Selasa, 29 Oktober 2019

Situs Buni, peninggalan sejarah Betawi

Nama Betawi berasal dari tanaman Betawi Akasia. Tanaman ini tumbuh banyak di daerah Bekasi, terutama di Kampung Taruma Jaya. Selain itu, tanaman ini juga tumbuh di daerah Kapuas Hulu, Kalimantan Barat dengan nama Bekawi. Tanaman ini dapat tumbuh hingga 4 meter. Daunnya disebut ketepeng. Daun Ketepeng efektif untuk pengobatan penyakit kulit. Selain itu, penggunaan pohon Betawi adalah akar umbi yang dapat digunakan sebagai pegangan senjata tajam seperti keris, golok dan pisau.




Perbatasan wilayah budaya Betawi di Barat adalah Sungai Cisadane, di sebelah timur aliran Sungai Citarum dan Cilamaya, di Selatan adalah Cibinong, Cileungsi, sementara di utara ada pulau seribu.
Di Zaman Batu, orang-orang Betawi diketahui telah tinggal di Jakarta dan sekitarnya. Terbukti dengan penemuan Kapak Batu yang menyebar di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Barat dan Jakarta Timur.














Kebesaran budaya Betawi di situs Batu Jaya Tarumajaya, warisan abad ke-2.
Orang Bekasi memiliki sejarah panjang peradaban di wilayahnya. Para ilmuwan bahkan mencatat Bekasi yang sangat terkenal di masa lalu. Yang kini dapat dilacak di situs BUNI.

Situs Buni terletak di Desa Buni Pasar Mas, Desa Buni Bakti, Distrik Babelan, Kabupaten Bekasi. Di daerah ini, banyak artefak ditemukan atau benda arceologis prasejarah.

Dikatakan, di tempat ini para arkeolog menemukan situs makam prasejarah dari nenek moyang Bekasi sekitar 2.000 tahun lalu. Dalam kerangka manusia ditemukan ada benda-benda prasejarah yang berharga budaya yang tinggi.

Banyak versi juga menyebutkan siapa awal menemukan situs buni sebelum arkeolog tiba dan memulai pelacakan historis di tempat ini sekitar tahun 1960. Salah satu dari mereka adalah Masnah, nenek dari suami Atikah. Menurut Atikah, Masnah pertama kali menemukan salah satu objek yang ternyata merupakan artefak dari situs BUNI pada tahun 1958.

Objek yang ditemukan oleh warga di situs BUNI sangat beragam. Antara lain, roda persegi, manik-manik, perhiasan emas, pot, kendi, batang besi, ke piring arekamedu dari India.

Menurut para peneliti, situs BUNI adalah peninggalan kerajaan pasir Segara yang telah berdiri jauh sebelum Kerajaan Tarumanegara muncul pada abad ke-4. Dikatakan, sebelum Masehi di Tatar Pasudan memiliki 46 kerajaan kuno, salah satunya adalah pasir Segara yang memusatkan pemerintahannya di pantai utara Bekasi.

Ali Anwar, Sejarawan budaya Betawi, bahkan dalam bukunya "Sejarah Kabupaten Bekasi", mengatakan bahwa peradaban Buni adalah cakupan yang sangat luas. Membentang di sepanjang pantai utara Jawa Barat, terutama Bekasi, Jakarta, Tanggerang, Karawang, dan Subang.

Menurut Ali, pemerintah dan rakyat Bekasi pada waktu itu memiliki hubungan komunikasi dengan pusat peradaban lain di daerah sekitarnya. Bahkan hubungan antarpulau dan benua, jadi tidak salah menemukan artefak piring areKamedu dari India. "Tarumanegara adalah puncak dari peradaban Buni yang berlangsung selama ratusan tahun," kata Ali.

Minggu, 06 Oktober 2019

Logo Jurnalis


Deskripsi :
Logo jurnalistik SMKN 9 Jakarta berbentuk bulat hitam, didalamnya ada tulisan melingkar mengelilingi bagian dalam warna hitam, bagian atas bertuliskan JURNALISTIK, sedangkan bagian bawah bertuliskan SMK NEGERI 9 JAKARTA.
Bagian lebih dalam lagi terdiri dari 6 kipas dengan 3 warna merah, kuning dan hijau yang di buat bergantian berputar.
Dibagian pusat lingkaran ada logo SMK  9 Jakarta.

Filosofi :
Logo Jurnalistik SMKN 9 Jakarta ini mengambil inspirasi dari difragma/rana dalam kamera.
Diafragma/rana berfungsi sebagai pengatur ruang ketajaman dari gambar yang akan dihasilkan.
Dari fungsi difragma/rana inilah, diharapkan anggota jurnalis dapat berfikiran tajam dan dapat fokus dalam melihat segala sesuatu.
Warna hitam dan putih dalam lingkaran dan kata JURNALISTIK SMK NEGERI 9 JAKARTA diharapkan agar para anggota dapat melihat segala sesuatu dari dua sisi, hitam dan putih.
Warna merah, kuning dan hijau mewakili warna jurusan yang ada di SMKN 9 JAKARTA (saat itu). Ketiga warna ini memutar dan saling melengkapi satu sama lain, diharapkan agar semua anggota dapat saling bersinergi dan saling melengkapi satu sama lain.
Pada bagian dalam terdapat logo SMKN 9 JAKARTA, hal ini memiliki makna bahwa SMKN 9 JAKARTA lah yang menyatukan kita, ketiga warna mengelilingi dan melindungi SMKN 9 JAKARTA bagaikan jantung yang menjadi pusat kehidupan.
Pemilihan difragma sebagai sumber inspirasi dalam sebuah logo organisasi mungkin banyak yang memilihnya, namun bukan karena plagiatisme, hal ini karena kami memiliki sumber inspirasi yang sama, diharapkan suatu saat nanti, kami dapat bersinergi dengan organisasi lain di luar sana yang memiliki visi, misi dan pandangan yang sama.