Selasa, 29 Juli 2025

Sejarah Fotografi

Proglog

Fotografi memainkan peran yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia, tidak hanya sebagai sarana dokumentasi, tetapi juga sebagai media komunikasi, ekspresi, dan perubahan sosial, Perkembangan fotografi saat ini sangat pesat, didorong oleh kemajuan teknologi digital, kecanggihan kamera smartphone, dan peran besar media sosial.



Fotografi dalam Desain Komunikasi Visual bukan hanya tentang mengambil gambar yang indah, tetapi juga tentang bagaimana gambar tersebut digunakan untuk menyampaikan pesan, membangun identitas, dan berkomunikasi secara efektif dengan audiens.

sebelum mempelajari peneraparan dasar dasar fotograpy perlu memahami definisi dan fungsi fotografi serta sejarah fotograpi tersebut.

1.1 Definisi dan Fungsi Fotografi

Kata Fotografi diambil berasal dari bahasa Yunani, yaitu photos (cahaya) dan graphos (melukis atau menulis), sehingga secara harfiah berarti "melukis dengan cahaya.", fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek gambar. Dalam seni rupa, fotografi adalah proses pembuatan lukisan dengan menggunakan media cahaya. Sebagai dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera.


Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).

Pada umumnya semua hasil karya fotografi dikerjakan dengan kamera, dan kebanyakan kamera memiliki cara kerja yang sama dengan cara kerja mata manusia. Seperti halnya mata, kamera memiliki lensa, dan mengambil pantulan cahaya terhadap suatu objek dan menjadi sebuah image.

Tetapi, sebuah kamera dapat merekam sebuah image ke dalam sebuah film dan hasilnya tidak hanya bisa dibuat permanen tetapi dapat pula diperbanyak, dan diperlihatkan kepada orang lain. Sedangkan mata, hanya dapat merekam image kedalam memori otak dan tidak bisa dilihat secara langsung kepada orang lain.

Fotografi dapat didefinisikan dari dua perspektif utama: teknis dan seni. Kedua perspektif ini saling melengkapi dalam menghasilkan gambar yang bermakna dan estetis.

1. Perspektif Teknis:

Dari sudut pandang teknis, fotografi adalah proses menangkap cahaya pada permukaan sensitif cahaya (film atau sensor digital) menggunakan kamera. Fokus utamanya adalah pada pengaturan dan penguasaan alat serta teknik untuk menghasilkan gambar yang tajam, terpapar dengan baik, dan sesuai dengan tujuan visual.

Elemen teknis mencakup:

Eksposure:

Eksposure (exposure) dalam fotografi adalah jumlah cahaya yang diterima oleh sensor kamera atau film saat mengambil gambar. Eksposur menentukan seberapa terang atau gelap hasil foto. Jika eksposure tidak tepat, foto bisa menjadi terlalu gelap (underexposed) atau terlalu terang (overexposed).

Kombinasi dari aperture (bukaan lensa), shutter speed (kecepatan rana), dan ISO (sensitivitas cahaya).

Untuk menghasilkan ukuran cahaya yang tepat untuk menghasilkan bayangan, digunakan bantuan alat ukur lightmeter. Setelah mendapat ukuran cahaya yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur cahaya tersebut dengan mengatur ASA (ISO Speed), diafragma (aperture), dan penggunaan filter.

Fokus:

Fokus pada kamera mengacu pada ketajaman gambar pada titik atau area tertentu dalam bingkai. Saat kamera "fokus", ia menyesuaikan lensa agar cahaya dari subjek jatuh tepat pada sensor, menghasilkan gambar yang tajam dan jelas. Komposisi: Penempatan elemen visual dalam frame (meskipun ini juga bersifat artistik).

Pencahayaan:

Pencahayaan dalam fotografi adalah elemen paling penting karena tanpa cahaya, tidak ada gambar. Pencahayaan (lighting) pada kamera mengacu pada cara cahaya mengenai subjek dan bagaimana kamera merekamnya. Cahaya memengaruhi mood, bentuk, kedalaman, dan detail dalam foto.

Peralatan:


Mencakup seluruh komponen fisik dan sistem elektronik yang memungkinkan kamera menangkap dan merekam gambar diantaran Kamera, lensa, tripod, filter, dan perangkat lunak pengeditan.

Tujuan teknis adalah mendapatkan hasil yang optimal secara kualitas gambar.

2. Perspektif Seni:

Secara artistik, fotografi adalah bentuk ekspresi visual yang menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan ide, emosi, suasana, atau cerita. Di sini, elemen estetika, subjektivitas, dan kreativitas memainkan peran utama.

Aspek seni mencakup:

Estetika visual:

Estetika visual pada fotografi merujuk pada cara elemen-elemen visual seperti Warna, kontras, bentuk, dan tekstur dalam sebuah foto disusun, dipadukan, dan disampaikan untuk menciptakan keindahan, harmoni, serta dampak emosional atau intelektual bagi penikmatnya. Estetika ini adalah jembatan antara aspek teknis dan artistik dalam fotografi.

Emosi dan suasana: Bagaimana foto membangkitkan perasaan atau suasana tertentu.

Narasi visual: Cerita atau pesan yang ingin disampaikan oleh fotografer.

Gaya pribadi: Pendekatan unik yang mencerminkan identitas fotografer.

Eksplorasi dan interpretasi: Kebebasan dalam memilih subjek, sudut pandang, atau teknik eksperimental.

Tujuan artistik adalah komunikasi visual dan pengalaman emosional.

Fotografi memiliki beragam fungsi, tergantung pada konteks dan tujuan penggunaannya. Berikut adalah beberapa fungsi utama fotografi dalam kehidupan pribadi, sosial, budaya, hingga profesional:

1. Fungsi Dokumentasi

Menangkap dan menyimpan momen penting dalam kehidupan pribadi (pernikahan, kelahiran, perjalanan).

Digunakan dalam bidang sejarah, arkeologi, kedokteran, dan ilmiah untuk mencatat data visual.

Contoh: Foto arsip bencana alam, dokumentasi pembangunan, rekam medis.

2. Fungsi Komunikasi

Fotografi menyampaikan pesan, ide, atau informasi tanpa kata.

Sangat efektif sebagai media komunikasi visual karena bersifat universal dan emosional.

Contoh: Foto kampanye sosial, iklan, media berita.

3. Fungsi Ekspresi dan Seni

Fotografi sebagai sarana ekspresi diri dan kreativitas.

Digunakan dalam seni rupa, galeri, atau proyek pribadi untuk menyampaikan gagasan, emosi, dan perspektif.

Contoh: Fotografi konseptual, fine art photography.

4. Fungsi Jurnalistik dan Informasi

Menyajikan fakta visual kepada publik secara cepat dan kuat.

Foto jurnalistik membantu membentuk opini publik dan dokumentasi sejarah secara real-time.

Contoh: Foto konflik, demonstrasi, bencana, olahraga.

5. Fungsi Komersial dan Bisnis

Fotografi digunakan untuk memasarkan produk, jasa, atau personal branding.

Visual yang menarik dapat meningkatkan daya tarik konsumen.

Contoh: Fotografi produk, fashion, makanan, iklan digital.

6. Fungsi Edukasi

Membantu proses belajar dengan menyajikan informasi visual.

Digunakan dalam buku pelajaran, presentasi, penelitian, dan pelatihan.

Contoh: Foto struktur tubuh manusia, proses ilmiah, eksperimen, hingga poster edukatif.

7. Fungsi Sosial dan Budaya

Menjadi alat untuk merepresentasikan identitas, tradisi, dan perubahan sosial.

Foto dapat memperkenalkan budaya atau menyuarakan isu-isu kemanusiaan.

Contoh: Foto kehidupan suku pedalaman, tradisi lokal, isu lingkungan.

1.2 Sejarah Singkat Fotografi

Perkembangan dunia fotografi memang tidak terlepas dari sejarahnya yang teramat panjang, dimulai dari masa sebelum Masehi hingga ke masa sekarang ini. Kini, fotografi telah menjadi suatu bidang yang amat populer dan dapat dipahami serta dipraktekkan dengan mudah oleh setiap orang. Keadaan seperti ini tidak mungkin tercapai tanpa adanya penemuan atau inovasi yang dilakukan oleh para tokoh. Berikut ini merupakan pemaparan perkembangan fotografi dari mulai penemuan konsep kamera yang paling sederhana hingga ke era fotografi digital.

1. Camera Obscura

Camera Obscura (selanjutnya ditulis kamera obscura), berasal dari kata dalam bahasa latin yang artinya “kamar gelap‟. Disebut demikian karena pada awalnya kamera obscura memang sebuah ruangan gelap yang memiliki sebuah lensa cembung/lubang kecil di salah satu bagian sisinya.

Melalui lensa cembung/lubang kecil inilah, cahaya dari luar akan masuk dan memproyeksikan citra dari obyek/keadaan di luar, ke atas sebuah media.

Sebuah kamera obscura berbentuk ruangan, di University of North Carolina at Chapel Hill.

Area yang diberi lingkaran berwarna kuning adalah lubang kecil tempat masuknya cahaya.

Sejarah awal dari konsep pemroyeksian/pemantulan cahaya bisa ditelusuri ke tahun 336 SM. Saat itu Aristoteles (384 - 322 SM) melihat bentuk sabit yang tercipta akibat dari peristiwa gerhana matahari sebagian. Bentuk sabit itu terproyeksikan ke atas permukaan tanah, melalui lubang-lubang kecil dari sebuah ayakan. Aristoteles kemudian membuat lubang kecil pada sebuah lempengan

logam. Dan ternyata, lubang kecil pada lempengan logam tersebut memang bermanfaat sebagai jalan masuknya cahaya yang memproyeksikan citra dari luar, ke atas sebuah bidang. Peristiwa inilah yang melahirkan apa yang disebut dengan „prinsip optik‟, suatu prinsip yang sangat bermanfaat

dalam pengembangan teknologi fotografi (kamera) hingga sekarang.

Perkembangan selanjutnya dilakukan oleh seorang ilmuwan Mesir bernama Abu Ali Al-Hasan Ibn Al-Haitham (965 - 1039 M), atau yang lebih dikenal dengan sebutan„Al-Hazen‟. Al-Hazen adalah orang pertama yang menerapkan prinsip optik pada suatu ruangan gelap. Ruangan gelap inilah yang kemudian disebut sebagai kamera obscura.

Pada abad ke-15, seorang pelukis dan penemu terkenal, Leonardo Da Vinci (1452 - 1519 M), memanfaatkan kamera obscura untuk membantunya membuat lukisan. Ia mengatur sedemikian rupa agar proyeksi cahaya dari luar ruangan bisa jatuh tepat ke atas media lukisnya. Dengan cara itu, ia dapat menyalin citra yang terproyeksi, menjadi sebuah lukisan. Selain itu, Leonardo Da Vinci juga membuat rancangan kamera obscura berbentuk praktis yang bisa dibawa kemana-mana. Akan tetapi rancangan itu tidak sempat ia realisasikan.




Sumber : https://shotkit.com/when-were-cameras-invented/



2. Tahun 1839 (Penemuan kamera plat logam/kamera foto)

Kamera foto berarti suatu alat yang fungsinya tidak hanya memproyeksikan citra saja, tetapi juga menggambarkan citra tersebut ke atas sebuah media, secara permanen. Kamera foto merupakan hasil pengembangan dari fungsi yang sudah ada pada kamera obscura temuan Al-Hazen. Bila menelusuri sejarah penemuan kamera foto modern, maka kita akan bertemu dengan 4 orang tokoh dari abad ke-19 yang telah berjasa menunjukkan jalan menuju dunia fotografi modern.

Orang yang pertama adalah seorang ilmuwan berkebangsaan Perancis, Joseph Nicéphore Niépce. Di tahun 1820an ia melakukan eksperimen dengan kamera obscura. Niépce menyisipkan sebuah media ke dalam kamera obscura, agar citra yang terproyeksikan bisa terekam dalam media itu.




View from the Window at Le Gras, foto yang paling pertama kali dibuat.

Media yang digunakannya adalah sebuah lempengan timah yang diolesi minyak khusus. Lempengan timah ini disimpan di dalam kamera obscura dan terpapar selama 8 jam oleh sinar matahari yang cerah. Citra yang terproyeksi dan terekam pada lempengan timah itulah, yang merupakan foto tercetak pertama yang berhasil dibuat dalam sejarah umat manusia. Foto itu diberi judul “View from the Window at Le Gras”, dibuat pada tahun 1826. Tahun 1826, Joseph Nicéphore Niépce berkolaborasi dengan seorang seniman dan ahli kimia Perancis bernama Louis JM Daguerre. Niépce meninggal dunia pada tahun 1833. Tapi setelah itu Daguerre terus menyempurnakan eksperimen Niépce. Ia menemukan cara agar gambar yang dihasilkan bisa terekam dengan lebih baik.





Boulevard du Temple (1838/1839), foto pertama yang menampilkan citra manusia. Dibuat oleh Louis JM Daguerre. Daguerre kemudian menggunakan media berupa lempengan berlapis perak. Sebelum lempengan itu dipapari cahaya, pertama-tama ia mengasapinya dengan uap dari zat yodium, agar lebih sensitif terhadap paparan cahaya. Setelah dipapari cahaya selama 10 menit melalui kamera obscura, lempengan berlapis perak tersebut diangkat dan diasapi lagi oleh uap dari zat merkuri serta dicelupkan dalam larutan garam. Akhirnya muncullah gambar yang kualitasnya lebih baik daripada foto yang dihasilkan selama 8 jam melalui eksperimen Niépce. Gambar yang diambil Daguerre ini dibuat pada sekitar akhir tahun 1838 atau awal tahun 1839. Diberi judul“Boulevard du Temple” dan merupakan foto pertama yang menampilkan citra manusia di dalamnya.

Proses dan perangkat yang dipergunakan Louis JM Daguerre untuk membuat foto, kemudian dipatenkan dan diberi nama Daguerreotype‟. Daguerreotype menjadi populer dan sering dipergunakan untuk mengambil gambar dari tokoh-tokoh terkenal. Sehingga alat ini bisa disebut sebagai kamera foto pertama yang digunakan di masyarakat.


3.1888/Awal Abad 20 (Penggunaan Film)

Tahun 1888, seorang berkebangsaan Amerika Serikat bernama George Eastman,

memperkenalkan kamera yang dijual dengan harga terjangkau dan bernama “Kodak”. Kamera Kodak yang pertama ini sudah terisi dengan sebuah rollfilm hitam putih yang mampu untuk merekam 100 foto.

Perkembangan awal dari film adalah lempengan timah/logam yang dipergunakan oleh Niépce, Daguerre, dan Talbot untuk merekam gambar yang dihasilkan dari alat mereka masing-masing. Akan tetapi lempengan yang telah dilapisi oleh berbagai macam zat kimia itu, tidaklah bisa disebut sebagai film karena gambar yang dibuat, tercetak pada lempengan itu juga. Sedangkan definisi film adalah media yang menyimpan gambar negatif, untuk kemudian diproses agar bisa tercetak pada media lain.

Adapun film seperti yang kita kenal sekarang ini, ditemukan oleh George Eastman, pendiri dari perusahaan Kodak, pada tahun 1884. Film jenis pertama ini berupa kertas yang diolesi dengan jel khusus yang kering. Baru pada tahun 1889, Eastman berinovasi dengan membuat film berbahan plastik transparan. Film ini terbuat dari bahan-bahan yang mudah terbakar, yaitu plastik khusus yang dicampur dengan nitrat dan kapur barus.


'Film' yang umum digunakan

 

 Kamera kodak pertama

Pengembangan pun terus dilakukan, film yang lebih modern dan biasa kita gunakan terdiri 3 hingga 20 lapisan, dan merupakan campuran dari berbagai bahan kimia. Adapun unsur-unsur yang terdapat pada film itu akan menentukan sensitifitas, kontras, resolusi dan efek-efek lain pada foto yang dibuat.

Menjelang akhir abad 20, muncul „film‟ jenis baru.Film baru itu adalah film elektronik (media penyimpanan data) yang digunakan pada kamera digital. Karena lebih murah dan bisa digunakan berulang-ulang, kini orang lebih memilih untuk memanfaatkan fotografi digital dan film elektronik tadi. Hasilnya pun bisa menyamai bahkan melebihi kualitas dari foto yang dihasilkan film konvensional.


4. Fotografi Digital

Fotografi digital merupakan salah satu inovasi terbaik dalam dunia fotografi. Kehadirannya telah mengubah paradigma masyarakat yang menganggap bahwa fotografi adalah suatu bidang yang mahal dan sulit untuk dikuasai. Fotografi digital benar-benar bisa memberikan kepraktisan dan kemudahan bagi setiap orang untuk membuat sebuah foto yang bagus. Dengan perkembangan teknologi yang pesat, dan beragam fitur untuk membuat foto yang baik, muncul sebuah ungkapan bahwa “setiap orang bisa menjadi fotografer profesional”.

Bila ditelusuri dari sejarahnya, maka kita akan kembali ke tahun 1960an. Di mana dunia sedang mengalami revolusi besar-besaran di bidang teknologi. Eugene F. Lally, seorang teknisi dari Jet Propulsion Laboratory adalah orang pertama yang mencetuskan ide untuk mendigitalisasi sebuah foto. Saat itu tujuannya adalah untuk mempermudah pengiriman foto secara langsung dari misi-misi luar angkasa Amerika Serikat.

Pada tahun 1970an, dunia jurnalistik turut mempengaruhi kemunculan kamera digital. Saat itu, terdapat sebuah tuntutan untuk menghadirkan foto dari suatu peristiwa yang terjadi, secepat mungkin. Maka digunakanlah media pemindai foto (scanner). Sebuah foto dipindai menjadi data elektronik, kemudian dikirimkan melalui jalur telepon. Akan tetapi, cara ini juga masih dianggap merepotkan, karena terjadi penurunan kualitas gambar yang cukup signifikan dan proses pengiriman foto pun masih memerlukan waktu yang relatif lama.


Kamera Digital Model Pertama


Untuk menjawab persoalan ini, diperlukan suatu kamera yang bisa secara langsung menciptakan foto yang berupa data elektronik. barulah pada bulan Desember tahun 1975, seorang teknisi dari perusahaan Kodak yang bernama Steven Sasson, menjadi orang pertama yang menemukan Kamera Digital. Kamera yang dibuatnya, menggunakan sensor CCD sebagai media penerimaan gambar dan hanya mampu menghasilkan foto hitam putih dengan resolusi sebesar 0,01 megapixel (320 x 240 pixel). Media penyimpanannya adalah sebuah kaset tape, sedangkan untuk melihat hasil gambar, kamera ini harus disambungkan terlebih dahulu dengan sebuah televisi. Kamera ini mempunyai bobot seberat 3,6 kg dan membutuhkan waktu tak kurang dari 23 detik untuk memproses satu buah foto.

Walaupun kamera digital model pertama ini masih belum praktis dan belum sepenuhnya menjawab persoalan-persoalan yang terjadi, tapi alat ini telah menjadi awal mula dari kemudahan dan kepraktisan teknologi fotografi digital yang kita nikmati sekarang ini. Setelah penemuan dari kamera digital model pertama, kamera-kamera digital selanjutnya terus bermunculan dengan perbaikan perbaikan dari model sebelumnya, dengan berbagai fitur serta kemampuan yang baru.



TUGAS INDIVIDU
Jelajah Sejarah Fotografi (Membuat Infografis Garis Waktu)
Tujuan:
Siswa dapat memahami perkembangan sejarah fotografi dari masa ke masa secara kronologis dan visual.
Petunjuk Kegiatan:
A. Buatlah sebuah infografis garis waktu (timeline) tentang sejarah perkembangan fotografi, mulai dari:
a. Kamera Obscura (336 SM)
b. Penemuan Kamera Foto (1839)
c. Penggunaan Film oleh Kodak (1888)
d. Fotografi Digital (1975–sekarang)

B. Tuliskan nama tokoh, tahun penemuan, dan teknologi kunci yang dikembangkan.
C. Gunakan aplikasi desain grafis sederhana seperti Canva, Google Slides, atau PowerPoint.
D. Tambahkan ilustrasi atau gambar pendukung (boleh hasil unduhan bebas hak cipta atau gambar buatan sendiri).

Catatan:
 Infografis dalam bentuk digital (PDF/JPG) atau cetak ukuran A4.