Menyantap dan membagikan kue keranjang saat Imlek tiba sudah menjadi tradisi turun temurun yang diwariskan oleh leluhur orang-orang Tionghoa.
Berbagai hidangan khas Imlek dipercaya memiliki filosofi kemakmuran. Salah satunya adalah kue keranjang.
Kue cokelat manis ini dibawa oleh para orang-orang Tiongkok yang migrasi ke Indonesia sejak 1-6 SM.
Kue keranjang terbuat dari adonan tepung ketan dan gula yang dicetak dalam sebuah keranjang kecil berbentuk bulat dan berlubang.
Itu sebabnya kue ini disebut kue keranjang.
Kue keranjang itu lengket, kenyal, dan manis rasanya, mirip dengan dodol. Oleh karena itu, di Jawa Barat kue ini disebut dodol cina.
Nama kue ini sebenarnya nian gao. Nian artinya tahun. Gao artinya kue.
Nian gao adalah kue tahunan yang hanya keluar setahun sekali yaitu sekitar tahun baru Imlek.
Kue keranjang memiliki filosofi atau simbol-simbol yang melambangkan kemakmuran, diantaranya adalah:
Kuenya lengket melambangkan persaudaraan yang semakin erat dan rukun.
Rasanya manis melambangkan kehidupan yang ceria, penuh keberuntungan dan siapa yang memakannya akan berkata baik-baik.
Bentuknya bulat melambangkan persatuan, kerukunan, keceriaan, keberuntungan, dan kesuksesan.
Kue Sesaji dan Kue Keberuntungan
Kue keranjang adalah kue sesaji.
Kue ini ditaruh di meja altar sejak seminggu sebelum Imlek dan baru boleh dimakan setelah hari raya Cap Go Meh.
Cap Go Meh dirayakan 15 hari setelah Imlek.
Secara tradisi, kue keranjang adalah kue pertama yang dimakan di tahun baru Imlek.
Dengan menyantap kue yang manis itu, diharapkan sepanjang tahun itu hidup akan berjalan dengan manis penuh keberuntungan.
Kue ini pun tak boleh disajikan sembarangan.
Paling tidak jangan menyajikannya dalam jumlah empat potong.
Karena bagi orang Tionghoa, empat atau shi artinya mati dan bukan merupakan hal baik atau akan bernasib sial.
Lebih baik menyajikannya dalam jumlah ganjil.
Kalau pun akan disajikan dalam jumlah genap, paling baik disajikan enam buah.
Dan yang tak boleh dilupakan, kue keranjang disusun menjulang ke atas dengan makna agar segala doa bisa tersampaikan kepada dewa-dewa di atas.
Kamis, 23 Januari 2020
Rabu, 08 Januari 2020
Aliran dalam seni lukis
Seni lukis merupakan salah satu cabang dari seni rupa. Seni lukis yaitu seni yang mengapresiasikan kreatifitas seorang seniman melalui bidang dua dimensi, seperti kanvas, kertas, papan dll. Seni lukis memiliki beragam aliran yang semakin hari semakin berkembang. Berikut macam - macam aliran seni lukis :
Sukarno oleh Basuki Abdullah (Naturalisme)
Aliran Naturalisme adalah aliran yang berusaha menampilkan suatu objek lukisan secara alami. Aliran naturalisme ini memang mirip dengan realisme, bedanya naturalisme memiliki suatu tambahan agar menjadi lebih indah.
Ciri - ciri :
Kebanyakan bertemakan tentang alam
Memiliki teknik gradasi warna
Memiliki susunan perbandingan. perspektif, tekstur, perwarnaan serta gelap terang dikerjakan seteliti mungkin
Tokoh - tokohnya :
Raden Saleh
Abdullah Sudrio Subroto
Basuki Abdullah
Gambir Anom
Trubus
Penangkapan Pangeran Diponegoro" karya Raden Saleh (1857). (Romantisme)
Aliran Romantisme adalah aliran yang berusaha menampilkan suatu lukisan dengan fantastik dan indah. Aliran ini menampilkan tentang suatu hal yang bersifat romance, seperti suatu pemandangan alam, tragedi, ataupun sejarah.
Ciri - ciri :
Lukisan mengandung cerita yang dahsyat dan emosional.
Penuh gerak dan dinamis.
Warna bersifat kontras dan meriah.
Pengaturan komposisi dinamis.
Mengandung kegetiran dan menyentuh perasaan.
Kedahsyatan melebihi kenyataan
Tokoh - tokohnya :
Raden Saleh
Eugene Delacroix
Theodore Gericault
Jean Baptiste.
Stone Breakers oleh Gustave Courbet (Realisme)
Aliran Realisme yaitu aliran yang menampilkan karya lukis apa adanya sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari - hari dan berusaha agar lukisan seperti nyatanya tanpa ada tambahan lain.
Ciri - ciri aliran ini yaitu :
Kebanyakan menampilkan tentang kehidupan sehari - hari.
Lukisan apa adanya.
Lukisan juga terlihat menyatu antara objek satu dengan objek lainnya.
Tokoh - tokohnya :
Gustove Corbert
Fransisco de Goya
Honore Umier
Dream Caused Flight Bumblebee around Pomegranate Second Before Awakening (1944)
Salvador Dali (Surealisme)
Aliran Surealisme yaitu aliran yang erat kaitannya dengan dunia fantasi, seolah - olah kita melukis dalam dunia mimpi. Lukisan surealisme juga biasanya memiliki bentuk atau lukisan yang tidak logis serta seperti khayalan.
Ciri - ciri :
Lukisan aneh dan asing.
Penuh dengan fantasi dan khayalan.
Tokoh - tokohnya :
Joan Miro
Salvador Dali
Andre Masson
Sudiardjo
Amang Rahman
Bouquet of Flowers on the Veranda by Henri Matisse 80cm x 50cm Oil on canvas (Fauvisme)
Aliran Fauvisme adalah aliran yang memberikan kebebasan berekspresi, sehingga banyak objek lukisan yang dibuat kontras dengan aslinya.
Ciri - ciri :
Seni lukisannya ialah warna-warna yang liar dan kontras.
Warna-warna yang dipakai jelas tidak lagi disesuaikan dengan warna aslinya
Penggunaan garis dalam fauvisme disederhanakan sehingga pemirsa lukisan bisa mendeteksi keberadaan garis yang jelas dan kuat.
Tokoh - Tokoh :
Henry Matisse
Andre Dirrain
Maurice de Vlamink
Rauol Dufi
Kess Van Dongen.
Starry Night oleh Vincent Van Gogh (Ekspresionisme)
Aliran Ekspresionisme adalah suatu aliran yang memberikan kebebasan distorsi bentuk dan warna untuk melahirkan emosi ataupun menyatakan sensasi dari dalam (baik objeknya maupun senimannya).
Ciri - ciri :
Lebih banyak mengungkapkan jenis emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia seseorang
Ungkapan isi hati seseorang.
Imajinasi seseorang
Pemilihan Warna diutamakan
Ekspresionisme menjaga jiwa dan menemukan ‘Sturm und Drang' dan pancarannya keluar merupakan media yang baik untuk melukiskan emosinya kepada orang lain.
Tokoh - Tokoh :
Vincent Van Gogh
Paul Gaugiuin
Ernast Ludwig
Affandi
Zaini
Popo Iskandar
Self Portrait oleh Affandi (Ekspresionisme)
Aliran Ekspresionisme adalah suatu aliran yang memberikan kebebasan distorsi bentuk dan warna untuk melahirkan emosi ataupun menyatakan sensasi dari dalam (baik objeknya maupun senimannya).
Ciri - ciri :
Lebih banyak mengungkapkan jenis emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia seseorang
Ungkapan isi hati seseorang.
Imajinasi seseorang
Pemilihan Warna diutamakan
Ekspresionisme menjaga jiwa dan menemukan ‘Sturm und Drang' dan pancarannya keluar merupakan media yang baik untuk melukiskan emosinya kepada orang lain.
Tokoh - Tokoh :
Vincent Van Gogh
Paul Gaugiuin
Ernast Ludwig
Affandi
Zaini
Popo Iskandar
Ssoleil Levant 1872 Claude Monet (Impression)
Aliran Impresionisme adalah seni yang berusaha menampilkan kesan yang ditangkap objek. Aliran Impresionisme juga biasanya memiliki gambar yang agak kabur dan tidak mendetail.
Ciri - ciri :
Goresan kuas pendek dan tebal dengan gaya mirip sketsa, untuk memberikan kemudahan pelukis menangkap esensi subjek daripada detailnya.
Warna didapat dengan sesedikit mungkin pencampuran pigmen cat yang digunakan. Diharapkan warna tercampur secara optis oleh retina.
Bayangan dibuat dengan mencampurkan warna komplementer (Hitam tidak digunakan sebagai bayangan).
Cat tidak ditunggu kering untuk ditimpa dengan warna berikutnya.
Pengolahan sifat transparansi cat dihindari.
Meneliti sedetail mungkin sifat pantulan cahaya dari suatu objek untuk kemudian diterapkan di dalam lukisan.
Dikerjakan di luar ruangan (en plein air)
Tokoh - Tokoh :
Claude Monet
Aguste Renoir
Casmile Pissaro
Sisley
Edward Degas
Mary Cassat
Chicks from avignon karya Pablo Picasso (Kubisme)
Aliran Kubisme adalah aliran yang memiliki bentuk-bentuk geometris seperti segitiga, segi empat, lingkaran, silinder, bola, kerucut, kubus dan kotak-kotak.
Ciri - ciri :
Memiliki bentuk geometris
Memiliki perpaduan warna yang sangat perspektif.
Tokoh - Tokoh :
Gezanne
Pablo Picasso
Metzinger
Braque
Albert Glazes
Fernand Leger
Robert Delaunay
Untitled karya Hans ARP th 1966 ukuran 50,5 x 33 cm (Dadaisme)
Aliran Dadaisme adalah aliran yang menyajikan karya artistic dari bentuk yang seram, magic,mengerikan, kekanak-kanakan (naive), terkadang mengesankan.
Ciri - ciri :
Seni yang tidak mau ilusi atau ketiadaan ilusi.
Dominasi warna hitam, merah putih hijau dengan pewarnaan primer, tajam dan kontras
Tokoh - Tokoh :
Roull Haussmann
Duchamp
Hans Arp
Sukarno oleh Basuki Abdullah (Naturalisme)
Aliran Naturalisme adalah aliran yang berusaha menampilkan suatu objek lukisan secara alami. Aliran naturalisme ini memang mirip dengan realisme, bedanya naturalisme memiliki suatu tambahan agar menjadi lebih indah.
Ciri - ciri :
Kebanyakan bertemakan tentang alam
Memiliki teknik gradasi warna
Memiliki susunan perbandingan. perspektif, tekstur, perwarnaan serta gelap terang dikerjakan seteliti mungkin
Tokoh - tokohnya :
Raden Saleh
Abdullah Sudrio Subroto
Basuki Abdullah
Gambir Anom
Trubus
Penangkapan Pangeran Diponegoro" karya Raden Saleh (1857). (Romantisme)
Aliran Romantisme adalah aliran yang berusaha menampilkan suatu lukisan dengan fantastik dan indah. Aliran ini menampilkan tentang suatu hal yang bersifat romance, seperti suatu pemandangan alam, tragedi, ataupun sejarah.
Ciri - ciri :
Lukisan mengandung cerita yang dahsyat dan emosional.
Penuh gerak dan dinamis.
Warna bersifat kontras dan meriah.
Pengaturan komposisi dinamis.
Mengandung kegetiran dan menyentuh perasaan.
Kedahsyatan melebihi kenyataan
Tokoh - tokohnya :
Raden Saleh
Eugene Delacroix
Theodore Gericault
Jean Baptiste.
Stone Breakers oleh Gustave Courbet (Realisme)
Aliran Realisme yaitu aliran yang menampilkan karya lukis apa adanya sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari - hari dan berusaha agar lukisan seperti nyatanya tanpa ada tambahan lain.
Ciri - ciri aliran ini yaitu :
Kebanyakan menampilkan tentang kehidupan sehari - hari.
Lukisan apa adanya.
Lukisan juga terlihat menyatu antara objek satu dengan objek lainnya.
Tokoh - tokohnya :
Gustove Corbert
Fransisco de Goya
Honore Umier
Dream Caused Flight Bumblebee around Pomegranate Second Before Awakening (1944)
Salvador Dali (Surealisme)
Aliran Surealisme yaitu aliran yang erat kaitannya dengan dunia fantasi, seolah - olah kita melukis dalam dunia mimpi. Lukisan surealisme juga biasanya memiliki bentuk atau lukisan yang tidak logis serta seperti khayalan.
Ciri - ciri :
Lukisan aneh dan asing.
Penuh dengan fantasi dan khayalan.
Tokoh - tokohnya :
Joan Miro
Salvador Dali
Andre Masson
Sudiardjo
Amang Rahman
Bouquet of Flowers on the Veranda by Henri Matisse 80cm x 50cm Oil on canvas (Fauvisme)
Aliran Fauvisme adalah aliran yang memberikan kebebasan berekspresi, sehingga banyak objek lukisan yang dibuat kontras dengan aslinya.
Ciri - ciri :
Seni lukisannya ialah warna-warna yang liar dan kontras.
Warna-warna yang dipakai jelas tidak lagi disesuaikan dengan warna aslinya
Penggunaan garis dalam fauvisme disederhanakan sehingga pemirsa lukisan bisa mendeteksi keberadaan garis yang jelas dan kuat.
Tokoh - Tokoh :
Henry Matisse
Andre Dirrain
Maurice de Vlamink
Rauol Dufi
Kess Van Dongen.
Starry Night oleh Vincent Van Gogh (Ekspresionisme)
Aliran Ekspresionisme adalah suatu aliran yang memberikan kebebasan distorsi bentuk dan warna untuk melahirkan emosi ataupun menyatakan sensasi dari dalam (baik objeknya maupun senimannya).
Ciri - ciri :
Lebih banyak mengungkapkan jenis emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia seseorang
Ungkapan isi hati seseorang.
Imajinasi seseorang
Pemilihan Warna diutamakan
Ekspresionisme menjaga jiwa dan menemukan ‘Sturm und Drang' dan pancarannya keluar merupakan media yang baik untuk melukiskan emosinya kepada orang lain.
Tokoh - Tokoh :
Vincent Van Gogh
Paul Gaugiuin
Ernast Ludwig
Affandi
Zaini
Popo Iskandar
Self Portrait oleh Affandi (Ekspresionisme)
Aliran Ekspresionisme adalah suatu aliran yang memberikan kebebasan distorsi bentuk dan warna untuk melahirkan emosi ataupun menyatakan sensasi dari dalam (baik objeknya maupun senimannya).
Ciri - ciri :
Lebih banyak mengungkapkan jenis emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia seseorang
Ungkapan isi hati seseorang.
Imajinasi seseorang
Pemilihan Warna diutamakan
Ekspresionisme menjaga jiwa dan menemukan ‘Sturm und Drang' dan pancarannya keluar merupakan media yang baik untuk melukiskan emosinya kepada orang lain.
Tokoh - Tokoh :
Vincent Van Gogh
Paul Gaugiuin
Ernast Ludwig
Affandi
Zaini
Popo Iskandar
Ssoleil Levant 1872 Claude Monet (Impression)
Aliran Impresionisme adalah seni yang berusaha menampilkan kesan yang ditangkap objek. Aliran Impresionisme juga biasanya memiliki gambar yang agak kabur dan tidak mendetail.
Ciri - ciri :
Goresan kuas pendek dan tebal dengan gaya mirip sketsa, untuk memberikan kemudahan pelukis menangkap esensi subjek daripada detailnya.
Warna didapat dengan sesedikit mungkin pencampuran pigmen cat yang digunakan. Diharapkan warna tercampur secara optis oleh retina.
Bayangan dibuat dengan mencampurkan warna komplementer (Hitam tidak digunakan sebagai bayangan).
Cat tidak ditunggu kering untuk ditimpa dengan warna berikutnya.
Pengolahan sifat transparansi cat dihindari.
Meneliti sedetail mungkin sifat pantulan cahaya dari suatu objek untuk kemudian diterapkan di dalam lukisan.
Dikerjakan di luar ruangan (en plein air)
Tokoh - Tokoh :
Claude Monet
Aguste Renoir
Casmile Pissaro
Sisley
Edward Degas
Mary Cassat
Chicks from avignon karya Pablo Picasso (Kubisme)
Aliran Kubisme adalah aliran yang memiliki bentuk-bentuk geometris seperti segitiga, segi empat, lingkaran, silinder, bola, kerucut, kubus dan kotak-kotak.
Ciri - ciri :
Memiliki bentuk geometris
Memiliki perpaduan warna yang sangat perspektif.
Tokoh - Tokoh :
Gezanne
Pablo Picasso
Metzinger
Braque
Albert Glazes
Fernand Leger
Robert Delaunay
Untitled karya Hans ARP th 1966 ukuran 50,5 x 33 cm (Dadaisme)
Aliran Dadaisme adalah aliran yang menyajikan karya artistic dari bentuk yang seram, magic,mengerikan, kekanak-kanakan (naive), terkadang mengesankan.
Ciri - ciri :
Seni yang tidak mau ilusi atau ketiadaan ilusi.
Dominasi warna hitam, merah putih hijau dengan pewarnaan primer, tajam dan kontras
Tokoh - Tokoh :
Roull Haussmann
Duchamp
Hans Arp
Jumat, 08 November 2019
Tumbuhan dan nama daerah di Betawi
Orang Betawi adalah Melayu yang bermukim di Jawa bagian Barat. Menurut para pakar bahasa seperti Prof. Nothofer dari Frankfurt University, perpindahan orang Melayu ke Jawa bagian barat, setidaknya terjadi pada abad XX sebelum Masehi. Namun, disadari atau tidak, ternyata banyak nama daerah di Betawi yang berasal dari tumbuhan, mari kita telusuri :
1. Betawi
Nama BETAWI berasal dari tanaman jenis akasia betawi. Tanaman ini tumbuh banyak di daerah Bekasi, terutama di Kampung Taruma Jaya. Di daerah lain di Indonesia, tanaman ini tumbuh di daerah Kapuas Hulu, Kalimantan Barat dengan nama bekawi. Tanaman ini dapat tumbuh sampai 4 meter. Daunnya disebut ketepeng. Daun ketepeng berkhasiat untuk pengobatan penyakit kulit. Selain itu kegunaan pohon betawi adalah pada akar umbinya yang dapat dijadikan gagang senjata tajam seperti pisau, keris dan golok.
1. Betawi
Nama BETAWI berasal dari tanaman jenis akasia betawi. Tanaman ini tumbuh banyak di daerah Bekasi, terutama di Kampung Taruma Jaya. Di daerah lain di Indonesia, tanaman ini tumbuh di daerah Kapuas Hulu, Kalimantan Barat dengan nama bekawi. Tanaman ini dapat tumbuh sampai 4 meter. Daunnya disebut ketepeng. Daun ketepeng berkhasiat untuk pengobatan penyakit kulit. Selain itu kegunaan pohon betawi adalah pada akar umbinya yang dapat dijadikan gagang senjata tajam seperti pisau, keris dan golok.
Nama Kapuk Muara sendiri adalah kombinasi Kapuk dan Muara. Pohon Kapuk Randu (Ceiba Pentandra) di masa lalu biasanya digunakan untuk mengisi kasur dan bantal sehingga lembut seperti tempat tidur, tentu saja sebelum penemuan bahan sintetis seperti sekarang.
Dalam beberapa abad yang lalu di daerah Kapuk Muara ada banyak pohon Kapuk Randu tumbuh di sekitar muara sungai / waktu yang menjorok ke laut. Sehingga dikatakan bahwa dari mana asal nama Kapuk Muara.
3. Menteng
Sebelum menjadi rumah elit seperti sekarang, daerah Menteng ketika itu adalah hutan yang memiliki banyak buah-buahan, terutama banyak pohon buah menteng, sehingga orang-orang menyebut daerah dengan nama Kampung Menteng.
Menteng / Ledge / Mundung adalah jenis tanaman batang keras dan kayu, dengan nama ilmiah Baccaurea Racemosa. Pohon asli Pulau Jawa ini menghasilkan buah yang menyerupai buah duku dengan rasa dan rasa manis asam.
4. Bidara Cina
Dalam periode kolonial Belanda, di lokasi itu kelompok etnis Cina menanam pohon Bidara. Itu terjadi sebelum pemberontakan Tionghoa melawan pemerintah Belanda di Batavia pada tahun 1740. Penduduk setempat menyebut kejadian pemberontakan dengan nama tragedi Tiongkok berdarah. Banyak juga percaya bahwa nama Bidara diambil dari kata-kata berdarah dalam tragedi itu.
Bidara atau Widara adalah pohon buah yang tumbuh di daerah tropis. Pohon ini juga mampu bertahan ketika suhu kering dan ekstrem yang berkepanjangan. Buahnya memiliki rasa pahit manis dan asam, kayunya sering digunakan sebagai bangunan yang baik atau bahan bakar, sampai kulit dan akarnya juga obat pencernaan yang berkhasiat dan penyembuh luka.
5. Gandaria
Catatan historis wilayah yang mengambil nama pohon lainnya, dahulu di daerah administrasi kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, banyak yang ditumbuhi pohon Gandaria. Jadi dikatakan bahwa inilah asal muasal dari mana asal nama Gandaria.
6. Duri Kosambi
Menurut catatan sejarah, sebelumnya daerah Duri Kosambi adalah daerah kering dan banyak perkebunan yang dikelola oleh penduduk setempat. Masyarakat menanam berbagai jenis pohon, dari buah-buahan hingga sayuran, dan yang paling berkembang adalah pohon buah, salah satunya adalah pohon Kosambi
Pohon Kosambi adalah duri di batang dan daun, jadi dikatakan bahwa dari asal nama Duri Kosambi yang digunakan oleh masyarakat dari awal mendiami daerah. Tetapi seiring dengan perkembangan kota Jakarta, sekarang tidak ada lagi pohon Kosambi, bahkan tidak ditemukan bekasnya.
7. Pulo Gadung
Gadung (Dioscorea Hispida atau Dioscoreaceae) adalah jenis tanaman bantalan yang umumnya digunakan sebagai tanaman pangan. Gadung menghasilkan umbi yang dapat dimakan, tetapi mengandung racun yang dapat menyebabkan pusing dan muntah jika mereka tidak benar dalam pemrosesan. Produk Gadung yang paling terkenal adalah dalam bentuk keripik meskipun di rebus juga bisa dimakan. Umbi juga dapat digunakan sebagai arak (difermentasi) sehingga di Malaysia juga dikenal sebagai ubi arak, selain peercharies. Di Indonesia, memiliki nama seperti Janeng (Aceh), Janjang (Minang), Bitule (Gorontalo), Gadu, (Bima), Gadung (Bali, Jawa, Madura dan Sunda) IWI (SASAK), AX (SASAK), Salapa (Bugis) dan Sikapa (Makassar).
8. Wijayakusuma
Wijayakusuma (Epiphyllum Anguliger) mencakup jenis pabrik kaktus yang memiliki kelas Dichotiledonea, dan dapat hidup di daerah dengan iklim moderat ke iklim tropis.
Dikatakan bahwa seorang karakter bernama Ki Ageng Selo mengakui bahwa pada tahun 1970, Pak Harto telah diminta menanam Wijaya Kusuma di istana negara yang diambil oleh Soedjono dari Pulau Nusakambangan. Tujuannya adalah bahwa pada tahun 1973 Pak Harto kembali terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia lagi.
Karena namanya mirip dengan nama Jawa, banyak orang berpikir jika tanaman bunga Wijayakusuma adalah tanaman asli Indonesia. Meskipun tanaman ini sebenarnya dari Venezuela, Amerika Selatan. Tanaman Wijayakusuma di masa lalu dibawa oleh pedagang Cina ke Indonesia di Kerajaan Majapahit.
Bunga yang disebutkan dengan Ratu malam ini memiliki bunga putih besar yang seperti gading, dan terlihat seperti tanaman yang sangat eksotis. Bunga Wijayakusuma ini memiliki daun hijau, berbentuk datar, pada ujung di sekitar daun ada kurva kecil, keras.
Bunga Wijayakusum adalah bunga yang unik dan langka yang cukup umum di Indonesia. Yang membuat "bunga kemuliaan" nama lain dari bunga Wijayakusuma ini jarang terjadi karena tanaman itu sulit diperoleh. Tetapi kesempatan untuk menonton bunga ini mekar sangat jarang.
Karena kelangkaan, sampai mengembangkan mitos bahwa siapa pun yang bisa mendapatkan bunga Wijayakusuma mekar akan mendapatkan keberuntungan. Dalam kekuatan bunga, disebut sebagai peninggalan milik Bathara Kresna, persidangan Allah Wisnu menyanyikan pencari alam semesta.
Di antara Istana Kasunanan Surakarta dan Yogyakarta, Bunga Wijayakusuma diyakini memiliki hubungan dekat dengan raja-raja Majapahit di masa lalu. Di budaya Istana Yogyakarta dan Surakarta, kandidat raja baru diminta untuk memilih bunga Wijayakusuma yang mekar sebelum naik tahta. Raja yang berhasil membuatnya diyakini sebagai kemuliaan bagi Kerajaan yang dipimpin nanti.
9. Kelapa sawit
Elaeis (dari bahasa Yunani, yang berarti "minyak") adalah genus Arecaceae yang memiliki dua spesies, yang disebut kelapa sawit. Pabrik ini digunakan untuk bisnis pertanian komersial dalam produksi minyak sawit. Palm African Palm Elaeis Guineensis (nama spesies Guineensis mengacu pada negara asalnya) adalah sumber utama minyak sawit. American Oil Palm, Elaeis Oleifera (dari Oleifer Latin, yang berarti "produsen minyak") adalah tanaman asli Amerika tropis, dan digunakan secara lokal untuk produksi minyak.
Palm Oil adalah tanaman industri sebagai bahan baku untuk minyak goreng, minyak industri, dan bahan bakar. Kelapa sawit ini memiliki peran penting dalam industri minyak, yang dapat menggantikan kelapa sebagai sumber bahan baku. Perkebunan menghasilkan laba besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Di Indonesia, penyebaran di daerah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Ada beberapa spesies kelapa sawit yaitu E. Guineensis Jacq., E. oleifera, dan E. Odora. Varietas atau jenis minyak kelapa sawit diklasifikasikan berdasarkan dua karakteristik, yaitu ketebalan endocarp dan warna buah. Pengembangan ketebalan endocarp, kelapa sawit diklasifikasikan sebagai tiga varietas yaitu Dura, Pisifera, dan Tenera, sedangkan sesuai dengan warna buah, kelapa sawit diklasifikasikan ke dalam tiga varietas yaitu nigrescens, virescens, dan albescens. Secara umum, kelapa sawit terdiri dari beberapa bagian, yaitu akar, batang, daun, bunga dan buah. Bagian dari kelapa sawit yang diperlakukan menjadi minyak adalah buah.
Selasa, 29 Oktober 2019
Situs Buni, peninggalan sejarah Betawi
Nama Betawi berasal dari tanaman Betawi Akasia. Tanaman ini tumbuh banyak di daerah Bekasi, terutama di Kampung Taruma Jaya. Selain itu, tanaman ini juga tumbuh di daerah Kapuas Hulu, Kalimantan Barat dengan nama Bekawi. Tanaman ini dapat tumbuh hingga 4 meter. Daunnya disebut ketepeng. Daun Ketepeng efektif untuk pengobatan penyakit kulit. Selain itu, penggunaan pohon Betawi adalah akar umbi yang dapat digunakan sebagai pegangan senjata tajam seperti keris, golok dan pisau.
Perbatasan wilayah budaya Betawi di Barat adalah Sungai Cisadane, di sebelah timur aliran Sungai Citarum dan Cilamaya, di Selatan adalah Cibinong, Cileungsi, sementara di utara ada pulau seribu.
Di Zaman Batu, orang-orang Betawi diketahui telah tinggal di Jakarta dan sekitarnya. Terbukti dengan penemuan Kapak Batu yang menyebar di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Barat dan Jakarta Timur.
Kebesaran budaya Betawi di situs Batu Jaya Tarumajaya, warisan abad ke-2.
Orang Bekasi memiliki sejarah panjang peradaban di wilayahnya. Para ilmuwan bahkan mencatat Bekasi yang sangat terkenal di masa lalu. Yang kini dapat dilacak di situs BUNI.
Situs Buni terletak di Desa Buni Pasar Mas, Desa Buni Bakti, Distrik Babelan, Kabupaten Bekasi. Di daerah ini, banyak artefak ditemukan atau benda arceologis prasejarah.
Dikatakan, di tempat ini para arkeolog menemukan situs makam prasejarah dari nenek moyang Bekasi sekitar 2.000 tahun lalu. Dalam kerangka manusia ditemukan ada benda-benda prasejarah yang berharga budaya yang tinggi.
Banyak versi juga menyebutkan siapa awal menemukan situs buni sebelum arkeolog tiba dan memulai pelacakan historis di tempat ini sekitar tahun 1960. Salah satu dari mereka adalah Masnah, nenek dari suami Atikah. Menurut Atikah, Masnah pertama kali menemukan salah satu objek yang ternyata merupakan artefak dari situs BUNI pada tahun 1958.
Objek yang ditemukan oleh warga di situs BUNI sangat beragam. Antara lain, roda persegi, manik-manik, perhiasan emas, pot, kendi, batang besi, ke piring arekamedu dari India.
Menurut para peneliti, situs BUNI adalah peninggalan kerajaan pasir Segara yang telah berdiri jauh sebelum Kerajaan Tarumanegara muncul pada abad ke-4. Dikatakan, sebelum Masehi di Tatar Pasudan memiliki 46 kerajaan kuno, salah satunya adalah pasir Segara yang memusatkan pemerintahannya di pantai utara Bekasi.
Ali Anwar, Sejarawan budaya Betawi, bahkan dalam bukunya "Sejarah Kabupaten Bekasi", mengatakan bahwa peradaban Buni adalah cakupan yang sangat luas. Membentang di sepanjang pantai utara Jawa Barat, terutama Bekasi, Jakarta, Tanggerang, Karawang, dan Subang.
Menurut Ali, pemerintah dan rakyat Bekasi pada waktu itu memiliki hubungan komunikasi dengan pusat peradaban lain di daerah sekitarnya. Bahkan hubungan antarpulau dan benua, jadi tidak salah menemukan artefak piring areKamedu dari India. "Tarumanegara adalah puncak dari peradaban Buni yang berlangsung selama ratusan tahun," kata Ali.
Langganan:
Postingan (Atom)