Sabtu, 16 November 2024

Kargo Baca


Bila selama ini perpustakaan itu sebuah ruangan, beda halnya dengan Kargo Baca. Kargo baca adalah sebuah perpustakaan bergerak yang memiliki bentuk dasar sepeda dengan box untuk menaruh buku-buku didepannya. Kargo baca didirikan oleh Kang Edi Dimyati pada tahun 2017, saat itu ada beberapa pengunjung perpustakaan Kampung Buku yang tidak bisa hadir karena pindah rumah, makanya Kang Edi dapat ide untuk mendatangkan buku ke pengunjung itu melalui kargo baca. Kargo baca terinspirasi dari seorang penggiat literasi asal India yang membawa buku dalam keranjang. Koleksi buku Kargo baca dari para donatur dan Perpustakaan Nasional, bahkan ada juga orang tak dikenal yang mengirimkan buku.Awalnya masyarakat menganggap kalau Kargo baca itu jual kopi, tukang jahit bahkan rongsok.

Kargo Baca sering bekerjasama dan berkolaborasi dengan karang taruna, Dinas Perpustakaan, sekolah, komunitas Literasi dan yang terakhir seorang atlet bernama Gracia Poli. Kargo baca biasanya berkeliling ke Taman taman, bahkan pernah juga ke Purwokerto Jawa Tengah. Saat masyarakat menyentuh dan membaca buku dari kargo baca, itu adalah hal yang menyenangkan buat Kang Edi, itu tandanya kargo baca bermanfaat. Pesan Kang Edi kepada gen z adalah, carilah informasi dan wawasan di perpustakaan, jangan lupa berkolaborasi agar misi literasi lebih berkembang, Salam Literasi.








Muhammad Rizky Aditya
SMPN 36 Jakarta
Kelas 7E


Senin, 04 November 2024

Cerita Bapak buat Abang Rizky #part_3

Bang, kali ini bapak mau cerita tentang Keledai dan Harimau

Di dalam hutan terjadi perdebatan yang panjang antara Keledai dan Harimau. Mereka berdebat tentang rumput yang mereka lihat. Keledai mengatakan, rumput itu berwarna biru dan ia bersikeras atas pandangannya tersebut. Harimau marah, karena ia tau bahwa rumput yang mereka pandang itu sebenarnya berwarna hijau.

Menurut saya rumput itu berwarna biru, kata Keledai.
Bukan, rumput itu berwarna hijau, jawab Harimau.
Kamu salah, rumput itu berwarna biru, ujar Keledai.
hijau! Biru! hijau! Biru! Mereka berdebat tak berkesudahan.
Beberapa kawanan kancil, gajah dan lainnya pun datang untuk melerai. Namun Harimau dan Keledai tetap berdebat.

Untuk menghindari perdebatan yang berkepanjangan, mereka akhirnya sepakat untuk menemui Singa; si raja hutan. Singa dikenal bijak dalam memutuskan berbagai perkara dan perselisihan yang terjadi di antara binatang penghuni hutan.

Pertemuan-pun berlangsung, Singa dengan cermat mendengar cerita dari Keledai dan Harimau. Setelah mendengar cerita itu; Singa diminta untuk memutuskan siapa yang benar dan siapa yang salah. Ketupusan diambil, Singa menyatakan bahwa Keledai-lah yang benar. Tidak hanya itu, Singa juga mengambil keputusan dengan memberikan sanksi kepada Harimau berupa larangan bicara kepada siapapun selama satu tahun. Larangan tersebut berlaku saat itu juga, sehingga otomatis Harimau tidak bisa bertanya atau berargument lagi dihadapan Singa.

Waktu terus berjalan, akhirnya Harimau sudah melawati masa hukumannya selama satu tahun. Hari yang dinanti itu telah tiba, Harimau langsung menemui Singa karena ia sangat penasaran dan ingin bertanya mengapa Singa membenarkan pernyataan Keledai? Dan mengapa ia harus mendapatkan hukuman larangan bicara selama satu tahun? Mendengar kedua pertanyaan ini diajukan, Singa menahan tawanya. Sambil menatap Harimau, Singa menjawab; “saya tau rumput itu berwarna hijau dan saya memberikan hukuman kepada-mu bukan karena kamu salah, tetapi karena kamu sudah membuang-buang waktu mu untuk berdebat dengan seekor keledai.”
Ingatlah wahai Harimau, ada 3 kesalahanmu Pertama, engkau telah menghabiskan waktu untuk berdebat dengan makhluk bodoh. Kedua, engkau tidak meyakini pengetahuanmu yang benar. Dan ketiga, engkau telah menyita waktuku untuk masalah yang tidak penting.

Singa kemudian melanjutkan nasehatnya; “hindari perdebatan terutama dengan yang jahil dan angkuh. Mereka hanya merusak emosi kamu sendiri. Berdebat dengan Keledai yang bodoh hanya akan membuatmu seperti dia.” Itu sebabnya aku menghukum mu untuk berdiam diri, agar kamu bisa memetik hikmah untuk tidak lagi berdebat dengan kebodohan.
Harimau pun tunduk terdiam, dan menyadari kesalahannya

Jadi bang, kalau suatu saat nanti abang bertemu dengan "Keledai" yang berdebat dengan abang, abang sudah tau apa yang harus abang lakukan
Jangan buang waktu, tenaga dan fikiran abang untuk berdebat dengan Keledai tadi.

Minggu, 03 November 2024

Cerita Bapak buat Abang Rizky #part_2

Abang Rizky, bapak ada cerita menarik buat abang, ceritanya tentang Cheetah dan Anjing balap

Pernah suatu ketika, seekor Anjing balap mengajak balapan lari Cheetah untuk membuktikan mana yang lebih cepat antara Anjing balap dan Cheetah
Tapi herannya pada saat perlombaan dimulai, sang Cheetah tak menggerakan satu jaripun dan hanya duduk terdiam melihat suasana, hingga akhirnya Anjing tersebut melewati garis finish. Dengan sombongnya Anjing membanggakan diri kalau dia telah mengalahkan Cheetah. Lihatlah Cheetah, aku lebih cepat darimu, Cheetah pun hanya tersenyum.
Penonton banyak yang bertanya-tanya dan kecewa
bahkan tak sedikit pula yang mulai berinovasi dengan pola pikir negatif nya
Wahhh ternyata mental nya cheetah payah, ternyata anu, ternyata begita, begitu, dan sebagainya.
Sampai ada seorang bijak yang berkata :
"Terkadang berusaha membuktikan siapa yang terbaik adalah sebuah tindakan penghinaan"


Abang Rizky, Cheetah tidak perlu membuktikan dirinya yang tercepat, padahal kita tahu bahwa seekor Cheetah bisa berlari sampai kecepatan 120km/jam dan seekor anjing balap terhebat yang pernah direkam hanya mencapai 57km/jam
"Langit Tak Perlu Menjelaskan Bahwa Dirinya Tinggi"
Sang cheetah tahu kemampuan dirinya dan dipergunakan sebagai alat untuk berburu mangsa sebagai makanan sesuai kodrat kebutuhan hidupnya.
Bukan untuk membanggakan bahwa dirinya yang tercepat
Jadilah Cheetah, jangan sebaliknya...

Sabtu, 02 November 2024

Cerita Bapak buat Abang Rizky #part_1

Abang udah pernah dengar cerita tentang Elang dan Gagak belum?

Jadi, gini ceritanya


Suatu hari ada seekor Elang yang sedang terbang, tak lama kemudian datang seekor Gagak menghampiri dan naik ke atas Elang yang sedang terbang tersebut. Gagak tersebut mematuk-matuk Elang yang sedang terbang tersebut. Bukannya berontak dan melawan Gagak, sang Elang hanya melanjutkan terbangmya. Elang terbang tinggi, lebih tinggi dan makin tinggi, hingga pada suatu titik ketinggian, Gagak kesulitan untuk bernafas. Gagak pun akhirnya mati karena kesulitan bernafas dan terjatuh, Elangpun melanjutkan terbangnya tanpa menghiraukan Gagak tersebut.

Bang Rizky...

Seringkali kita menemui orang-orang yang akan mengganggu proses kita, ada yang iri, tidak suka bahkan berusaha menjatuhkan kita seperti Gagak tadi. Bukan hal yang sulit bagi Elang untuk melawan Gagak tadi, tetapi tidak dilakukannya. Daripada kita membuang energi dan tenaga kita untuk hal negatif, meladeni hal sepele, lebih baik tenaga dan energi kita difokuskan untuk hal positif seperti tetap berkarya dan berusaha memaksimalkan potensi kita. Elang tidak memperdulikan gangguan Gagak dan tetap melanjutkan terbangnya lebih tinggi, Elang mampu terbang jauh lebih tinggi dari Gagak, sedangkan Gagak mempunyai keterbatasan ketinggian, makin tinggi, tekanan udara makin berat, inilah batas yangbtidak bisa Gagak lamapui dari Elang.

Angkat standard dan kualitasmu lalu mulailah kepakkan sayapmu dan bersiaplah untuk terbang lebih tinggi, tidak usah memperdulikan Gagak-Gagak yang menngganggumu, fokus pada usaha, tujuan dan potensimu, niscaya mereka akan jatuh dengan sendirinya...