LANGKAH KETIGA
LANGKAH KEEMPAT
LANGKAH KELIMA
LANGKAH KETUJUH
LANGKAH KEDELAPAN
LANGKAH KE SEMBILAN
LANGKAH KETIGA
Garis (Basic Visual Concepts and Principles, Charles Wallschlaeger & Cynthia Busic-Snyder, Mc Graw Hill 1992).
Garis ini adalah elemen visual dasar dalam pembentukan karya seni, saluran dapat menjelaskan karakteristik permukaan, seperti nada, dan tekstur. Garis-garis dapat muncul tebal, tipis, bersahaja, aktif, ketat, atau spontan. Pada dasarnya garis terbentuk dari titik, yang bergerak dari satu posisi ke posisi lain, di sebuah ruangan. Garis tidak memiliki dimensi yang luas, atau kedalaman, ia hanya memiliki dimensi yang panjang.
Definisi
Garis dapat ditafsirkan sebagai kumpulan titik yang bergerak ke dua arah yang tidak ada habisnya.
Menurut Euclidean Geometry, garis merupakan jarak yang menghubungkan diantara dua titik.
Karakteristik garis memiliki berbagai ketebalan yang menegaskan karakter mereka, realisasi dapat berupa lurus, lengkung, tipis, tebal, padat, atau terputus-putus.
Garis sebagai sistem penanda
Garis dapat digunakan tidak hanya untuk membuat angka, tetapi juga untuk membuat notasi teknis, angka, atau kode.
Garis terbentuk dari huruf
Elemen huruf dapat juga diatur untuk membentuk garis.
Garis sebagai arti ekspresi visual
Garis dapat digunakan sebagai alat yang dapat menerjemahkan ide, dan perasaan. Garis memiliki makna dan kekuatan untuk mengekspresikan kegembiraan, kesedihan, spontanitas, keanggunan, dan berbagai perasaan lainnya.
Garis membentuk ilusi ukuran, kedalaman, dan gerak
Garis dapat digunakan dengan sangat efektif dalam membuat ilusi ukuran, kedalaman, dan gerakan dalam format dua dimensi. Keragaman garis tebal, peraturan terarah, dan teknik yang tumpang tindih dapat menciptakan kesan kedalaman dan perbedaan jarak.
Garis membentuk nada
Seperti titik, garis juga dapat digunakan untuk mengelola nada, efek visual ini dapat dicapai dari perbedaan ketebalan dalam satu baris tarikan, atau pengaturan antara. Bagian yang gelap dan cerah dapat disebabkan oleh teknik ini, yang dapat menyebabkan ilusi kedalaman, pembagian luas, dan ilusi gerak.
Nah, sebagai latihan, silahkan kalian buat Garis membentuk ilusi ukuran, kedalaman, dan gerak seperti contoh berikut di sebuah kertas A4, dan kirim ke e mail
Daftar pustaka
Wong, Wucius, Beberapa Asas Merancang Trimatra, (Bandung : Penerbit ITB, 1986)
Charles Wallschlaeger & Cyinthia Busic-Snyder,Basic Visual Concepts and Principles, (Mc Graw Hill 1992).
Bates, Kenneth F., Basic Design, Principles and Practice, (Yogyakarta, 1973).
Sanyoto, Ebdi, Nirmana Dasar-Dasar Seni dan Desain, (Yogyakarta : Penerbit Jalasutra, 2009)
Seorang seniman seni rupa sangat penting memahami dan menguasai bentuk - bentuk dan warna yang ada di lingkungannya. Mereka perlu melakukan studi visual tentang semua bentuk dan warna yang ingin dijadikan subjek dalam karyanya. pelukis dan pematung sejak zaman renaisance menggunakan sketsa sebagai suatu cara melakukan studi bentuk, maka bentuk - bentuk sketsa jenis ini dibuat tidak harus utuh. mungkin dalam suatu gambar hanya ada satu atau beberapa bagian dari objek yang dipelajari. Maksudnya adalah mempelajari palstisitas, proporsi suatu objek secara mendetail. Sketsa studi ini hanya berupa garis, dengan arsiran atau ditambah dengan blok cat air untuk mendapatkan efek gelap terang untuk memunculkan plastisitas bentuk. Tanpa rajin melakukan studi melalui sketsa, ia tidak mungkin banyak memiliki perbendaharaan bentuk
Contoh Real, pernahkah kalian melihat gambar berikut?
Nah, untuk mempelajari anatomi tubuh manusia, maka sketsa diperlukan. Berikut bebrapa contoh sketsa anatomi tubuh manusia.
Sebagai latihan, buatlah sketsa tangan kalian dan kirim ke e mail, buatlah pose tangan yang menurut kalian menarik. Berikut contoh sketsa tangan yang bisa menjadi referensi kalian.