasan:
Melalui pengertian yang telah dikemukakan oleh K. Kupers estetika merupakan segala hal yang meyangkut keindahan yang ada pada penglihatan seseorang. Pandanga itu sendiri dapat dianggap sebagai sesuatu yang bersifat relatif dan tidak bisa dipastikan sama. Tetapi didalamnya, terdapat dua nilai pendting yang perlu diketahui, yaitu:
· Nilai Instrinsik, yaitu nilai yang terkandung dari dalam suatu keindahan. Nilai instrinsik ini biasanya dapat dirasakan dan dimengerti dari dalam hati oleh penikmat atau penerimanya. Sedangkan nilai ekstrinsik dapat dilihat secara langsung dan kasat mata. Misalnya pada pementasan tari, tampak gerakan lembut yang ditujukan oleh sang penari, hal itulah yang dinamakan nilai ekstrinsik.
· Nilai Ekstrinsik, yaitu merupakan unsur atau nilai yang terlihat dari luar. Nilai ekstrinsik bisa diibaratkan dengan penghayatan gerak dalam pertunjukan tari.

13. Pengertian estetika menurut effendy, 1993
        Estetika dapat didefinisikan sebagai susunan bagian dari sesuatu yang mengandung pola. Dimana pola tersebut mempersatukan bagian-bagian yang mengandung keselarasandari unsur-unsurnya, sehingga menimbulkan keindahan.
Penjelasan:
Effendy menjelaskan bahwa estetika merupakan sebuah prose penggabungan dari pola, bagian yang nantinya kan timbul menjadi sebuah karya yang bisa dinikmati keindahanya oleh masyarakat luas sebagai pecinta keindahan dan seni.

14. Pengertian estetika menurut Munro
        Pengertian estetika menurut Munro adalah cara merespon terhadap stimuli, terutama lewat persepsi indra, tetapi juga dikaitkan dengan proses kejiwaan seperti asosiasi, pemahaman imajinasi, dan emosi.
Penjelasan:
Murno menjelaskan dalam pemahamanya mengenai definisi estetika, bahwa yang menurutnya dinamakan estetika adalah suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan, yang merupakan ilmu yang juga mempelajari semua aspek dari apa yan kita sebut keindahan.

15. Pengertian estetika menurut Baumgarten
        Baumgarden menyatakan bahwa yang dimakan estetikaadalah ilmu pengenalan sensitif dan teori seni.
Penjelasan:
Dalam menemukakanpendapatnya Baumgarden membuata sesuatu filosofis yang singkat yang menyatakan bahwa estetika merupakan ilmu pengenalan sensitif yang merupakan ilmu yang melibatkan emosional dari pendapat atau perspektif manusia secara individual, yang juga merupakan salah satu bentuk sebuah teori seni.

16. pengertian estetika menurut Benedetto Croce
        Bendeto croce menjelaskan bahwa estetika adalah ilmu sebagai aktivitas ekspresif baik yang representatif maupun yang imajinatif.
Penjelasan:
Dijelaskan bahwa estetika merupakan sebuah ilmu yang imajinatif dapat dikatakan estetika juga merupakan sebuah seni yang tidak memiliki batas, atas melampaui batas lintas imajinasi manusia.

17. pengertian estetika menurut Djelantik
        Djelantik mendefinisukan bahwa yang dinamakan estetika adalah suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan, mempelajari semua aspek dari apa yang kita sebut keindahan .
Penjelasan:
Dalam penjelasanya estetika adalah filsafat seni yang berisi segala macam pemikiran dan pembahasan mendalam (filosofis) tentang seni dan keindahan.
Beberapa pengertian yang telah dijelaskan di atas menunjukkan dengan jelas bahwa yang dinamakan estetika atau yang biasa disebut dengan ruang lingkup bahasan estetika adalah meliputi dua pokok bahasan utama, yaitu segala persoalan yang berkaitan dengan keindahan atau yang biasa orang orang sebut estetis dan persoalan yang berkaitan dengan seni. Kadangkala pembahasan kedua persoalan itu saling terkait dan sulit dipisahkan. Ada beberapa persoalan yang tergolong di dalam kedua lingkup bahasan tersebut di antaranya adalah:

1. Persoalan Nilai Estetis (esthetic value). persoalan nilai estetis ini biasanya menyangkut antara lain: apakah yang dinamakan keindahan itu; apakah keindahan bersifat objektif atau subjektif; apakah yang menjadi ukuran baku keindahan, bagaimanakah peranan keindahan dalam kehidupan manusia; dan bagaimanakah hubungan keindahan dengan kebenaran dan kebaikan?

2. Persoalan Pengalaman Estetis (esthetic eksperience) menyangkut beberapa hal yang antara lain: apakah yang disebut pengalaman estetis; bagaimanakah sifat dasar atau ciri-ciri suatu pengalaman estetis; apakah yang menyebabkan orang menghargai sesuatu yang indah; apakah yang merupakan rintangan dari pengalaman estetis; dan objek apakah yang dapat menjadi sasaran pengalaman estetis?
Persoalan Perilaku Seniman menyangkut antara lain: apa dan siapakah seniman itu; bedakah seorang seniman dengan perajin; apakah yang mendorong seseorang menciptakan suatu karya seni; bagaimanakah proses penciptaan itu berlangsung dalam diri seseorang; dan bagaimanakah hubungan kepribadian seniman dengan karya seni ciptaannya? Persoalan Seni menyangkut antara lain: apakah seni itu; bagaimanakah penggolongan seni yang tepat; apakah sifat dasar dan nilai-nilai dari karya seni; manakah yang lebih penting antara bentuk dan isi dari karya seni; dan bagaimanakah hubungan seni dengan agama, filsafat, dan ilmu?.
Estetika sebagai salah satu bidang yang merupakan pengetahuan dianggap dan dipandang penting untuk dipelajari, terutama bagi mereka yang berkecimpung atau menggeluti dunia seni, baik sebagai praktisi maupun sebagai pengamat atau kritikus. Ada beragam manfaat yang akan dimiliki oleh pegiat seni ketika sudah mempelajari estetika, baik itu secara langsung ataupun tidak langsung. Berikut merupakan manfaat yang dapat diperoleh setelah mempelajari bidang ini di antaranya:
· Estetika dapat memperdalam pengertian tentang rasa indah pada umumnya dan tentang kesenian pada khususnya. Orang yang belajar estetika akan secara langsung dapat memahami definisi tentang perasaan indah yang dimaksudkan.
· Estetika bisa memperluas pengetahuan dan penyempurnaan pengertian tentang unsur-unsur objektif yang membangkitkan rasa indah pada manusia dan faktor-faktor objektif yang berpengaruh kepada pembangkitan rasa indah tersebut.
· Estetika juga dapat memperluas pengetahuan dan penyempurnaan pengertian tentang unsur-unsur subjektif yang berpengaruh terhadap kemampuan menikmati rasa indah.
· Estetika bisa memperkokoh rasa cinta kepada kesenian dan kebudayaan bangsa pada umumnya serta mempertajam kemampuan untuk mengapresiasi (menghargai) kesenian dan kebudayaan bangsa.
· Mempelajari ilmu estetika dikemudian hari akan memupuk kehalusan rasa pada umumnya.
· Estetika dapat memperdalam pengertian keterkaitan wujud berkesenian dengan tata kehidupan, kebudayaan, dan perekonomian masyarakat yang bersangkutan.
· Memantapkan kemampuan menilai karya seni yang secara tidak langsung mengembangkan apresiasi seni di dalam masyarakat pada umumnya.
· Estetika dapat memantapkan kewaspadaan atas pengaruh-pengaruh negatif yang dapat merusak mutu kesenian dan berbahaya terhadap kelestarian aspek-aspek dan nilai-nilai tertentu dari kebudayaan kita.
· Estetika bisas secara tidak langsung, dengan bobot yang baik, yang dibawakan kesenian, dapat memperkokoh masyarakat dalam keyakinan akan kesusilaan, moralitas, perikemanusiaan, dan ketuhanan.
· Belajar estetika pada mulanya akan melatih diri berdisiplin dalam cara berfikir dan mengatur pemikiran secara sistematis, membangkitkan potensi untuk berfalsafah yang akan memberikan kemudahan dalam menghadapi segala permasalahan, memberi wawasan yang luas dan bekal bagi kehidupan spiritual dan psikologi kita.
penjelasan diatas merupakan barbagai macam pengertian dari para ahli mengenai estetika, dan sedikit mengenai manfaat bagi seseorang jika mempelajari tentang estetika, pada khususnya untuk pada pegiat seni. Semoga penjelasan diatas dapat menambah ilmu pengetahuan baru mengenai seni dan estetika dan dapat bermanfaat bagi para pembaca.

DESAIN

Desain adalah salah satu cabang dari seni rupa yang lebih menitik beratkan fungsi dan kemudahan dalam menjalankan produksinya. Istilah desain serng dikaitkan dengan suatu penyusunan polaatau rancangan yang menjadi dasar pembuatan suatu bendabuatan. Dengan kata lain desain adalah suatu rencana yang terdiri dari beberapa unsur untuk mewujudkan suatu hasil karya yang nyata. Syarat pembuatan desain yang baik adalah desain yang mudah dimengerti dan mudah untuk dikerjakan dengan jelas.
Dalam seni rupa desain terdiri dari beberapa bentuk, diantaranya adalah arsitektur, desain grafis, dan desain industri. Dan berikut merupakan penjelasan yang lebih meyeluruh mengenai cntoh-contoh desain yang termasuk dalam seni rupa.

1. Arsitektur
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.
Dalam dunia arsitektur, ada tiga unsur dasar yang membangun arsitektur yang pertama adalah strenght (kekuatan), yang kedua adalah beauty (keindahan), dan yang ketiga adalah convenience (kenyamanan) yang nantinya akan mempengaruhi efek estetis dari suatu bangunan. Arsitek juga erat hubunganya dengan istilah perancangan.
Perancangan yang dimaksudkan adalah suatu kreasi untuk mendapatkan suatu hasil akhir dengan mengambil suatu tindakan yang jelas, atau suatu kreasi atas sesuatu yang mempunyai kenyataan fisik. Dalam bidang teknik, hal ini masih menyangkut suatu proses dimana prinsip-prinsip ilmiah dan alat-alat teknik seperti matematika dan komputer dipakai, juga bahasa. Dalam menghasilkan rancangan yang jika direalisasikan akan memenuhi kebutuhan manusia.



2. Desain Grafis
Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Dalam disain grafis, teks juga dianggap gambar karena merupakan hasil abstraksi simbol-simbol yang bisa dibunyikan. disain grafis diterapkan dalam disain komunikasi dan fine art.
Seperti jenis disain lainnya, disain grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan, metoda merancang, produk yang dihasilkan (rancangan), atau pun disiplin ilmu yang digunakan (disain). Seni disain grafis mencakup kemampuan kognitif dan keterampilan visual, termasuk di dalamnya tipografi, ilustrasi, fotografi, pengolahan gambar, dan tata letak.
Desain grafis juga merupakan suatu bentuk seni lukis (gambar) ilmu terapan yang dapat memberikan kebebasan kepada seniman penciptanya untuk memilih, menciptakan, atau mengatur elemen rupa seperti ilustrasi, foto, tulisan, dan garis diatas sebuah permukaan dengan tujuan untuk diproduksi dan dikomunikasikan sebagai sebuah pesan. Desain grafis sendiri pada umumnya diterapkan dalam dunia periklanan, packaging, perfilman, dan lain-lain.



3. Desain industri
Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi atau komposisi garis atau warna, atau gabungan keduanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam sebuah produk, barang, komoditas industri atau kerajinan tangan. Jadi simplenya, desain industri mencakup desain dari barang - barang yang bersifat komersial atau bisa diperjual belikan.



4. Desain Interior
Desain Interior adalah ilmu yang memperlajari perancangan suatu karya seni yang ada didalam suatu bangunan dan digunakan untuk memecahkn masalah manusia. Salah satu bidang study keilmuan yang didasarkan pada ilmu desain, bidang keilmuan ini bertujuan untuk dapat menciptakan suatu lingkungan binaan besertaelemen-elemen pendukungnya, baik fisik maupun non fisik, sehingga kualitas kehidupan manusiayang berada didalamnya menjadi lebih baik. Perancangan interior meliputi bidang arsitektur yang melingkupi bagian dalam suatu bangunan. Misalnya sebagai contoh adalah rancangan interior tetap, bergerak, maupun dekoratif yang bersifat sementara.
Banyak yang menghubungkan bahwa desai interior adalah sama dengan arsitek, akan tetapi terdapat perbedaan didalamnya. Desain interior sendiri adalah sebuah perencanaan tata letak dan perancangan ruang didalam bangunan. Keadaan fisiknya memenuhi kebutuhan dasar manusia akan naungan dan perlindungan, disamping itu sebuah desain interior juga mempengaruhi pandangan, suasana hati, dan kepribadian penghuni. Oleh karena itu, tujuan dari perancangan interior adalah pengembangan fungsi, pengcahayaan yang estetis dan peningkatan psikologi ruang interior.
Dari hasil penjabaranya, dapat disimpulkan bahwa desain interior adalah seni dan ilmu untuk memahami kebiasaan manusiadidalam ruang dengan tujuan untuk menciptakan ruangyang fungsional didalam struktur bangunan yang dirancang oleh seorang arsitek.



5. Desain Busana
Desain busana adalah rancangan sebuah busana sebelum dibuat, jadi sebelum melalui proses pembuatanya sebuah karya busana akan dibuat desainya terlebih dahulu, desain busana yang akan dibuat harus sesuai dengan keadaan seseorang yang notabene adalah calon pemakai dari busana yang dibuat. Hal ini bertujuan agar jika proses pembuatan sudah diselesaiakan pemakai akan merasa nyaman dan tampak pas dan serasi.

PENGERTIAN SENI

  • Menurut Ki Hajar Dewantara, seni merupakan perbuatan manusia yang timbul dari perasaannya dan bersifat indah sehinga dapat menggerakkan jiwanya.
  • Menurut Aristoteles,seni adalah peniruan terhadap alam tetapi sifatnya harus ideal.
  • Menurut Plato dan Rousseau, seni adalah hasil peniruan alam dengan segala seginya.
  • Menurut Ahdian Karta Miharja, seni adalah kegiatan rohani yang mereflesikan realitas dalam suatu karya yang bentuk dan isinya mempunya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam rohaninya penerimanya.
  • Menurut Drs. Sudarmaji, seni adalah segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan menggunakan media bidang,garis,warna,tekstur,volume dan gelap terang.
  • Menurut Drs Popo Iskandar,seni adalah hasil ungkapan emosi yang ingin di sampaikan kepada orang lain dalam kesadaran hidup bermasyarakat/berkelompok.
  • Menurut, Prof. Drs. Suwaji bastomi, seni adalah aktivitas batin dengan pengalaman estetika yang menyatakan dalam bentuk agung yang mempunyai daya membangkitkan rasa takjub dan haru.
Dalam bahasa Latin pada abad pertengahan, ada terdapat istilah-istilah ars, artes, dan artista. Ars adalah teknik atau craftsmanship, yaitu ketangkasan dan kemahiran dalam mengerjakan sesuatu; adapun artes berarti kelompok orang-orang yang memiliki ketangkasan atau kemahiran; dan artista adalah anggota yang ada di dalam kelompok-kelompok itu. Maka kiranya artista dapat dipersamakan dengan cilpa.
CABANG SENI DIBAGI MENJADI 4


SENI MUSIK yaitu “uangkapan/ gagasan, perasaan, pemikiran serta ide-ide yang dituangkan melalui media suara dan bunyi-bunyian.

SENI TARI yaitu”uangkapan/ gagasan, perasaan, pemikiran serta ide-ide yang dituangkan melalui media gerak tubuh yang disusun secara beriramayang dilakukan di tempat dan waktu tertentu. Bunyi-bunyian yang disebut musik pengiring tari mengatur gerakan penari dan memperkuat maksud yang ingin disampaikan.

SENI RUPA, yaitu”uangkapan/ gagasan, perasaan, pemikiran serta ide-ide yang dituangkan melalui media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep titik, garis, bidang, bentuk, ruang, warna dan tekstur dengan acuan estetika.

SENI TEATER “Teater adalah istilah lain dari drama, tetapi dalam pengertian yang lebih luas, teater adalah proses pemilihan teks atau naskah (kalau ada) , penafiran, penggarapan, penyajian atau pementasan dan proses pemahaman atau penikmatan dari public atau audience (bisa pembaca, pendengar, penonton, pengamat, kritikus atau peneliti). Proses penjadian drama ke teater disebut prose teater atau disingkat berteater. Teater berasal dari kata theatron yang diturunkan dari kata theaomai(bahasa yunani) yang artinya takjub melihat atau memandang.
Teater bisa diartikan dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas.
Teeater dalam arti sempit adalah sebagai drama (kisah hidup dan kehiudpan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan orang banyak dan didasarkan pada naskah yang tertulis.
Dalam arti luas, teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak contohnya wayang orang, ketoprak, ludruk dan lain-lain. SUMBER : Buku Seni Rupa, Heru Purwanto dkk, Ganexa Exact

Cabang Seni Rupa – Contoh dan Penjelasanya
Seni rupa merupakan cabang seni dimana kesenian ini membentuk sebuah karya seni dengan mediayang bisa ditangkap dengan indra pengelihatan (mata) dan dirasakan dengan indra perabaan. Kesan seperti ini dibuat melalui penciptaan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika. Seni rupa juga merupakan sebuah seni yang cara pengungkapanya diwujudkan dalam bentuk rupa dengan unsur-unsur yang telah disebutkan sebelumnya. Seni rupa sering dianggap sebagai bentuk realisasi dari sebuah imajinasi yang tanpa batas dan tidak ada batasan dalam sebuah karya dalam berkesenian, sehingga memotori bagi para seniman bahwa dalam berkarya seni tidak akan kehabisan ide dan imajinasi.

Seni rupa adalah bagian dari kesenian maupun seni budaya yang tidak bisa dipisahkan. Dalam kesenian, ada seseorang yang berperan sebagai kreator atau pembuata seni dan sebaliknya ada juga yang berperan sebagai apresiator atau bisa juga kita sebut sebagai orang yang memberikan apresiasi atau dengan kata lain sebagai pemberi penghargaan terhadap suatu karya seni yang di hasilkan oleh seorang seniman atau kreator. Secara kasar terjemahan dari seni rupa dalam bahas Inggris adalah fine art. Namun sesuai dengan perkembangan dunia berkesenian modern, istilah fine art menjadi lebih spesifik kepada pengertian seni rupa urni untuk kemudian menggabungkanya dengan desain dan kriya kedalam bahasa visual art.

Seni Rupa Zaman Prasejarah Indonesia

Jaman prasejarah (Prehistory) adalah jaman sebelum ditemukan sumber – sumber atau dokumen – dokumen tertulis mengenai kehidupan manusia. Latar belakang kebudayaannya berasal dari kebudayaan Indonesia yang disebarkan oleh bangsa Melayu Tua dan Melayu Muda. Agama asli pada waktu itu animisme dan dinamisme yang melahirkan bentuk kesenian sebagai media upacara (bersifat simbolisme)
Jaman prasejarah Indonesia terbagi atas: Jaman Batu dan Jaman Logam

1. Seni Rupa Jaman Batu
Jaman batu terbagi lagi menjadi: jaman batu tua (Palaeolithikum), jaman batu menengah (Mesolithikum), Jaman batu muda (Neolithikum), kemudian berkembang kesenian dari batu di jaman logam disebut jaman megalithikum (Batu Besar).

Peninggalan-peninggalanya yaitu :
a. Seni Bangunan
Manusia phaleolithikum belum memiliki tempat tinggal tetap, mereka hidup mengembara (nomaden) dan berburu atau mengumpulkan makanan (food gathering) tanda – tanda adanya karya seni rupa dimulai dari jaman Mesolithikum. Mereka sudah memiliki tempat tinggal di goa – goa. Seperti goa yang ditemukan di di Sulawesi Selatan dan Irian Jaya. Juga berupa rumah – rumah panggung di tepi pantai, dengan bukti – bukti seperti yang ditemukan di pantai Sumatera Timur berupa bukit – bukit kerang (Klokkenmodinger) sebagai sisa – sisa sampah dapur para nelayan

Kemudian jaman Neolithikum, manusia sudah bisa bercocok tanah dan berternak (food producting) serta bertempat tinggal tinggal di rumah – rumah kayu / bambu
Pada jaman megalithikum banyak menghasilkan bangunan – bangunan dari batu yang berukuran besar untuk keperluan upacara agama, seperti punden, dolmen, sarkofaq, meja batu dll

b. Seni Patung
Seni patung berkembang pada jaman Neolithikum, berupa patung – patung nenek moyang dan patung penolak bala, bergaya non realistis, terbuat dari kayu atau batu. Kemudian jaman megalithikum banyak itemukan patung – patung berukuran besar bergaya statis monumental dan dinamis piktural

c. Seni Lukis
Dari jaman Mesolithikum ditemukan lukisan – lukisan yang dibuat pada dinding gua seperti lukisan goa di Sulawesi Selatan dan Pantai Selatan Irian Jaya. Tujuan lukisan untuk keperluan magis dan ritual, seperti adegan perburuan binatang lambang nenek moyang dan cap jari. Kemudian pada jaman neolithikum dan megalithikum, lukisan diterapkan pada bangunan – bangunan dan benda – benda kerajinan sebagai hiasan ornamentik (motif geometris atau motif perlambang)


lukisan pada dinding goa

2. Seni Rupa Jaman Logam
Jaman logam di Indonesia dikenal sebagai jaman perunggu, Karena banyak ditemukan benda – benda kerajinan dari bahan perunggu seperti ganderang, kapak, bejana, patung dan perhiasan, karya seni tersebut dibuat dengan teknik mengecor (mencetak) yang dikenal dengan 2 teknik mencetak:
1) Bivalve, ialah teknik mengecor yang bisa dipakai berulang
2) Acire Perdue, ialah teknik mengecor yang hanya satu kali pakai (tidak bisa diulang)




B. Seni Rupa Indonesia Hindu
Kebudayaan Hindu berasal dari India yang menyebar di Indonesia sekitar abad pertama Masehi melalui kegiatan perdagangan, agama dan politik. Pusat perkembangannya di Jawa, Bali dan Sumatra yang kemudian bercampur (akulturasi) dengan kebudayaan asli Indonesia (kebudayaan istana dan feodal). Prose akulturasi kebudayan India dan Indonesia berlangsung secara bertahap dalam kurun waktu yang lama, yaitu dengan proses:
a. Proses peniruan (imitasi)
b. Proses Penyesuaian (adaptasi)
c. Proses Penguasaan (kreasi)
d. Hasil akulturasi kebudayaan India dengan indonesia

Ciri – Ciri Seni rupa Indonesia Hindu

Bersifat Peodal, yaitu kesenian berpusat di istana sebagai medi pengabdian Raja (kultus Raja)
Bersifat Sakral, yaitu kesenian sebagai media upacara agama
Bersifat Konvensional, yaitu kesenian yang bertolak pada suatu pedoman pada sumber hukum agama

2. Karya Seni Rupa Indonesia Hindu

a. Seni Bangunan:
1) Bangunan Candi

candi kidal

Candi berasala dari kata “Candika” yang berarti nama salah satu Dewa kematian (Durga). Karenanya candi selalu dihubungkan dengan monumen untuk memuliakan Raja yang meninggal contohnya candi Kidal untuk memuliakan Raja Anusapati, selain itu candi pula berfungsi sebagai:
Candi Stupa: didirikan sebagai lambang Budha, contoh candi Borobudur
Candi Pintu Gerbang: didirikan sebagai gapura atau pintu masuk, contohnya candi Bajang Ratu
Candi Balai Kambang / Tirta: didirikan didekat / ditengah kolam, contoh candi Belahan
Candi Pertapaan: didirikan di lereng – lereng tempat Raja bertapa, contohnya candi Jalatunda
Candi Vihara: didirikan untuk tempat para pendeta bersemedhi contohnya candi Sari

Struktur bangunan candi terdiri dari 3 bagian

Kaki candi adalah bagian dasar sekaligus membentuk denahnya (berbentuk segi empat, bujur sangkar atau segi 20.
Tubuh candi. Terdapat kamar – kamar tempat arca atau patung
Atap candi: berbentuk lima, bermahkota stupa, lingga, ratna atau amalaka
Bangunan candi ada yang berdiri sendiri ada pula yang kelompok. Ada dua system dalam pengelempokan candi, yaitu:

Sistem Konsentris (hasil pengaruh dari India) yaitu induk candi berada di tengah– tengah anak–anak , contohnya kelompok candi lorojongrang dan prambanan
System membelakangi (hasil kreasi asli Indonesia) yaitu induk candi berada di belakang anak – anak candi, contohnya candi penataran

2) Bangunan pura

Pura adalah bangunan tempat Dewa atau arwah leluhur yang banyak didirikan di Bali. Pura merupakan komplek bangunan yang disusun terdiri dari tiga halaman pengaruh dari candi penataran yaitu:
- Halaman depan terdapat balai pertemuan
- Halaman tengah terdapat balai saji
- Halaman belakang terdapat; meru, padmasana, dan rumah Dewa
Seluruh bangunan dikelilingi dinding keliling dengan pintu gerbangnya ada yang berpintu / bertutup (kori agung) ada yang terbuka ( candi bentar)
- Pura agung, didirikan di komplek istana
- Pura gunung, didirikan di lereng gunung tempat bersemedhi
- Pura subak, didirikan di daerah pesawahan
- Pura laut, didirikan di tepi pantai

3) Bangunan Puri


Puri adalah bangunan yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan pusat keagamaan. Bangunan – bangunan yang terdapat di komplek puri antara lain: Tempat kepala keluarga (Semanggen), tempat upacara meratakan gigi (Balain Munde) dsb

b. Seni patung Hindu Budha
Patung dalam agama Hindu merupakan hasil perwujudan dari Raja dengan Dewa penitisnya. Orang Hindu percaya adanya Trimurti: Dewa Brahma Wisnu dan Siwa. Untuk membedakan mereka setiap patung diberi atribut keDewaan (laksana/ciri), misalnya patung Brahma laksananya berkepala empat, bertangan empat dan kendaraanhya (wahana) hangsa). Sedangkan pada patung wisnu laksananya adalah para mahkotanya terdapat bulan sabit, dan tengkorak, kendaraannya lembu, (nadi) dsb
Dalam agama Budha bisaa dipatungkan adalah sang Budha, Dhyani Budha, Dhyani Bodhidattwa dan Dewi Tara. Setiap patung Budha memiliki tanda – tanda kesucian, yaitu:
- Rambut ikal dan berjenggot (ashnisha)
- Diantara keningnya terdapat titik (urna)
- Telinganya panjang (lamba-karnapasa)
- Terdapat juga kerutan di leher
- Memakai jubah sanghati

c. Seni hias Hindu Budha
Bentuk bangunan candi sebenarnya hasil tiruan dari gunung Mahameru yang dianggap suci sebagai tempatnya para Dewa
Oleh sebab itu Candi selalu diberi hiasan sesuai dengan suasana alam pegunungan, yaitu dengan motif flora dan fauna serta mahluk azaib. Bentuk hiasan candi dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1) Hiasan Arsitektural ialah hiasan bersifat 3 dimensional yang membentuk struktur bangunan candi, contohnya:
- Hiasan mahkota pada atap candi
- Hisana menara sudut pada setiap candi
- Hiasan motif kala (Banaspati) pada bagian atas pintu
- Hiasan makara, simbar filaster,dll
2) Hiasan bidang ialah hiasan bersifat dua dimensional yang terdapat pada dinding / bidang candi, contohnya
- Hiasan dengan cerita, candi Hindu ialah Mahabarata dan Ramayana: sedangkan pada candi Budha ialah Jataka, Lalitapistara
- Hiasan flora dan fauna
- Hiasan pola geometris
- Hiasan makhluk khayangan

Minggu, 17 Oktober 2021

Kisah seorang yang gila

Assalamualaikum WR WB
Alkisah di suatu masa, ada seorang yang gila sedang tertidur di bekas sebuah reruntuhan suatu rumah. Tak berselang lama, dia terbangun karena ada suatu benda menimpa kepalanya
dia mencari sumber benda tersebut, lalu dia melihat sekumpulan anak kecil yang sedang bermain, berlarian sambil saling melemparkan kerikil-kerikil kecil. Orang gila tersebut lalu memarahi sekumpulan anak - anak tersebut. Dia membalas dengan melempari anak-anak tersebut dengan kerikil-kerikil kecil yang ada didekatnya. Anak-anak tersebut kaget atas lemparan-lemparan orang gila tersebut, lalu memutuskan untuk pergi meninggalkan orang gila tersebut. Orang gila tersebut mengucapkan sumpah serapah kepada anak-anak yang meninggalkannya. Tak beberapa lama kepala orang gila tersebut tertimpa sesuatu kembali. kali ini dia melihat benda yang menimpanya dan ternyata benda yang menimpa kepalanya berasal dari atap bekas reruntuhan tersebut. Orang gila tersebut lalu menangis, dia menyadari kesalahannya, "Maafkan aku ya Tuhan, ternyata yang menimpaku adalah serpihan atap bekas reruntuhan bangunan ini, bukan karena anak-anak tadi", lalu ia pun melanjutkan tidurnya.

Minta maaf adalah tindakan sederhana, namun masih banyak yang enggan melakukan dan menganggapnya remeh. Padahal, di dalamnya terkandung kemuliaan. Bersegeralah meminta maaf biarpun kita dalam posisi benar, itulah kemuliaan. Apalagi jika kita bersalah, maka kita harus segera meminta maaf.

Dalam praktiknya, meminta maaf tidak semudah yang dibayangkan. Apalagi jika kita merasa tidak bersalah. Namun Islam justru meminta pengikutnya untuk meminta maaf terlebih dulu, terlepas dari kita yang bersalah atau tidak, itulah Islam, Rahmatan lil alamanin. Agama terbukti mampu mengubah seseorang, karena agama membuat seseorang meyakini ada kekuatan besar yang bisa menjadikan dirinya lebih baik.

Allah subhanahu wa ta’ala mengingatkan kita dalam firmanNya, “Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (QS. Al-Baqarah : 263).

Baik orang yang mau meminta maaf ataupun yang memberi maaf mereka adalah gambaran dari orang-orang yang bertaqwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala jika perbuatan tersebut semata-mata untuk mencari Ridho Allah.

Adapun beberapa keutamaan untuk orang yang meminta maaf dan memberi maaf yaitu sudah disebutkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dalam firmannya,

“Dan jika kalian memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (Qs. At Taghobun: 14). Allah saja maha pengampun, maha pemaaf, tapi kenapa kita manusia tidak?
layakkah kita yang makhluk ini lebih sombong daripada ALLAH?

Nah, dari cerita ini bisa kita petik hikmahnya
Seorang yang gila tadi, mau meminta maaf kepada TUHAN dan menyadari kesalahannya. Ini menjadi refleksi kepada diri, kalau orang gila saja mau meminta maaf dan menyadari kesalahannya, lalu kenapa kita yang dibilang "waras" justru kadang tidak mau meminta maaf, bahkan kadang tidak mau menyadari kesalahan kita?
sebenarnya siapa yang gila?
Kita atau tokoh utama dalam cerita ini?
mari kita renungkan
Sekian dari saya, mohon maaf jika ada salah kata ataupun perbuatan
Wassalamualaikum WR WB