Karena wujud seni mencakup dua aspek, yakni nilai intrinsik dan nilai ekstrinsik seni, maka segi kreativitas dalam seni harus ditinjau dari dua sudut tersebut, meskipun tak mungkin sama sekali memisahkan kedua aspek itu tanpa „merusak‟ kesatuan atau keutuhan karya seni. Hakikat kreativitas adalah menemukan sesuatu yang baru atau hubungan-hubungan baru dari sesuatu yang telah ada. Manusia menciptakan sesuatu bukan dari kekosongan. Manusia menciptakan sesuatu dari sesuatu yang telah ada sebelumnya. Setiap seniman menjadi kreatif dan besar karena bertolak dari bahan yang telah tercipta sebelumnya. Inilah yang biasa kita sebut tradisi. Setiap seniman bertolak dari tradisi seni tertentu yang hidup dalam suatu masyarakat. Seorang seniman bukan manusia yang „jatuh‟ dari angkasa dan mampu menciptakan karya seni tanpa dukungan karya seni yang tersedia dalam masyarakatnya. Kita menulis sajak karena pernah membaca sajak yang kita peroleh dari masyarakat kita. Kita melukis karena sebelumnya telah punya pengalaman melihat karya lukis. Begitu pula orang menciptakan musik, lakon teater, tari, dan sebagainya dari khazanah seni disekitar kita. Penciptaan karya seni bertolak dari sesuatu yang telah tersedia dalam masyarakatnya.
Minggu, 01 Agustus 2021
Kreativitas dalam Seni
Memahami Kreativitas
Kreativitas adalah suatu kondisi, suatu sikap atau keadaan mental yang sangat khusus sifatnya dan hampir tak mungkin dirumuskan. Kreativitas adalah kegiatan mental yang sangat individual yang merupakan manifestasi kebebasan manusia sebagai individu. Manusia kreatif adalah manusia yang menghayati dan menjalankan kebebasan dirinya secara mutlak. Kreativitas menerjunkan seseorang kedalam keadaan ambang, yaitu keadaan antara yang ada dan belum ada. Dengan demikian, seorang yang kreatif selalu dalam kondisi „kacau‟, ricuh, kritis, gawat, mencari-cari, mencoba-coba untuk menemukan sesuatu yang belum pernah ada dari tatanan budaya yang pernah dipelajarinya. Inilah sebabnya dalam kreativitas diperlukan keberanian kreatif. Bukan hanya keberanian dalam menghadapi dirinya yang gawat, tetapi juga keberanian dalam menghadapi kebudayaannya, lingkungannya, masyarakat, dunia, sejarah.
Selasa, 20 Juli 2021
ANATOMI KAMERA
- Kamera dan lensa sebagai kuasnya
- Film sebagai media gambarnya, kertas atau kanvasnya
- Cahaya sebagai catnya
- Objek
- Fotografer
- kotak ruang gelap kedap cahaya
- lubang kecil (pinhole) tempat cahaya masuk
- bahan peka cahaya
Bagian – bagian kamera
Kamera SLR (Single Lens Reflektor) yang biasa digunakan dalam pemotretan memiliki anatomi yang kompleks, adapun bagian – bagiannya sebagai berikut :
Badan kamera
- Lensa
- Jendela pembidik ( view finder )
- Rana ( shutter )
- Alat pengokang
- Shutter curtain dan cermin
- Memilih jenis lensa
- Mengatur pencahayaan
- Pengaturan focus, dan lain - lain
- Cahaya masuk melalui lensa
- Sebelum rana dibuka, cahaya dipantulkan cermin (a) menuju pentaprisma untuk dibalikkan ( karena bayangan yang masuk kedalam kamera dalam keadaan terbalik dari gambar sesungguhnya ).
- Pada saat rana dibuka, secara bersamaan diafragma menutup ke posisi yang telah ditentukan, cermin menutup (b) dan rana membuka sesuai dengan lamanya kecepatan rana yang telah ditentukan.
- Cahaya seterusnya menuju ke film dan terekam ke dalam film.
- Posisi cermin, rana dan diagfragma kembali pada keadaan semula setelah waktu yang kita atur dalam pengatur kecepatan rana telah habis.
DIAFRAGMA
Diafragma adalah lubang pada lensa kamera tempat cahaya masuk saat melakukan pemotretan. Lubang lensa ini dibentuk dari kepingan – kepingan logam tipis yang berada di dalam atau di belakang lensa, bisa diciutkan dan dilebarkan. Hubungan diafragma dengan cahaya yang dapat masuk adalah sebagai berikut :
- Apabila skala diafragma diperkecil maka luang atau bukaan lensa menjadi besar sehingga cahaya yang masuk menadi banyak.
- Apabila cahaya dianggap banyak, maka skala diafragma diperbesar dan bukaan lensa menjadi kecil sehingga cahaya yang masuk menjadi sedikit.
- Nilai diafragma dinyatakan dengan f/stop dan ditulis dengan f/skala, skala atau angka yang terdapat pada gelang diagfragma adalah 1.4 – 2.8 – 4 – 5.6 – 8 – 11 – 16 – 22 yang mempunyai arti bahwa lensa tersebut dapat membuka diafragma dengan f/1.4, f/2.8, f/4, f/5.6, f/8, dan seterusnya.
- Apabila angka yang kita pakai kecil maka, bukaan diafragma besar sehingga cahaya yang masuk semakin banyak, demikian pula sebaliknya, jika angka yang kita pakai besar, maka bukaan diagfragma semakin kecil.
- Menaikan satu f/stop akan menambah cahaya yang masuk 2 kali lipat. Menurunkan satu f/stop akan mengurangi cahaya yang masuk ½ kali lipat.
RANA ( SHUTTER )
Rana adalah sebuah fasilitas yang disediakan oleh kamera SLR yang mengatur lamanya cahaya yang masuk. Satuan rana adalah second atau detik.
Yang mempunyai arti bahwa kecepatan rana adalah 1 detik, ½ detk, ¼ detik dan seterusnya. Angka – angka tersebut dituliskan pada pengatur kecepatan tanpa “1” yaitu 1, 2, 4, 8, 15, dan seterusnya. Angka B pada rana adalah Bulb, yang berarti membuka rana tergantung lamanya pemotret menekan tombol pelepas rana.
LIGHT METER
Merupakan sebuah indicator dalam kamera yang terlihat pada view finder yang berfungsi untuk melihat penentuan besar bukaan diafrgma dan lama bukaan rana dalam mengukur cahaya yang masuk dalam kamera, biasanya ditandai oleh :
- (-) untuk cahaya yang masih kurang (under eksposure)
- (o) untuk cahaya yang cukup (sinkron eksposure)
- (+) untuk cahaya yang berlebih (over eksposure)
Minggu, 18 Juli 2021
Sejarah Videografi
- 1844 telegram berhasil ditemukan oleh Samuel Morse
- 1876 ditemukan sebuah alat komunikasi yang kita kenal dengan telepon. Orang yang berjasa menciptakannya adalah Alexander Graham Bell.
- 1880 Heinrich berhasil menemukan gelombang elektromagentik.
- Paul Nipkow telah berhasil menemukan tv mekanik pada tahun 1884.
- 1894 awal mula film bioskop diputar dan disaksikan beramai-ramai oleh masyarakat.
- Guglielmo Marconi berhasil membuat pesan melalui radio pada tahun 1895.
- 1912 Lee de Forest berhasil membuat vacum cube.
- KDKA memperkenalkan radio siaran di Pitsburgh pada tahun 1920.
- Vladimir K Zworykin berhasil membuat sebuah TV tabung atau lonoscope pada tahun 1923.
- Philo T Fransworth berjasa di dalam membuat televisi rumah pada tahun 1930.
- Di tahun 1933, RCA mulai mendokumentasikan siaran televisi di Amerika.
- 1941 cikal bakal dari televisi komersial hingga sekarang.
- Teknik Videografi
- Film bisu atau yang kita kenal dengan siluloid
- Perangkat besar awal TVRI / U-matic
- Beta ’80
- VHS, SVHS .80
- Supercam ’90
- Betacam ’90 dan mulai dikenalnya 3ccd atau harge cople device technology
- Era digital video, seperti betacam, mini dv, hdd, dvd, yang diperkenalkan sekitar tahun 1995 hingga sekarang ini.
Videografi
Minggu, 25 April 2021
Proses Kreatif
Selasa, 20 April 2021
Gambar Proyeksi
Berdasarkan arah garis pemroyeksi tersebut dikenal berbagai jenis gambar proyeksi. Garis pemroyeksi yang sejajar tegak lurus terhadap bidang gambar menghasilkan gambar proyeksi orthogonal yang terdiri dari proyeksi Eropa, proyeksi Amerika, dan proyeksi Aksonometri. Garis pemroyeksi yang sejajar tetapi miring terhadap bidang gambar menghasilkan proyeksi Oblik (miring). Sementara garis pemroyeksi yang memusat (sentral) terhadap bidang gambar menghasilkan gambar perspektif.
Secara umum berbagai jenis gambar proyeksi dan perspektif tersebut difungsikan sebagai sarana komunikasi dalam bentuk pictorial. Benda kongkret yang ada, misalnya meja atau kursi, digambarkan sedemikian rupa sehingga dipahami oleh orang lain. Benda imajiner (khayalan penggambar), misalnya meja atau kursi yang sebelumnya tidak ada digambarkan sedemikian rupa sehingga dipahami oleh orang lain misalnya tukang atau pemesan. Gambar proyeksi dan perspektif lebih banyak menampilkan benda imajiner, oleh karena itu sangat bermanfaat dalam bidang perencanaan.
1. Proyeksi Ortogonal (Eropa)
Penampilan gambar proyeksi Eropa relative sederhana dibandingkan dengan yang lain. Gambar ini menampilkan pandangan atas, depan (muka), dan samping. Oleh karena itu proyeksi Eropa sangat tepat digunakan untuk kepentingan perancangan mebel atau desain produk.
Sistem gambar proyeksi Eropa dihasilkan dari pemroyeksian pada ruang atau sudut pertama (first angel). Oleh karena itu proyeksi Eropa sering disebut proyeksi “Kuadran Pertama” atau “Kuadran I”. Ruang atau sudut penampilan tersebut berbentuk tiga dimensi, yang terdiri atas 3 bidang, yakni bidang I, II, dan III. Bidang I berfungsi untuk menampilkan bayangan benada tampak dari atas, bidang II untuk bayangan benda tampak depan, dan bidang III untuk bayangan benda tampak dari samping kiri. Oleh karena itu proyeksi Eropa sering dikelompokkan dalam proyeksi multiview (tampak ganda).
Jika diperhatikan sistem proyeksi Eropa ini menempatkan posisi benda/obyek yang digambar berada di antara titik pengamat (proyektor) dan proyeksi benda. Jika diurutkan maka posisi tersebut adalah pengamat, objek, dan gambar proyeksi. Posisi pengamat terhadap bidang gambar adalah tegak lurus. Di samping itu, masing-masing garis pemroyeksi yang merupakan hubungan dari titik pengamat dan benda sehingga menghasilkan proyeksi tersebut adalah sejajar sesamanya.
Ruang / sudut yang berbentuk tiga dimensi ini diubah sedemikian rupa menjadi dua dimensi. Dengan kata lain diubah menjadi bidang datar sehingga dapat dituangkan ke dalam bidang atau kertas gambar. Perubahan sudut / ruang tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut: