Selasa, 17 Agustus 2021

JENIS - JENIS KRITIK SENI

KRITIK JURNALISTIK

Ulasan ringkas dan jelas mengenai pameran seni rupa untuk para pembaca surat kabar, majalah, dan jurnal seni. Pekritik jurnalistik berupaya menyenangkan dan memuaskan rasa ingin tahu para pembaca yang beragam mengenai dunia seni.
Pada jurnal seni sering muncul kritik pedas yang ditujukan untk museum dan lembaga sosial yang gagal memberi dukungan kepada peseni favorit mereka. Sehingga menyulut timbulnya perdebatan kritik yang tajam dan sangat kuat merefleksikan perbedaan pendapat. Pekritik seni seperti Hilton Kramer dan Frank Getlein, dengan mewawancarai Action Painting Harold Rosenberg dan Thomas Hess menciptakan forum bebas pendapat yang luas di tahun 1950-an.
Karena pada umumnya pewarta atau pekritik seni jurnalistik memiliki waktu yang terbatas (dead line), maka informasi yang disampaikan memiliki risiko besar tidak akurat, analisis yang bersahaja, penarikan kesimpulan yang cepat, membuat pemahaman pekritik jurnalistik cenderung berisi sekumpulan opini tentang reputasi seni kontemporer yang sedang berkembang.




KRITIK PEDAGOGIK

Tujuan utama kritik pedagogik mengembangkan bakat dan potensi artistik estetik peserta didik sehingga mereka memiliki kenampuan mengenali bakat dan potensi pribadi seninya masing-masing. Jenis kritik ini diterapkan oleh dosen atau guru kesenian di lembaga pendidikan kesenian, juga di sekolah umum atau kejuruan.
Pekritik pedagogik wajib memahami standar nilai dunia seni profesional, melakoni peran pekritik seni, meskipun standar nilai profesional tersebut tidak digunakan sebagai kriteria menilai karya peserta didiknya. Opini dan standar nilai seni kontemporer dipergunakan sebagai pemicu timbulnya kegiatan diskusi antar dosen-guru dengan peserta didik, atau antar sesama peserta didik.
Kegiatan menganalisis dan menafsirkan karya mahasiswa-siswa adalah demi kemajuan dan kepentingan mahasiswa-siswa sendiri. Pekritik pedagogik berupaya membimbing bagaimana proses mendeskripsi, menganalisis, menafsirkan, dan mengevaluasi karakter seni yang dibuatnya sendiri.




KRITIK AKADEMIK

Kritik akademik biasanya melakukan pengkajian nilai seni secara luas, mendalam dan sistematis, baik dalam menganalisis karya seni maupun dalam melakukan kaji banding kesejarahan dalam pembuatan “critical judgement”. Untuk itu, dipergunakan metodologi penelitian ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademik dan estetik.
Dengan kepekaan kritis yang luas dan total pekritik akademik menentukan nilai seni dengan
mantap
dan tegas. Jenis kritik ini biasanya berkembang di lembaga pendidikan tinggi kesenian, dan dipublikasikan pada jurnal seni atau jurnal penelitian di kampus-kampus.
Kritik akademik dapat mengangkat tokoh baru dalam sejarah seni rupa. Hal itu dilakukan berdasarkan hasil penelitian yang akurat yang menunjukkan inovasi kreatif yang dilakukan perupa tersebut. Sebaliknya kritik akademik pun dapat membatalkan ketokohan seorang peseni yang telah populer di tengah masyarakat, bila tokoh tersebut tidak benar melakukan inovasi kreatif artistik-estetik apapun, sebagaimana selama ini menjadi pendapat umum. Jadi, dapat dikatakan kritik akademik bersifat netral dan adil dalam menyimpulkan kebenaran nilai seni.
Di Indonesia, kritik akademik belum berkembang, karena jurnal seni kita belum membuka ruang yang nemadai bagi hidup dan pertumbuhan jenis kritik ini. Jurnal seni kita masih didominasi oleh laporan penelitian.




KRITIK POPULER

Ada sejumlah orang menilai seni secara intuitif, kesepakatan mereka dalam mengkritik begitu konsisten dalam sejarah. Sehingga opini dan standar intuisi harus diterima sebagai sumbangan yang membangun dalam kreativitas seni rupa. Cita rasa seni mereka akan nilai seni adalah kesetiaan pada fakta visual. Hal ini berarti bertumpu pada gaya seni rupa realisme atau naturalisme.
Tegasnya, masyarakat akan terus membuat penilaian kritis, tanpa pengetahuan dan keahlian di bidang kritik seni, mereka menilai seni tanpa mempertimbangkan apakah penilaian yang mereka buat tepat atau tidak.
Konsep seorang “avant garde” atau kelompok peseni yang bekerja mengembangkan selera pop, menganggap eksistensi selera pop sebagai pilihan
terbaik
di antara sekian pilihan konvensional. Dari fakta di lapangan ditemukan karya-karya kritik populer yang baik.




KRITIK KONTEKSTUAL

Kritik kontekstual berusaha menelururi aspek sosial, psikologis, dan historis karya seni rupa. Seni adalah aktivitas sosial. Pakar antropologi mengkaji masalah kesenian suatu kebudayaan sebagaimana mereka mempelajari struktur kebudayaan tersebut.
Pada awalnya, pekritik seni rupa berpedoman pada kaidah seni Yunani dan masa kejayaan Renaisans. Akan tetapi sekarang para pekritik seni percaya karya seni ‘masterpiece’ ditentukan oleh ‘subject matter’ atau ‘style’-nya. Pengkajian seni dilakukan dengan mempelajari asal-usul karya seni dan aspek yang mempengaruhinya.
Kritik kontekstual menempatkan seni pada kedudukan yang wajar. Seni murni bukan suatu misteri spiritual. Seni tersebut tumbuh dalam lingkungan hidup manusia guna menjawab kebutuhannya. Asal-usul seni sangat bervariasi. Ketika berkarya para peseni mengekspresikan nilai yang berbeda pada waktu dan kebudayaan yang berbeda pula. Penganut kritik kontekstual percaya bahwa keanekaragaman seni seharusnya dinilai menurut kodratnya masing-masing.




KRITIK IMPRESIONIS

Menurut Anatole France, pekritik seni yang baik ialah yang menyambung pengembaraan imaji atau jiwanya di antara karya-karya seni. Ia mencatat, melukiskan ide, citra, suasana jiwa, dan emosi yang hidup dalam dirinya ketika mengadakan kontak dengan karya seni. Tokoh kritik impresionis adalah Oscar Wild dalam seni sastra, Debussy dalam seni musik, dan Pater dalam seni rupa.
Pendapat pekritik impresionis bertolak belakang dengan kritik objektif yang menggunakan kaidah, mereka meletakkan persoalan “apakah seni rupa, musik, atau karya sastra memukau dan hadir dalam kehidupan pribadi saya? Efek apakah yang diberikannya pada diri saya? Jika demikian sejauh mana?”. Selanjutnya pekritik mengontrol imajinasinya secara bebas seraya mengamati karya seni. Kritik impresionis tidak memerlukan batasan apapun dalam karya seni. Semua karya seni pada dasarnya sampai kepada kita dengan rasa takjub yang tak terbatas.




KRITIK INTENSIONALIS

Kritik seni intensionalis lahir sebagai reaksi terhadap kritik impresionisme. Jenis kritik ini muncul berulangkali dalam sejarah kritik seni. Terdapat sepanjang abad ke 19, meresponse romantisisme yang menitikberatkan pada kepribadian individu dan keunggulan seorang peseni. Respons tertinggi pada seni sangat berkaitan dengan niat seni kteatornya.
Kritik intensionalis senantiasa merupakan desakan simpati estetik. Intensionalisme adalah ‘term’ psikologi yang merujuk pada dorongan kreatif yang menggerakkan peseni untuk berkarya, yakni konsep sebelum, selama proses kreatif, sampai terwujud menjadi sebuah karya seni. Intensinya ialah tujuan aktivitas penciptaan dan harapan psikologis seperti yang dibayangkan peseni.





KRITIK INTRINSIK

Matthew Arnold mengatakan: “To see the object in itself as it really is.” Kritik intrinsik memusatkan pengkajian nilai seni khusus pada gejala intrinsik karya seni rupa semata. Dengan kata lain, mengesampingkan semua hal yang tidak dapat diamati pada karya seni. Pekritik yang menerapkan tipe kritik ini di antaranya Roger Fry dan Hanslick. Dengan demikian nilai seni dengan sendirinya terdapat pada bentuk seni itu sendiri.
Kritik intrinsik yang dikemukakan oleh Jerome Stolnitz pada dasarnya sama dengan kritik formalisme versi Feldman, yakni jenis penilaian kritis yang menitikberatkan ekselensi karya seni pada tatanan formalnya. Sintesis unsur visual seperti garis, volume, cahaya, bayangan, dan warna menghasilkan bentuk seni yang menggugah emosi pengamatnya.
Kritik intrinsik menerapkan kriteria penilaian seni dari hasil seni itu sendiri, sebab penilaian ekstrinsik menurut anggapan mereka bukan penilaian seni, karena bentuk objektif karya seni sering sekali diabaikan.
Jika pekritik intrinsik mengamati patung (Gambar 1) maka yang dinilai adalah hubungan unsur visual yang terdapat dalam perwujudan patung itu sendiri. Bila patung tidak memiliki kemampuan menggugah pengamat secara emosional berarti patung belum memiliki apa yang disebut ‘significant form’ atau ‘drama plastik’. Jadi belum dapat dikatakan berhasil secara estetis. Akan tetapi, jika patung tersebut mampu menghadirkan suasana emosional dalam kontemplasi estetis, berarti tatanan unsur visualnya sudah memiliki kesatuan utuh. Dengan demikian, patung tersebut dianggap berhasil menyajikan bentuk estetis karya seni.




KRITIK NORMATIF

Kritik normatif adalah ilmu seni untuk menilai dan memberi keputusan bermutu tidaknya suatu karya seni. Suatu karya diuraikan dan dianalisis unsur dan normanya. Diperiksa satu persatu kemudian ditentukan berdasarkan hukum penilaian. Dipertimbangkan seluruh penilaian terhadap bagian-bagian yang merupakan kesatuan erat, dengan menimbang mana yang bernilai mana yang tidak, pekritik menentukan bernilai tinggi atau tidaknya suatu karya seni.
Kritik normatif mengasumsikan mutlaknya kriteria dalam pengkajian nilai seni. Misalnya kriteria moral, salah-benar, daya emosi dan lain sebagainya. Sebab tanpa kriteria sebagai standar penilaian seorang pekritik sukar menentukan mana karya seni yang baik dan mana yang buruk.



Senin, 16 Agustus 2021

KISAH WALI YANG NAMANYA TERTERA DI LAUHIL MAHFUDZ SEBAGAI PENGHUNI NERAKA

Ada seorang sufi dari kalangan tokoh tasawuf yang bernama Syeikh Abdul Aziz Ad-dabagh. Beliau dalam kalangan tokoh tasawuf termasuk ulama kelas atas, wali min auliyaillah, ahli ibadah.

Suatu ketika malaikat melihat namanya di lembaran kitab lauhil mahfudz ada dalam deretan penghuni neraka. Melihat hal tersebut malaikat merasa kasihan dan mendatangi Abdul Aziz Ad-dabagh.

Malaikat berkata: wahai Abdul Aziz untuk apa engkau ibadah sampai segitunya sedangkan aku lihat namamu di lembaran lauhil mahfudz engkau adalah penghuni neraka. Mau ibadah gimana pun engkau tetap akan masuk neraka.

Kemudian Abdul Aziz menjawab: wahai malaikat, surga dan neraka bukan urusanku, aku diciptakan oleh Allah swt hanya untuk beribadah kepada Allah swt. Sebagaimana Allah swt berfirman, tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepadaKu. Mau aku masuk surga atau neraka itu hakNya Allah swt.

Subhanallah, benar-benar ikhlas dalam beribadah.
Kemudian malaikat kembali ke lauhil mahfudz dan dilihat namanya dirubah oleh Allah swt menjadi penghuni surga. Sebab Allah berhak menetapkan kitabullah.

Lantas malaikat kembali menemui Abdul Aziz dan berkata: wahai Abdul Aziz ada kabar gembira, baru saja aku melihat namamu oleh Allah dirubah menjadi penghuni surga.

Abdul Aziz menjawab: Alhamdulillah, tapi sekali lagi malaikat, surga dan neraka bukan urusanku, aku beribadah hanya untuk menggapai ridhoNya Allah swt, kalau Allah swt ridho aku di neraka, ya itulah tujuanku.

Malaikat pun takjub dengan keikhlasan Abdul Aziz dalam beribadah dan berkata: wahai Abdul Aziz, ikhlasmu inilah yang membuat Allah ridho dan merubah namamu menjadi penghuni surga.

Lantas Abdul Aziz bertanya kepada malaikat: kalau ikhlasku tadi yang membuat Allah ridho kepadaku, lalu kira-kira dosa apa yang membuat Allah swt murka kepadaku sehingga aku menjadi penghuni neraka?

Kemudian malaikat bercerita: engkau ingat ketika engkau masih kecil ketika umurmu sekitar 15 tahunan, engkau ingat ketika engkau tidur di kamar tidurmu, kemudian engkau mendengar suara langkah kaki ibumu menuju tempat tidurmu untuk menyuruhmu membeli sesuatu di pasar? Karena engkau mendengar suara langkah kaki ibumu menuju kamarmu, lalu engkau pura-pura tidur padahal engkau sudah bangun agar engkau tidak disuruh pergi ke pasar. Ketika ibumu membuka pintu kamarmu dan melihatmu masih tidur, ibumu merasa kasihan dan tidak jadi menyuruhmu ke pasar. Sebab engkau bohongi ibumu Allah swt murka dan menjadikan namamu sebagai penghuni neraka.

Mendengar cerita dari malaikat, Abdul Aziz pun beristighfar memohon ampun kepada Allah swt.

Semenjak kejadian tersebur Abdul Aziz Ad-dabagh disisa umurnya tidak pernah berceramah kecuali tentang berbakti kepada orang tua. Setiap orang yang datang kepada beliau selalu diwasiatkan untuk berbakti kepada orang tuanya.

Mari kita renungkan sejenak!
Padahal beliau hanya pura-pura tidur, lalu bagaimana yang sampai membentak ibunya?
Bagaimana yang sampai memasamkan wajahnya kepada ibunya?
Yang mengeraskan suaranya di depan ibunya?
Yang sampai tidak memberi nafkah?
Dan bahkan yang sampai membuat menangis ibunya, bagaimana kira-kira nasibnya?
Mari kita belajar bersama-sama untuk lebih berbakti kepada orang tua kita baik yang masih hidup ataupun yang telah wafat.
Jangan meremehkan dosa kecil dikhawatirkan disitu ada murkaNya Allah swt.
Jika tangan kita masih sulit untuk berbuat baik padanya, maka ringankanlah lisan kita untuk senantiasa mendoakan kedua orang tua kita.

Semoga Allah swt mengampuni semua dosa-dosa orang tua kita... Aamiinn

اللَّـﮬـُمَّ صـَلِِّ ؏َـلٰے سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ؏َـلٰے اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ﷺ

Minggu, 08 Agustus 2021

Celoteh siang hari




Assalamualaikum wr wb

Corona memberikan dampak ke semua lini, baik kaya, miskin, tua, muda, pegawai, pedagang, semua

Kita bisa bangkit, bagaimana caranya?
kerjasama, peduli itu kuncinya

“Barangsiapa meringankan dari seorang mukmin salah satu kesusahan hidupnya di dunia, niscaya Allah akan meringankan salah satu kesusahan hidupnya pada hari kiamat. Barangsiapa memberi kemudahan kepada orang yang kesulitan, niscaya Allah akan memberi kemudahan baginya di dunia dan akhirat” (HR. Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasai & Ibnu Majah).

Tapi bagaimana mungkin?
kita masih pelajar, bukan orang dewasa yang sudah bekerja, bagaimana kita bisa membantu sesama sedangkan kita belum bisa mencari uang?
sederhana, dengan membeli produk atau menggunakan jasa saudara atau teman kita
misalnya kita mau membeli suatu barang di minimarket atau online shop, tapi bila ada saudara atau teman kita yg menjual barang serupa, apakah tidak lebih baik kita membeli dari saudara kita?
Mungkin harganya lebih murah di mini market, tapi apa kita tega dagangan saudara atau teman kita kurang laku?
Bagaimana perasaan saudara atau teman kita bila tau kita membeli barang di tempat lain ketimbang dari dia?
cobalah ikut merasakan apa yg dia rasakan, mungkin ada keluarga yang harus diberi makan dari hasil jualan dia, mungkin ada tagihan yang harus dibayarkan dari keuntungan jasa atau dagangan itu.

Mungkin ada beberapa teman yg dulu saya wali kelasnya, atau kakomnya
hal yang saya tanamkan dari dulu adalah, lihat kanan kiri, depan belakang kalian, mereka bukan teman kalian, mereka juga bukan musuh kalian, mereka adalah saudara kalian. Kita gak akan tau apa yang akan terjadi 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun kedepan. Bila ada saudara kalian ada yg kesusahan, rasakan sakitnya, rasakan penderitaannya. Dengan merasakan sakit dan penderitaannya, kita tau cara mengobatinya.

Kemauan untuk menolong sesama bukan (hanya) karena didorong oleh kaya harta, tetapi lebih karena kaya hati. Orang yang kaya hatinya, di saat miskin pun, akan tergerak hatinya untuk bersedekah. Orang yang kaya hati memiliki rasa simpati dan keikhlasan yang tinggi, apalagi saat mendapati orang-orang yang sedang terkena musibah.

Orang-orang yang hatinya ikhlas tak akan tega membiarkan saudara-saudaranya hidup dan beribadah tanpa makanan, minuman, penerang dan selimut. Lebih-lebih bila membayangkan keadaan diri sendiri ketika musibah datang pada waktu yang tak disangka-sangka. Musibah bisa menimpa siapa saja; kalau hari ini mereka, mungkin besok kita.

Beberapa waktu lalu saat kebakaran di Teluk Gong, Senang rasanya ada gerakan dari para alumni yang berkolaborasi dengan komunitas donasi recehan kita. Alhamdulillah gerakan ini awal nya dimotori oleh komunitas donasirecehankita lalu disambut baik oleh para alumni. Alumni yang tergabung terdiri dari mantan ketua OSIS (Qori), ROHIS (Muhyi), JURNALIS (Rafli) dan kawan kawan lainnya pun ikut tergerak. Masukan masukan positif seperti ini yang perlu dilestarikan dan dikembangkan, bukan masukan negativ yg di budayakan. Terima kasih kakak Alumni yang telah menginspirasi, bukan mendokrinasi.

Saya yakin, dengan gerakan donasi seperti ini, pasti bapak/ibu guru akan bangga. Kebanggaan guru bukan dilihat dari tingkat kekayaan kalian, tapi dari  seberapa dalam kalian menerapkan ilmu yang sudah diberikan, Empati kalian terhadap sesama telah membuat guru bangga

Sedih rasanya kalau masukan negative yang dikembangkan, apalagi sampai harus mengesampingkan dan tidak menganggap guru, khususnya wali kelas. Tanpa sepengetahuan siswa, perjuangan walikelas sangatlah luar biasa. Bagaimana dia berjuang melobby rekan2 guru demi nilai dan kenaikan kelas siswanya. Bagaimana perjuangannya saat menaikan berkas KJP siswa, keluar masuk gang demi mencari rumah siswa, kadang kesasar…
Makanya suka miris kalau melihat ada Murid yang tidak menghormati gurunya, dulu waktu kecil saya diajarkan oleh guru ngaji saya untuk menghormati guru, tidak akan menjadi berkah ilmu seseorang bila tidak menghormati gurunya, itu katanya. Bukan maksud kita para guru ini minta di hormati, bukan. Cukup dengan memfungsikan guru sebagaimana mestinya, sebagai orangtua kalian. Hello, guru bukanlah gedebong pisang, jadikan gurumu sebagai tempat curhatmu bila ada masalah pelajaran atau dengan guru lain. Jangan jadikan gurumu layaknya musuhmu, di berita sempat saya lihat ada murid yg kurang ajar kepada gurunya, bahkan ada yg sampai membunuh, naudzubillah summa naudzubillah. Kalau sudah seperti ini, dimana letak keberkahan murid?
jadi, mulai sekarang, bila ingin ilmu kita menjadi berkah, hormati gurumu, guru bukanlah gedebong pisang, orangtua tidak akan mungkin menjerumuskan anaknya, orangtua pasti akan mencari yang terbaik untuk anaknya.

Berikut instagram mereka yang sangat menginspirasi



Cukup sekian dari saya, mohon maaf jika ada kesalahan
uusikum wa nafsi bitaqwallah, wassalamualaikum warohmatullahi wa barokatuh… 

Jenis-Jenis Sketsa

Menurut Kusnadi,seorang kritikus seni rupa, mengungkapkan bahwa dalam seni rupa, sketsa dibagi menjadi dua yaitu:

Sketsa sebagai seni murni atau sketsa yang berdiri sendiri, dan juga sekaligus sebagai suatu media ekspresi.

Sketsa ‘Voor Studie’, sebagai media untuk studi bentuk, proporsi, anatomi, komposisi dan sebagainya yang akan dibuat berdasarkan sketsa.

Berdasarkan pendapat Kusnadi tersebut dapat diartikan bahwa kedua jenis sketsa ini mempunyai perbedaan yang mendasar. Letak perbedaannya adalah pada fungsi. Jenis sketsa pertama memiliki fungsi sebagai ekspresi, sedangkan pada jenis sketsa yang kedua sebagai media studi.

Sehingga apabila dibandingkan dengan sketsa jenis ‘voor studie’, maka sketsa murni tersebut lebih ekspresif, karena sketsa murni dapat dijadikan media untuk berekspresi yang tidak terlalu terikat dengan masalah bentuk, proporsi, anatomi dan sebagianya yang tidak pernah dilanjutkan menjadi sebuah karya seni rupa lainnya, akan tetapi berhenti/selesai sebagai suatu karya sketsa murni atau berdiri sendiri.

Fungsi Sketsa
Dengan demikian dari kedua jenis sketsa tersebut terdapat dua sisi kegunaan. Keseluruhan bidang yang terdapat dalam seni rupa, baik itu berupa seni murni ( finet art) lukis, patung dan seni grafis, atau seni terdapat (applied art) kriya/kerajinan, desian grafis, desian interior-eksterior, arsitek bahkan sampai kepada perancangan busana dan teknologi modern tidak dapat lepas dari suatu kegiatan perancangan visual.

Sketsa merupakan suatu pilihan yang paling tepat. Ketsa di sini merupakan rancangan pendahuluan yang kasar dari sebuah karya lukis, kriya, busana, arsitek dan sebagainya. Berikut adalah beberapa fungsi sketsa.

Seni Murni
Sebagai Media Studi
Sketsa sebagai media ekspresi untuk mengungkapkan ide dan perasaan.
Berfungsi sebagai seni patung. Sketsa pada seni patung banyak diterapkan dalam sebuah perancangan pembuatan patung. Penjelasan sketsa pada patung tersebut dapat diuraikan pada bahan ajar sketsa.

Seni Terapan
Sketsa berfungsi dalam seni terapan sebagai media perancanngan awal sebelum diwujudkan dalam bentuk gambar bekerja secara lengkap. Gambar sketsa tersebut dijadikan sebagai suatu sarana eksplorasi dan sekliagus sebagai komunikasi awal dalam perancang (yang menggambar) atau orang lain, baik itu pemesan maupun juga orang yang akan dipercaya sebagai suatu pelaksana untuk merealisasikan produknya. Dengan demikian, pengerjaan suatu produk akan dapat lebih mudah dipahami pelaksanaannya, dicermati sketsa yang dilengkapi dengan gambar kerja disertai notasinya.

Busana
Sketsa juga dapat dimanfaatkan oleh para perancang busana. Mereka melakukan eksplorasi sketsa beberapa kali dalam mendapatkan sebuah rancangan yang dapat memuaskan selera pemakainya. Dalam bidang perencanaan adi busana atau fashion sketsa umumyna didominasi unsur garis. Garis tersebut berfungsi untuk membentuk desain busana secara global, potongan, serta draperi kain. Setelah ada sketsa yang terpilih kemudian dibuat berupa pola-pola busana.

Arsitek
Perancangan awal sebuah bangunan yang dimanfaatkan sketsa sebagai media eksplorasi.

Teknologi
Pemanfaatan media sketsa dapat berfungsi untuk perancangan suatu produk.

Ilmu Pengetahuan
Sktesa juga memiliki manfaat yang besar terhadap ilmu pengetahuan. Sketsa berfungsi sebagai alat bantu dalam penelitian ilmiah.

Pendidikan
Seorang pengajar, ketika tidak menunjukkan suatu benda yang sebenarnya sebagai model pembelajaran, dapat menunjukkan gambar atau foto dari benda-benda tersebut. Namun cara seperti demikian membutuhkan waktu dan biaya yang lebih banyak.

Oleh karena itu, menggunakan media sketsa, merupakan alternatif yang efektif dan juga efisien dalam suatu proses pembelajaran, karen dapat dibuat oleh pengajar sendiri secara langsung dan juga cepat. Pengajar ketika membuat sketsa sekaligus dapat langsung menjalaskan materi ajar yang divisualkan dalam bentuk sketsa.

Manfaat dan Tujuan Mempelajari Sketsa
Sebagai media latihan untuk menggores dengan lancar, bebas dan spontan sesuai dengan bentuk objek yang dipilih.

Sebagai media untuk studi bentuk, proporsi, anatomi, komposisi dan sebagainya dalam mempelajari objek yang diinginkan.

Sebagai media eksplorasi untuk mendapatkan ide atau gagasan yang akan dituangkan dalam karya seni rupa misalnya, desian, lukis, patung dan sebagainya (sketsa sebagai rancangan karya yang akan dibuat).

Sebagai media ekspresi dalam bentuk seni sketsa murni.

Komposisi Sketsa
Komposisi yang artinya susunan dalam seni rupa memiliki arti menyusun atau menata unsur-unsur seni rupa. Dengan mengatur komposisi dengan baik, maka akan terwujud karya sketsa yang baik. Oleh karena itu, komposisi memegang peranan penting sebab dengan komposisi akan diperoleh nuansa harmonis. Beberapa bagian komposisi seperti berikut.

Komposisi garis
Komposisi garis adalah garis yang memiliki peran utama di dalam membentuk komposisi. Jenis garis yang dapat membentuk komposis: komposisi garis lurus; komposisi garis lengkung.

Komposisi warna
Merupakan susunan warna-warna pada suatu bidang. Harmonis tidaknya tergantung bidang-bidang yang diatur menjadi harmonis.

Komposisi bidang
Komposisi bidang adalah garis-garis yang kita susun akan membentuk suatu susunan bidang. Susunan daripada bidang-bidang yang diatur menjadi harmonis.

Komposisi bentuk
Komposisi bentuk dihasilkan dari beberapa unsur garis. Keharmonisan dari komposisi bentuk ditentukan dari berbagai faktor unsur-unsurnya: komposisi simetris; komposisi asimetris; komposisi sentral; komposisi diagonal.

Ada beberapa aturan yang perlu diperhatikan dalam membuat gambar sketsa :
Membuat kerangka gambar yang terdiri dari garis-garis vertikal, horizontal,diagonal maupun garis melengkung secara tipis-tipis.
Menggambar garis sekundernya, misalnya melukis kerangka kotak/kubus dalamkeadaan tipis.
Menebalkan garis-garis sketsa yang sudah benar. Ketebalan sesuai dengankarakter jenis garis yang diinginkan

Terdapat beberapa peralatan yang dibutuhkan untuk membuat gambar sketsa :
Media gambar : kertas gambar (kertas HVS, kertas manila, kertas padalarang,kertas roti, kertas kalkir, kertas sketsa).
Alat gambar manual : pensil, rapido.
Alat gambar digital : komputer dengan program Computer Aided Design (CAD),digital pen, software design grafis.
Alat bantu gambar : light box, scanner, meja gambar, mesin gambar, mistargambar segitiga, busur derajat, mal, sablon, dan penghapus.

Kekuatan garis bergantung pada kertas yang dipergunakan. Makin kasar kertas yangdigunakan, makin gelap goresan pensil yang diperoleh. Sebaliknya makin licin kertas, makin abu-abu goresan itu.

GERAKAN KAMERA

Dalam Videografi, ada beberapa istilah yang lazim digunakan, salah satunya adalah istilah - istilah yg biasa digunakan untuk gerakan kamera saat mengambil gambar

Panning
Camera Panning atau yang biasa disingkat pann adalah gerakan kamera menyamping. Pann left gerakan ke arah kiri dan pann right gerakan ke arah kanan.




Tilting
Camera Tilting atau yg biasa disingkat Tilt adalah gerakan kamera secara vertical atau atas bawah. Tilt Up gerakan naik dan Tilt Down gerakan turun.



Tracking
Tracking adalah gerakan kamera dengan arah maju dan mundur atau depan belakang, bisa dengan bantuan doly atau rel kereta. Track In gerakan maju kedepan dan Track Out gerakan mundur kebelakang.

Dolly


Zoom In/ Zoom Out :
Kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan menggunakan tombol zooming yang ada di kamera.




Crabbing
Crab atau crabbing adalah pergerakan kamera menyamping sejejar dengan subjek yang sedang berjalan atau berlari. Pergerakannya bisa ke kiri atau ke kanan sesuai dengan kebutuhan, seperti pergerakan kepiting.


Pedestral
Pedestal atau ped adalah pergerakan kamera yang dilakukan di atas pedestal, naik dan turun seperti pergerakan lift. Dengan pergerakan ini kamu bisa menghasilkan perubahan perspektif visual dari adegan.


Arc
Arc adalah pergerakan kamera dengan cara berputar ke kiri dan kanan yang biasanya dilakukan untuk melihat situasi atau kondisi lingkungan.


Crane
Crane adalah gerakan kamera meninggi atau merendah menggunakan Crane atau Jimmy Jib.

Adapun Video pembelajarannya Silahkan klik tautan berikut : Pergerakan Kamera

Selasa, 03 Agustus 2021

The Rule of Third



Apa sih The Rule of Third itu?

Prinsip dasar The Rule of Third adalah,kita membayangkan layar gambar kita terbagi menjadi 9 bagian secara vertikal dan horizontal








Dengan panduan garis – garis ini, usahakan untuk menghindari kotak bagian tengah










Mengapa The Rule of Third?


Karena dengan The Rule of Third, gambar kita akan lebih bermakna, memiliki nilai komunikasi, serta memberikan kesan ruang antara objek dengan latar belakang











Misalkan kita menggambil suatu gambar


Gambar ini terkesan statis,dimana posisi objek utama berada tepat di tengah gambar



Sekarang kita coba rubah posisi objek utama ke posisi kiri atas frame.



Bila kurang suka, bisa kita cari posisi lain




Kita geser garis horizontal ke 1/3 bagian bawah frame


Apa yang kita rasakan sekarang?





Berikut beberapa contoh

Gambar yg menerapkan The Rule of Third



Selamat mencoba

Minggu, 01 Agustus 2021

Kronologis Proses Kreativitas

Proses berkreasi tidak muncul begitu saja pada siapapun yang akan menjadi kreator, perlu banyak input, pengalaman dan perenungan, yang pada akhirnya akan melahirkan suatu konsep kebaruan dalam penciptaan suatu karya , khususnya dalam bidang seni dan desain. Tahapan yang seringkali harus dilalui pada proses kreativitas tersebut adalah sebagai berikut : 


a. Sensasi

Rangsangan dari luar yang ditangkap oleh mata dan telinga yang menimbulkan getaran yang disebut sensasi (sense = rasa). Akibat getaran ini timbul reaksi secara biologis yang bersifat bio kimiawi dan rasa tersebut berkesan dan tersimpan dalam otak menjadi stimulus awal pada proses berkreasi. 

b. Persepsi

Tahap dimana sensasi telah berkesan, disebut persepsi. Proses terjadinya persepsi akan berbeda pada tiap orang, karena akan sangat tergantung pada wawasan, pemahaman, selera dan pengalamannya dalam berinteraksi dengan berbagai objek dan fenomena yang terjadi.

Yang paling menarik dari proses persepsi ini adalah bahwa persepsi secara langsung juga menggerakkan proses asosiasi-asosiasi dan mekanisme lain seperti komparasi (perbandingan), differensiasi (pembeda-bedaan), analogi (persamaan) dan sintesis (penyimpulan). Semua proses tersebut menghasilkan pengertian yang lebih luas dan mendalam, sehingga yang semula hanya merupakan kesan (persepsi), sekarang telah menjadi keyakinan.

Pada tahapan ini otak secara simultan telah mempertimbangkan untuk melakukan proses kreativitas berdasarkan kapasitas pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang dimilikinya.

c. Impressi

Impressi adalah tahap di mana persepsi (kesan) telah menjadi keyakinan. Perbedaannya dengan persepsi adalah bahwa yang sudah bersifat impressi setiap waktu dapat diingatkan kembali, karena sudah tertanam di dalam wilayah kesadaran individu. Kondisi keyakinan tersebut pada akhirnya akan melahirkan dua proses yang secara sinergis berkembang bersamaan, yaitu emosi yang hadir melalui eksplorasi perasaan dan interpretasi yang muncul melalui pengkajian dan pemikiran terhadap ilmu pengetahuan. Pada fase ini proses kreatifitas sudah mulai diwujudkan dalam bentuk konsep.

d. Emosi

Emosi adalah perasaan meluap yang tak dapat dikendalikan, yang hadir pada hati dan perasaan setiap manusia , misalnya jengkel, marah, kecewa, sedih, gembira, bahagia, bergairah dan perasaan yang penuh antusias. Pada fase ini antusiasme dalam berkreasi biasanya muncul dan tak terbendung, hingga realisasi dari kreativitas sebagai produk kerja otak dapat direalisasikan menjadi karya nyata. 

e. Interpretasi

Interpretasi menyangkut aktivitas dari daya fikir akibat impresi yang masuk ke wilayah kesadaran. Interpretasi merupakan fungsi aktif intelek manusia, yang karena ditambah dengan emosi akan menghasilkan pengertian yang lebih mendalam tentang apa yang dipersepsi. Setelah lebih mengerti apa yang telah diyakini, intelek tidak berhenti berfungsi, tetapi terus memikirkan dan merenungkan tentang interpretasi yang telah dilakukan.

Interpretasi dalam hal menilik kreativitas dalam aktivitas seni berkaitan dengan perenungan dan pemikiran kembali terhdap karya yang telah diwujudkan, hingga mencapai pada titik pemikiran bahwa produk tersebut sempurna menurut intelektual sang pencipta. Dalam kaitannya dengan interpretasi ini, formulasi karya dapat berubah mulai dari porsi yang terendah, hingga porsi yang terbanyak (berubah total). Proses interpretasi akan sangat berpengaruh terhadap kualitas produk ditinjau dari berbagai aspek, terutama pada aspek estetika yang sangat erat kaitannya dengan aspek visualisasi.

f. Evaluasi

Proses kreativitas tidak bisa dinilai dan dinikmati sendiri oleh seorang kreator, namun perlu melibatkan berbagai fihak (orang lain) untuk menilainya, sehingga hasil kreativitas tersebut memiliki nilai obektivitas. Penilaian dari berbagai fihak dengan berbagai latar belakang keilmuan akan menempatkan karya hasil kreativitas menjadi karya yang layak atau tidak layak untuk dinikmati oleh masyarakat.