Kamis, 23 Januari 2020

Nian Gao

Menyantap dan membagikan kue keranjang saat Imlek tiba sudah menjadi tradisi turun temurun yang diwariskan oleh leluhur orang-orang Tionghoa.

Berbagai hidangan khas Imlek dipercaya memiliki filosofi kemakmuran. Salah satunya adalah kue keranjang.

Kue cokelat manis ini dibawa oleh para orang-orang Tiongkok yang migrasi ke Indonesia sejak 1-6 SM.

Kue keranjang terbuat dari adonan tepung ketan dan gula yang dicetak dalam sebuah keranjang kecil berbentuk bulat dan berlubang.

Itu sebabnya kue ini disebut kue keranjang.

Kue keranjang itu lengket, kenyal, dan manis rasanya, mirip dengan dodol. Oleh karena itu, di Jawa Barat kue ini disebut dodol cina.

Nama kue ini sebenarnya nian gao. Nian artinya tahun. Gao artinya kue.

Nian gao adalah kue tahunan yang hanya keluar setahun sekali yaitu sekitar tahun baru Imlek.

Kue keranjang memiliki filosofi atau simbol-simbol yang melambangkan kemakmuran, diantaranya adalah:

Kuenya lengket melambangkan persaudaraan yang semakin erat dan rukun.

Rasanya manis melambangkan kehidupan yang ceria, penuh keberuntungan dan siapa yang memakannya akan berkata baik-baik.

Bentuknya bulat melambangkan persatuan, kerukunan, keceriaan, keberuntungan, dan kesuksesan.

Kue Sesaji dan Kue Keberuntungan

Kue keranjang adalah kue sesaji.

Kue ini ditaruh di meja altar sejak seminggu sebelum Imlek dan baru boleh dimakan setelah hari raya Cap Go Meh.

Cap Go Meh dirayakan 15 hari setelah Imlek.

Secara tradisi, kue keranjang adalah kue pertama yang dimakan di tahun baru Imlek.

Dengan menyantap kue yang manis itu, diharapkan sepanjang tahun itu hidup akan berjalan dengan manis penuh keberuntungan.

Kue ini pun tak boleh disajikan sembarangan.

Paling tidak jangan menyajikannya dalam jumlah empat potong.

Karena bagi orang Tionghoa, empat atau shi artinya mati dan bukan merupakan hal baik atau akan bernasib sial.

Lebih baik menyajikannya dalam jumlah ganjil.

Kalau pun akan disajikan dalam jumlah genap, paling baik disajikan enam buah.

Dan yang tak boleh dilupakan, kue keranjang disusun menjulang ke atas dengan makna agar segala doa bisa tersampaikan kepada dewa-dewa di atas.

Rabu, 08 Januari 2020

Aliran dalam seni lukis

Seni lukis merupakan salah satu cabang dari seni rupa. Seni lukis yaitu seni yang mengapresiasikan kreatifitas seorang seniman melalui bidang dua dimensi, seperti kanvas, kertas, papan dll. Seni lukis memiliki beragam aliran yang semakin hari semakin berkembang. Berikut macam - macam aliran seni lukis :


Sukarno oleh Basuki Abdullah (Naturalisme)

Aliran Naturalisme adalah aliran yang berusaha menampilkan suatu objek lukisan secara alami. Aliran naturalisme ini memang mirip dengan realisme, bedanya naturalisme memiliki suatu tambahan agar menjadi lebih indah.

Ciri - ciri :

    Kebanyakan bertemakan tentang alam
    Memiliki teknik gradasi warna
    Memiliki susunan perbandingan. perspektif, tekstur, perwarnaan serta gelap terang dikerjakan seteliti mungkin

Tokoh - tokohnya :

    Raden Saleh
    Abdullah Sudrio Subroto
    Basuki Abdullah
    Gambir Anom
    Trubus


Penangkapan Pangeran Diponegoro" karya Raden Saleh (1857). (Romantisme)

 Aliran Romantisme adalah aliran yang berusaha menampilkan suatu lukisan dengan fantastik dan indah. Aliran ini menampilkan tentang suatu hal yang bersifat romance, seperti suatu pemandangan alam, tragedi, ataupun sejarah.

Ciri - ciri :

    Lukisan mengandung cerita yang dahsyat dan emosional.
    Penuh gerak dan dinamis.
    Warna bersifat kontras dan meriah.
    Pengaturan komposisi dinamis.
    Mengandung kegetiran dan menyentuh perasaan.
    Kedahsyatan melebihi kenyataan

Tokoh - tokohnya :

    Raden Saleh
    Eugene Delacroix
    Theodore Gericault
    Jean Baptiste.


Stone Breakers oleh Gustave Courbet (Realisme)

 Aliran Realisme yaitu aliran yang menampilkan karya lukis apa adanya sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari - hari dan berusaha agar lukisan seperti nyatanya tanpa ada tambahan lain.

Ciri - ciri aliran ini yaitu :

    Kebanyakan menampilkan tentang kehidupan sehari - hari.
    Lukisan apa adanya.
    Lukisan juga terlihat menyatu antara objek satu dengan objek lainnya.

Tokoh - tokohnya :

    Gustove Corbert
    Fransisco de Goya
    Honore Umier


Dream Caused Flight Bumblebee around Pomegranate Second Before Awakening (1944)
Salvador Dali (Surealisme)

 Aliran Surealisme yaitu aliran yang erat kaitannya dengan dunia fantasi, seolah - olah kita melukis dalam dunia mimpi. Lukisan surealisme juga biasanya memiliki bentuk atau lukisan yang tidak logis serta seperti khayalan.

Ciri - ciri :

    Lukisan aneh dan asing.
    Penuh dengan fantasi dan khayalan.

Tokoh - tokohnya :

    Joan Miro
    Salvador Dali
    Andre Masson
    Sudiardjo
    Amang Rahman


Bouquet of Flowers on the Veranda by Henri Matisse 80cm x 50cm Oil on canvas (Fauvisme)

Aliran Fauvisme adalah aliran yang memberikan kebebasan berekspresi, sehingga banyak objek lukisan yang dibuat kontras dengan aslinya.

Ciri - ciri :

    Seni lukisannya ialah warna-warna yang liar dan kontras.
    Warna-warna yang dipakai jelas tidak lagi disesuaikan dengan warna aslinya
    Penggunaan garis dalam fauvisme disederhanakan sehingga pemirsa lukisan bisa mendeteksi keberadaan garis yang jelas dan kuat.

Tokoh - Tokoh :

    Henry Matisse
    Andre Dirrain
    Maurice de Vlamink
    Rauol Dufi
    Kess Van Dongen.


Starry Night oleh Vincent Van Gogh (Ekspresionisme)

Aliran Ekspresionisme adalah suatu aliran yang memberikan kebebasan distorsi bentuk dan warna untuk melahirkan emosi ataupun menyatakan sensasi dari dalam (baik objeknya maupun senimannya).

Ciri - ciri :

    Lebih banyak mengungkapkan jenis emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia seseorang
    Ungkapan isi hati seseorang.
    Imajinasi seseorang
    Pemilihan Warna diutamakan
    Ekspresionisme menjaga jiwa dan menemukan ‘Sturm und Drang' dan pancarannya keluar merupakan media yang baik untuk melukiskan emosinya kepada orang lain.

Tokoh - Tokoh :

    Vincent Van Gogh
    Paul Gaugiuin
    Ernast Ludwig
    Affandi
    Zaini
    Popo Iskandar


Self Portrait oleh Affandi (Ekspresionisme)

Aliran Ekspresionisme adalah suatu aliran yang memberikan kebebasan distorsi bentuk dan warna untuk melahirkan emosi ataupun menyatakan sensasi dari dalam (baik objeknya maupun senimannya).

Ciri - ciri :

    Lebih banyak mengungkapkan jenis emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia seseorang
    Ungkapan isi hati seseorang.
    Imajinasi seseorang
    Pemilihan Warna diutamakan
    Ekspresionisme menjaga jiwa dan menemukan ‘Sturm und Drang' dan pancarannya keluar merupakan media yang baik untuk melukiskan emosinya kepada orang lain.

Tokoh - Tokoh :

    Vincent Van Gogh
    Paul Gaugiuin
    Ernast Ludwig
    Affandi
    Zaini
    Popo Iskandar


Ssoleil Levant 1872 Claude Monet (Impression)

 Aliran Impresionisme adalah seni yang berusaha menampilkan kesan yang ditangkap objek. Aliran Impresionisme juga biasanya memiliki gambar yang agak kabur dan tidak mendetail.

Ciri - ciri :

    Goresan kuas pendek dan tebal dengan gaya mirip sketsa, untuk memberikan kemudahan pelukis menangkap esensi subjek daripada detailnya.
    Warna didapat dengan sesedikit mungkin pencampuran pigmen cat yang digunakan. Diharapkan warna tercampur secara optis oleh retina.
    Bayangan dibuat dengan mencampurkan warna komplementer (Hitam tidak digunakan sebagai bayangan).
    Cat tidak ditunggu kering untuk ditimpa dengan warna berikutnya.
    Pengolahan sifat transparansi cat dihindari.
    Meneliti sedetail mungkin sifat pantulan cahaya dari suatu objek untuk kemudian diterapkan di dalam lukisan.
    Dikerjakan di luar ruangan (en plein air)

Tokoh - Tokoh :

    Claude Monet
    Aguste Renoir
    Casmile Pissaro
    Sisley
    Edward Degas
    Mary Cassat


Chicks from avignon karya Pablo Picasso (Kubisme)

 Aliran Kubisme adalah aliran yang memiliki bentuk-bentuk geometris seperti segitiga, segi empat, lingkaran, silinder, bola, kerucut, kubus dan kotak-kotak.

Ciri - ciri :

    Memiliki bentuk geometris
    Memiliki perpaduan warna yang sangat perspektif.

Tokoh - Tokoh :

    Gezanne
    Pablo Picasso
    Metzinger
    Braque
    Albert Glazes
    Fernand Leger
    Robert Delaunay


Untitled karya Hans ARP th 1966 ukuran 50,5 x 33 cm (Dadaisme)

 Aliran Dadaisme adalah aliran yang menyajikan karya artistic dari bentuk yang seram, magic,mengerikan, kekanak-kanakan (naive), terkadang mengesankan.

Ciri - ciri :

    Seni yang tidak mau ilusi atau ketiadaan ilusi.
    Dominasi warna hitam, merah putih hijau dengan pewarnaan primer, tajam dan kontras

Tokoh - Tokoh :

    Roull Haussmann
    Duchamp
    Hans Arp