1. Betawi
Nama BETAWI berasal dari tanaman jenis akasia betawi. Tanaman ini tumbuh banyak di daerah Bekasi, terutama di Kampung Taruma Jaya. Di daerah lain di Indonesia, tanaman ini tumbuh di daerah Kapuas Hulu, Kalimantan Barat dengan nama bekawi. Tanaman ini dapat tumbuh sampai 4 meter. Daunnya disebut ketepeng. Daun ketepeng berkhasiat untuk pengobatan penyakit kulit. Selain itu kegunaan pohon betawi adalah pada akar umbinya yang dapat dijadikan gagang senjata tajam seperti pisau, keris dan golok.
Nama Kapuk Muara sendiri adalah kombinasi Kapuk dan Muara. Pohon Kapuk Randu (Ceiba Pentandra) di masa lalu biasanya digunakan untuk mengisi kasur dan bantal sehingga lembut seperti tempat tidur, tentu saja sebelum penemuan bahan sintetis seperti sekarang.
Dalam beberapa abad yang lalu di daerah Kapuk Muara ada banyak pohon Kapuk Randu tumbuh di sekitar muara sungai / waktu yang menjorok ke laut. Sehingga dikatakan bahwa dari mana asal nama Kapuk Muara.
3. Menteng
Sebelum menjadi rumah elit seperti sekarang, daerah Menteng ketika itu adalah hutan yang memiliki banyak buah-buahan, terutama banyak pohon buah menteng, sehingga orang-orang menyebut daerah dengan nama Kampung Menteng.
Menteng / Ledge / Mundung adalah jenis tanaman batang keras dan kayu, dengan nama ilmiah Baccaurea Racemosa. Pohon asli Pulau Jawa ini menghasilkan buah yang menyerupai buah duku dengan rasa dan rasa manis asam.
4. Bidara Cina
Dalam periode kolonial Belanda, di lokasi itu kelompok etnis Cina menanam pohon Bidara. Itu terjadi sebelum pemberontakan Tionghoa melawan pemerintah Belanda di Batavia pada tahun 1740. Penduduk setempat menyebut kejadian pemberontakan dengan nama tragedi Tiongkok berdarah. Banyak juga percaya bahwa nama Bidara diambil dari kata-kata berdarah dalam tragedi itu.
Bidara atau Widara adalah pohon buah yang tumbuh di daerah tropis. Pohon ini juga mampu bertahan ketika suhu kering dan ekstrem yang berkepanjangan. Buahnya memiliki rasa pahit manis dan asam, kayunya sering digunakan sebagai bangunan yang baik atau bahan bakar, sampai kulit dan akarnya juga obat pencernaan yang berkhasiat dan penyembuh luka.
5. Gandaria
Catatan historis wilayah yang mengambil nama pohon lainnya, dahulu di daerah administrasi kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, banyak yang ditumbuhi pohon Gandaria. Jadi dikatakan bahwa inilah asal muasal dari mana asal nama Gandaria.
6. Duri Kosambi
Menurut catatan sejarah, sebelumnya daerah Duri Kosambi adalah daerah kering dan banyak perkebunan yang dikelola oleh penduduk setempat. Masyarakat menanam berbagai jenis pohon, dari buah-buahan hingga sayuran, dan yang paling berkembang adalah pohon buah, salah satunya adalah pohon Kosambi
Pohon Kosambi adalah duri di batang dan daun, jadi dikatakan bahwa dari asal nama Duri Kosambi yang digunakan oleh masyarakat dari awal mendiami daerah. Tetapi seiring dengan perkembangan kota Jakarta, sekarang tidak ada lagi pohon Kosambi, bahkan tidak ditemukan bekasnya.
7. Pulo Gadung
Gadung (Dioscorea Hispida atau Dioscoreaceae) adalah jenis tanaman bantalan yang umumnya digunakan sebagai tanaman pangan. Gadung menghasilkan umbi yang dapat dimakan, tetapi mengandung racun yang dapat menyebabkan pusing dan muntah jika mereka tidak benar dalam pemrosesan. Produk Gadung yang paling terkenal adalah dalam bentuk keripik meskipun di rebus juga bisa dimakan. Umbi juga dapat digunakan sebagai arak (difermentasi) sehingga di Malaysia juga dikenal sebagai ubi arak, selain peercharies. Di Indonesia, memiliki nama seperti Janeng (Aceh), Janjang (Minang), Bitule (Gorontalo), Gadu, (Bima), Gadung (Bali, Jawa, Madura dan Sunda) IWI (SASAK), AX (SASAK), Salapa (Bugis) dan Sikapa (Makassar).
8. Wijayakusuma
Wijayakusuma (Epiphyllum Anguliger) mencakup jenis pabrik kaktus yang memiliki kelas Dichotiledonea, dan dapat hidup di daerah dengan iklim moderat ke iklim tropis.
Dikatakan bahwa seorang karakter bernama Ki Ageng Selo mengakui bahwa pada tahun 1970, Pak Harto telah diminta menanam Wijaya Kusuma di istana negara yang diambil oleh Soedjono dari Pulau Nusakambangan. Tujuannya adalah bahwa pada tahun 1973 Pak Harto kembali terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia lagi.
Karena namanya mirip dengan nama Jawa, banyak orang berpikir jika tanaman bunga Wijayakusuma adalah tanaman asli Indonesia. Meskipun tanaman ini sebenarnya dari Venezuela, Amerika Selatan. Tanaman Wijayakusuma di masa lalu dibawa oleh pedagang Cina ke Indonesia di Kerajaan Majapahit.
Bunga yang disebutkan dengan Ratu malam ini memiliki bunga putih besar yang seperti gading, dan terlihat seperti tanaman yang sangat eksotis. Bunga Wijayakusuma ini memiliki daun hijau, berbentuk datar, pada ujung di sekitar daun ada kurva kecil, keras.
Bunga Wijayakusum adalah bunga yang unik dan langka yang cukup umum di Indonesia. Yang membuat "bunga kemuliaan" nama lain dari bunga Wijayakusuma ini jarang terjadi karena tanaman itu sulit diperoleh. Tetapi kesempatan untuk menonton bunga ini mekar sangat jarang.
Karena kelangkaan, sampai mengembangkan mitos bahwa siapa pun yang bisa mendapatkan bunga Wijayakusuma mekar akan mendapatkan keberuntungan. Dalam kekuatan bunga, disebut sebagai peninggalan milik Bathara Kresna, persidangan Allah Wisnu menyanyikan pencari alam semesta.
Di antara Istana Kasunanan Surakarta dan Yogyakarta, Bunga Wijayakusuma diyakini memiliki hubungan dekat dengan raja-raja Majapahit di masa lalu. Di budaya Istana Yogyakarta dan Surakarta, kandidat raja baru diminta untuk memilih bunga Wijayakusuma yang mekar sebelum naik tahta. Raja yang berhasil membuatnya diyakini sebagai kemuliaan bagi Kerajaan yang dipimpin nanti.
9. Kelapa sawit
Elaeis (dari bahasa Yunani, yang berarti "minyak") adalah genus Arecaceae yang memiliki dua spesies, yang disebut kelapa sawit. Pabrik ini digunakan untuk bisnis pertanian komersial dalam produksi minyak sawit. Palm African Palm Elaeis Guineensis (nama spesies Guineensis mengacu pada negara asalnya) adalah sumber utama minyak sawit. American Oil Palm, Elaeis Oleifera (dari Oleifer Latin, yang berarti "produsen minyak") adalah tanaman asli Amerika tropis, dan digunakan secara lokal untuk produksi minyak.
Palm Oil adalah tanaman industri sebagai bahan baku untuk minyak goreng, minyak industri, dan bahan bakar. Kelapa sawit ini memiliki peran penting dalam industri minyak, yang dapat menggantikan kelapa sebagai sumber bahan baku. Perkebunan menghasilkan laba besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Di Indonesia, penyebaran di daerah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Ada beberapa spesies kelapa sawit yaitu E. Guineensis Jacq., E. oleifera, dan E. Odora. Varietas atau jenis minyak kelapa sawit diklasifikasikan berdasarkan dua karakteristik, yaitu ketebalan endocarp dan warna buah. Pengembangan ketebalan endocarp, kelapa sawit diklasifikasikan sebagai tiga varietas yaitu Dura, Pisifera, dan Tenera, sedangkan sesuai dengan warna buah, kelapa sawit diklasifikasikan ke dalam tiga varietas yaitu nigrescens, virescens, dan albescens. Secara umum, kelapa sawit terdiri dari beberapa bagian, yaitu akar, batang, daun, bunga dan buah. Bagian dari kelapa sawit yang diperlakukan menjadi minyak adalah buah.